Ji Heon menunggu penjelasan dari Eun Seol, tapi Eun Seol tetap membisu.
Maka Ji Heon meminta Eun Seol untuk pulang sendiri kali ini. Jelas
sekali kalau ia marah. Eun Seol pun menyadarinya. Semalaman ia berpikir,
begitu juga dengan Ji Heon.
Namun keputusan yang mereka ambil berbeda 180 derajat. Eun Seol
memutuskan untuk menelepon Ji Heon, namun Ji Heon malah tak
menggubrisnya. Ia terus bermain game walaupun handphonenya berdering
dan berkedip-kedip memanggilnya.
Akhirnya Ji Heon tak tahan dan keluar kamar dan handphonenya masih
dibiarkan berdering. Ia kemudian mengkonfrontasi ayahnya, apa alasan
ayah menyuruhnya putus dengan Eun Seol?
Ayah yang diam seribu bahasa membuat Ji Heon marah. Kenapa Ayah dan Eun Seol sama-sama tak mempercayainya? Apakah ia memang anak dan pacar yang tak berguna?
Akhirnya ayah menceritakan kalau Eun Seol menemukan dokumen penggelapan pajak DN grup. Ia juga meminta Ji Heon untuk bersiap-siap menghadapi penyelidikan. Tapi apakah Eun Seol benar-benar orang yang membocorkan dokumen itu? Ayah sendiri juga belum begitu yakin. Ji Heon marah dan meminta ayah untuk menerima konsekuensi akibat perbuatan ilegalnya.
"Aku melakukannya ini untukmu." |
Kata-kata itu yang membuat Ji Heon semakin marah. Semua ini demi Ji
Heon? Ia tertawa miris dan mengatakan pada ayahnya kalau ia akan
menyudahi semuanya, baik dengan ayahnya maupun dengan Eun Seol.
Ji Heon keluar rumah, dan duduk termangu di taman. Sementara itu tak
jauh dari Ji Heon, Eun Seol duduk di gerbang luar rumah Ji Heon mencoba
meneleponnya.
Keesokan harinya, Eun Seol kembali datang ke rumah Ji Heon namun ditahan
oleh Sekretaris Jang. Apakah Eun Seol sudah gila? Tapi Eun Seol
bersikeras ingin menemui Presdir Cha untuk menjelaskan kesalahpahaman
kemarin. Sekretaris Jang menahannya dan memintanya untuk diam sampai masalahnya
reda.
Eun Seol tak mau karena menuruti sarannya untuk tak memberitahukan Presdir Cha dan Ji Heon, sekarang mereka salah paham padanya. Tapi Sekretraris Jang tetap memaksanya untuk segera pergi karena tak mau membuat Presdir Cha semakin marah. Eun Seol pun akhirnya menurut.
Eun Seol tak mau karena menuruti sarannya untuk tak memberitahukan Presdir Cha dan Ji Heon, sekarang mereka salah paham padanya. Tapi Sekretraris Jang tetap memaksanya untuk segera pergi karena tak mau membuat Presdir Cha semakin marah. Eun Seol pun akhirnya menurut.
Dan di kantor, ia harus berhadapan dengan sekretaris lainnya yang
menuntut penjelasan Eun Seol karena mereka mendapat permintaan untuk
mengemasi barang-barang Eun Seol dari ruang sekretaris. Belum sempat
Eun Seol menjelaskan lebih banyak, Ji Heon datang dengan muka masam dan
teman-teman sekretarisnya menyadari kalau, tak seperti biasanya, ia
malah tak menghiraukan Eun Seol.
Eun Seol segera menyusul Ji Heon untuk memberitahukan hal yang kemarin
ditanyakan oleh Ji Heon. Dengan dingin Ji Heon menolak, karena mereka
telah berjanji untuk tak membicarakan hal-hal personal di kantor. Namun
Eun Seol mendesak dengannya dan akhirnya Ji Heon mau mendengarkan. Tapi
ia hanya akan mendengarkan hal-hal yang belum ia ketahui dan ia
mengerti, dan ia tidak akan mendengar untuk hal yang ia sudah tahu.
Eun Seol mengatakan kalau ia melihat sesuatu yang rahasia. Ji Heon menyelanya, dokumen rahasia? Ia sudah tahu. Ada lagi? Eun Seol terkejut mendengarnya. Ia kemudian menjelaskan kalau sepertinya ada orang yang tahu hal ini dan memanipulasi keadaan hingga terlihat kalau ia yang melaporkan.
Ji Heon mengatakan kalau Eun Seol bukan tipe orang yang seperti itu. Ia
mengerti dan tak akan salah paham pada Eun Seol. Jadi mereka tak perlu
membicarakan lebih jauh lagi. Eun Seol mengerti namun ia juga ingin
menjelaskan alasannya mengapa ia tak dapat memberitahu hal ini pada Ji
Heon.
Belum sempat ia mengatakan alasannya, ada sekelompok orang dari pengadialan yang datang dan meminta semua orang untuk menghentikan kegiatannya karena mereka mendapat surat izin untuk memeriksa DN Grup.
Dan Nenek akhirnya mengetahui melalui televisi kalau akan ada
pemeriksaan terkait dengan tuduhan penggelapan pajak yang dilakukan oleh
Presdir Cha Bong Man, anaknya dan Cha Ji Heon, cucunya.
Para pengacara DN grup mulai memberitahu apa yang harus dilakukan oleh
Presdir Cha dan Ji Heon. Intinya mereka hanya mengatakan ‘tidak tahu’
atau diam untuk semua pertanyaan yang diberikan pemeriksa.
Presdir Cha mendengarkan setengah hati karena pemeriksaan ini bukan untuk yang pertama kali baginya. Mendengar semua itu, Ji Heon hanya tertawa kecil, mereka ini lucu sekali dan mereka bahkan sedang tidak bermain komedi. Ia pun meninggalkan ruangan kerja ayahnya, membuat Presdir Cha berteriak marah mengatai Ji Heon anak nakal.
Manager Park mengikuti rapat itu dengan sedikit ketakutan, apalagi saat Presdir Cha memperingatkan kalau ia akan menghukum orang yang berkhianat padanya.
“Hidup adalah mati dan mati adalah hidup. Orang yang ingin mati akan dapat hidup, begitu juga sebaliknya. Siapa yang mau cari selamat sendiri pasti akan mati.” |
“Ah.. senang mendengarnya, Pak. Dokter Kim sudah memesankan satu kamar VIP untuk Bapak.” |
“Baik, Pak. Akan lebih baik kalau saya memanggil ambulans, ya..” |
Ibu Na Yoon menerima pengaduan Manager Park yang ketakutan, dan mengeluh
kalau Manager Park sangatlah aneh. Sebentar-sebentar ia mengatakan tak
ingin dipenjara, tapi sekarang Manager Park mengatakan tak masalah jika
ia dipenjara.
Ibu Moo Won tak percaya pada kelakuan temannya yang menyelidikinya, bahkan mengambil mata-matanya. Ia memperingatkan agar ibu Na Yoon tak menyeretnya ke dalam kasus ini, atau kalau tidak ia akan menjambak rambut ibu Na Yoon.
Ibu Na Yoon terkesiap mendengar ancaman ibu Moo Won. Na Yoon datang dan
langsung menuduh ibunya yang menjadi dalang di balik semua ini. Tapi ibu
Na Yoon berpura-pura polos tak tahu apa-apa. Hanya saja ibu Moo Won
bangkit meninggalkan ibu dan anak itu sambil membenarkan perkataan Na
Yoon.
Ji Heon kembali ke ruangannya dan melihat Eun Seol sedang memunguti
kertas-kertas yang berantakan akibat pemeriksaan tadi. Ia menyuruh Eun
Seol menyiapkan mobil sekarang juga. Dalam bahasa Korea, kata mobil dan
teh memiliki bunyi yang sama dan Eun Seol mengusulkan untuk menyiapkan
teih hijau untu Ji Heon.
Tak seperti biasanya, Ji Heon tak menanggapi kesalahan Eun Seol. Ia menelepon Sekretaris lainnya untuk langsung untuk mempersiapkan mobil, membuat Eun Seol menyadari kesalahannya dan meminta maaf.
Menanggapi permintaan maaf Eun Seol, Ji Heon hanya berkata dingin,
Dan Ji Heon langsung pergi meninggalkan Eun Seol. Buru-buru Eun Seol
mengambil tasnya dan mengejar bosnya, meninggalkan sekretaris lainnya
yang mulai sibuk bergosip. Kabarnya, Eun Seol adalah orang yang
membocorkan rahasia perusahaan?
Tiba-tiba pintu ruang Moo Won terbuka dan Moo Won menghardik para
sekretaris agar menghentikan gosip itu, bukan malah menyebarkannya. Noh
Eun Seol bukan orang yang membocorkan rahasia, jadi jangan membicarakan hal itu atau menyebarkannya.
Pintu lift yang membawa Ji Heon turun hampirmenutup dan hampir membentur
Eun Seol yang ingin masuk. Refleks Ji Heon menahan pintu. Dengan acuh
Ji Heon bertanya apakah Eun Seol baik-baik saja? Eun Seol mengiyakan.
Eun Seol meminta kesempatan untuk meneruskan apa yang mereka bicarakan sebelum terpotong oleh kedatangan pemeriksa, Setidaknya Ji Heon memberikan kesempatan Eun SEol untuk meminta maaf. Tapi Ji Heon tak mau. Ia malah memalingkan mukanya, membuat Eun Seol meraih muka Ji Heon dan memaksanya untuk memandangnya. Ji Heon mengingatkan Eun Seol apa yang baru saja ia lakukan?
Eun Seol meminta kesempatan untuk meneruskan apa yang mereka bicarakan sebelum terpotong oleh kedatangan pemeriksa, Setidaknya Ji Heon memberikan kesempatan Eun SEol untuk meminta maaf. Tapi Ji Heon tak mau. Ia malah memalingkan mukanya, membuat Eun Seol meraih muka Ji Heon dan memaksanya untuk memandangnya. Ji Heon mengingatkan Eun Seol apa yang baru saja ia lakukan?
Tiba-tiba pintu lift terbuka sehingga Eun Seol melepaskan tangannya dan beberapa pegawai masuk. Mereka melirik diam-diam ke arah Eun Seol. Rupanya gosip itu memang sudah menyebar.
Di lobi kantor mereka bertemu dengan Presdir Cha yang terbaring di
tempat tidur dorong. Melihat Eun Seol, ia menghardik Eun Seol yang masih
berani muncul di hadapannya. Eun Seol buru-buru meminta Presdir Cha
untuk mendengarkannya, karena semuanya ini adalah salah paham. Ji Heon
menarik Eun Seol, menghentikannya bicara.
Ia berkata sarkastik kalau ayahnya sudah semakin mahir. Presdir Cha
kesal, ia benar-benar kesakitan sekarang. Presdir Cha akhirnya meminta
Sekretaris Jang untuk segera membawanya pergi.
Ji Heon menyuruh Eun Seol untuk tak mengikutinya. Ia malu pada Eun Seol, dan banyak wartawan yang nanti menghadangnya. Eun Seol menyarankan untuk keluar lewat parkir basement, tapi Ji Heon menolak. Tak seperti Eun Seol, ia sudah terbiasa menghadapi wartawan. Dan untuk kesekian kalinya, mereka, Ayah preman dan anak papa akan bertemu di headline koran.
Di atas tempat tidur dorong, Presdir Cha kesulitan masuk ke dalam
ambulans karena para wartawan menghadangnya dan memberondongnya dengan
pertanyaan. Ji Heon memandang kerumunan itu, kemudian ia berteriak,
memberi isyarat kalau ia sudah hadir. Dan kerumunan itu mencair dan
mulai mengerubuti Ji Heon, membuat Presdir Cha dapat masuk ke dalam
ambulans.
Namun sekarang Ji Heon yang kesulitan memasuki mobilnya. Para wartawan itu tak mau memberi kesempatan untuk Ji Heon memasuki mobilnya, hingga Ji Heon berkata kalau ia akan menjawab pertanyaan mereka di lain kesempatan mereka bertemu.
Namun sekarang Ji Heon yang kesulitan memasuki mobilnya. Para wartawan itu tak mau memberi kesempatan untuk Ji Heon memasuki mobilnya, hingga Ji Heon berkata kalau ia akan menjawab pertanyaan mereka di lain kesempatan mereka bertemu.
Tiba-tiba Eun Seol menyeruak masuk ke dalam kerumunan itu dan
menghalangi mereka mendekati Ji Heon. Ji Heon langsung masuk mobil, dan
mobilnya pun langsung pergi meninggalkan Eun Seol. Dari spion, Ji Heon
melihat Eun Seol yang didorong kesana kemari. Ia tak tega melihatnya.
Ji Heon menyuruh supirnya menghentikan mobil sekarang juga, tapi
supirnya menyarankan sebaliknya karena berbahaya bagi Ji Heon. Ji Heon
bingung bercampur kesal karena tak dapat melakukan apapun.
Malang bagi Presdir Cha. Sesampainya di rumah sakit, rasa sakitnya
menghilang. Kebetulan nenek orang pertama yang mengunjunginya. Ia
langsung menghardik Presdir Cha karena mempermalukannya. Apakah anaknya
ini tak tahu malu? Presdir Cha menyahut kalau ia sebenarnya juga malu.
Nenek mengusulkan agar menggunakan kesempatan ini untuk mengaku dan menghentikan tindakan finansial yang illegal di dalam perusahaan. Presdir Cha mengatakan kalau ia hampir saja melakukan itu, namun keburu ketahuan semuanya.
Ibu Moo Won meyakinkan anaknya kalau ia benar-benar tak terlibat dalam
masalah yang ditimbulkan ibu Na Yoon. Bahkan ia sudah memperingatkannya.
Ibu meminta Moo Won percaya padanya.
Moo Won mencoba percaya pada ucapan ibunya. Walaupun begitu, ibunya tak dapat menghindari kenyataan kalau ia memiliki andil dalam masalah ini. Dan ia sekarang tak sanggup menghadapi Ji Heon dan Eun Seol, bahkan untuk meminta maaf pada mereka. Ia tak tahu jalan keluarnya untuk memecahkan masalah ini.
Ibu juga sedih akan masalah ini, tapi ia tak dapat meminta maaf pada Presdir Cha karena jika ia ketahuan memiliki andil, ia akan dipecat oleh para pemegang saham. Moo Won memperingatkan ibunya kalau ini kali terakhir ibunya berbuat ulah dalam pertikaian ini, jika tidak ia akan memutus hubungan dengan ibunya, ibu Moo Won terbelalak mendengar peringatan keras dari anaknya.
Na Yoon menemui Moo Won untuk mencari tahu, apakah ibunya yang
menyebabkan kasus ini tereksploitasi? Moo Won mengiyakan, ia juga
mengatakan kalau ibu Na Yoon juga membuat Eun Seol sebagai orang yang
membocorkan dokumen itu.
Mendengar hal itu, Na Yoon mengatakan kalau ia memiliki muka untuk
bertemu dengan Ji Heon dan Eun Seol. Moo Won pun berpikiran sama. Sambil
menangis, Na Yoon bertanya apa yang bisa ia lakukan untuk Eun Seol?
Moo Won tak menjawab, hanya mengomentari Na Yoon yang gampang menangis
jika mendapat suatu masalah. Ia menyuruh Na Yoon untuk kuat dan tak
selalu menangis. Na Yoon menatap Moo Won dari samping, dan Moo Won pun
tertawa menggodanya. Ketahuan juga kalau ia sedang terpesona pada Moo
Won.
Ji Heon membaca berita tentang ayahnya dan teringat kata-kata Eun Seol
untuk memberinya kesempatan bicara dan minta maaf. Ia kemudian bangkit
untuk kemudian pergi.
Myung Ran melihat berita Presdir Cha yang ada di internet. Eun Seol
mengeluh pada Myung Ran, karena dirinyalah, mengutip kata Ji Heon: batu
semesta, semuanya jadi kacau. Myung Ran mengkoreksi kalau hal itu bukan
kesalahannya.
Ia hanya melihat dokumen itu. Untuk menghiburnya, ia menyarankan agar mereka makanan agar Eun Seol mendapat tenaga dan akan merasa lebih baik. Tapi Eun Seol menolaknya karena ia memutuskan untuk pergi. Jika Ji Heon tak datang menemuinya, ia yang akan datang padanya.
Ia hanya melihat dokumen itu. Untuk menghiburnya, ia menyarankan agar mereka makanan agar Eun Seol mendapat tenaga dan akan merasa lebih baik. Tapi Eun Seol menolaknya karena ia memutuskan untuk pergi. Jika Ji Heon tak datang menemuinya, ia yang akan datang padanya.
Moo Won mengantarkan Na Yoon pulang. Na Yoon ingin meminjam uang pada
Moo Won, karena ia ingin pindah dari rumah Eun Seol. Tabungannya
diblokir oleh ibunya, dan sekarang ia hanya hidup dari gaji bulanan.
Jika ia masih tetap di rumah Eun Seol, ia takut ibunya akan terus
mencari gara-gara. Moo Won berjanji untuk meminjamkannya. Na Yoon
menawarkan untuk memanggil Eun Seol, tapi Moo Won menolaknya.
Namun Moo Won tetap harus bertemu, karena mereka berpapasan dengan Eun Seol yang akan pergi menemui Ji Heon. Na Yoon tahu diri dan meninggalkan mereka berdua.
Namun Moo Won tetap harus bertemu, karena mereka berpapasan dengan Eun Seol yang akan pergi menemui Ji Heon. Na Yoon tahu diri dan meninggalkan mereka berdua.
Mulanya Eun Seol ingin langsung pergi, tapi ia menghentikan langkahnya
dan bertanya pada Moo Won. Apakah ibunya ikut andil dalam masalah ini?
Moo Won minta maaf, tapi ia tak dapat menjawabnya. Tapi jawaban itu
sudah cukup bagi Eun Seol.
Tapi hal itu membuat masalah menjadi rumit, karena ia tak dapat membela diri di hadapan Presdir Cha tanpa membawa-bawa nama ibu Moo Won. Moo Won memintanya untuk menceritakan hal yang sebenarnya. Ia menepuk bahu Eun Seol untuk memberi dukungan.
Tapi hal itu membuat masalah menjadi rumit, karena ia tak dapat membela diri di hadapan Presdir Cha tanpa membawa-bawa nama ibu Moo Won. Moo Won memintanya untuk menceritakan hal yang sebenarnya. Ia menepuk bahu Eun Seol untuk memberi dukungan.
Dan ternyata Ji Heon melihat hal itu semua. Ia berbalik dan beranjak
pergi. Moo Won memanggilnya dan menjelaskan kalau ia pasti salah paham
pada mereka. Ji Heon mengatakan kalau tak ada kesalahpahaman. Ia pun
beranjak pergi.
Eun Seol lari menghambur dan memeluk Ji Heon dari belakang. Ia minta
maaf dan mengatakan kalau semua itu adalah kesalahannya. Ji Heon
memegang wajah Eun Seol dan menghapus air matanya.
Di mobil Eun Seol menyuruh Ji Heon untuk memukul dirinya. Dengan nada
ringan, Ji Heon menolaknya. Karena Eun Seol akan memukulnya dua kali
lebih sakit. Ia mengakui kalau pukulan Eun Seol lebih keras darinya.
Jadi apa yang Ji Heon inginkan? Apakah Ji Heon ingin durinya pergi dari
hadapannya?
Ji Heon menepikan mobilnya dan berkata kalau ia mungkin akan
mengatakannya. Tapi sampai saatnya nanti, ia ingin Eun Seol tetap berada
di posisinya sekarang.
Ia menjelaskan kalau kemarahannya bukan ia tujukan pada Eun Seol. Tapi lebih pada dirinya sendiri. Ia ingin masuk ke dunianya Eun Seol, ia ingin menjadi Presiden Direktur yang baik, tapi apa yang ia lakukan sekarang masih belum cukup.
Sekarang ini, ia ingin berpikir ulang, apa arti dirinya bagi Eun Seol. Dan mungkin setelah ini ia akan amat sangat sibuk dengan pemeriksaan pengadilan.
Jadi ia meminta Eun Seol untuk keluar dari mobil (membiarkannya sendiri). Ia percaya karena Eun Seol mahir berkelahi, maka Eun Seol akan baik-baik saja. Eun Seol mematuhi ucapan Ji Heon dan memintanya untuk mematuhinya lain kali.
Setelah itu Sekretaris Jang, Manager Park, Eun Seol, Presdir Cha dan Ji
Heon menjalani pemeriksaan secara terpisah. Eun Seol mengamati kalau
pertanyaan yang diajukan padanya mengindikasikan kalau Ji Heon tak
memiliki bukti keterlibatan penggelapan pajak itu.
Presdir Cha menjalani pemeriksaan di atas kursi roda dan didampingi oleh
Sekretaris Jang dan Ji Heon. Eun Seol yang baru saja keluar dari gedung
penyidik bertukar pandang dengan Ji Heon. Di luar gedung, ia menunggu
Ji Heon yang sedang diperiksa.
Kebetulan ia melihat Manager Park yang sedang menelepon seseorang. Ia
mengikuti Manager Park ke taman sambil menyalakan recorder dari
handphonenya. Usai menelepon, Manager Park berhadapan dengan Eun Seol
yang langsung mengkonfrontasi, dengan siapa Manager Park bicara ? Ibu Na
Yoon atau ibu Moo Won?
Manager Park tak mau menjawab, membuat Eun Seol kesal. Ia menundukkan
kepala meminta maaf pada Manager Park karena selama ini ia tak pernah
memukul orang sakit atau orang tua. Dan ia langsung meninju perut
Manager Park sampai Manager Park terjatuh kesakitan. Ia mencoba bangkit
lagi dan mengatakan akan menuntut Eun Seol.
Eun Seol menantang Manager Park untuk melakukannya dan ia akan
memberikan rekaman pembicaraanya pada Presdir Cha. Manager Park langsung
mengkeret. Tapi Eun Seol merasa satu kali belumlah cukup. Maka ia
memukul Manager Park sekali lagi.
Eun Seol akan mengampuni Manager Park kali ini. Tapi ia tak tahu kalau nanti ia akan menjadi preman lagi seperti sekarang ini. Manager Park kaget, akan ada lain kali? Tapi ia akan menerimanya asal rekaman itu tak jatuh ke tangan Presdir Cha.
Wartawan yang berlarian membuat Eun Seol meninggalkan Manager Park. Melihat Ji Heon yang keluar dari gedung penyidik, ia menarik nafas lega. Ji Heon sepertinya baik-baik saja.
Berita mengenai Ji Heon yang kemungkinan tak terlibat dan Presdir Cha
yang terancam hukuman 5 tahun penjara kembali menjadi headline di media.
Dan Ji Heon kembali dipanggil menjadi anak papa. Bahkan ia dijuluki si
Ikan Badut Nasional. Eun Seol mengeluh, apa yang harus ia lakukan
sekarang? Myung Ran menyarankan agar Eun Seol menceritakan semuanya pada
Presdir Cha. Dan ia menawarkan untuk menemani Eun Seol ke penjara.
Di penjara, Presdir Cha bertanya teman satu selnya, Manager Park, siapa
kira-kira yang membocorkan dokumen itu? Ia berpikir, orang itu pasti
akan keluar negeri setelah pencekalan dicabut. Manager Park tampak pucat
mendengarnya.
Ia tak berani menatap bos-nya. Presdir Cha melanjutkan, jika ia melepas jabatannya nanti, ia akan memiliki banyak waktu untuk mengejar pengkhianat itu sampai kemanapun juga.
Ia tak berani menatap bos-nya. Presdir Cha melanjutkan, jika ia melepas jabatannya nanti, ia akan memiliki banyak waktu untuk mengejar pengkhianat itu sampai kemanapun juga.
Di luar penjara, Eun Seol dan Myung Ran yang hendak menemui Presdir Cha melihatnya dibawa memasuki ambulans.
Sekretaris Jang meminta Ji Heon untuk menjenguk ayahnya di rumah sakit,
karena tak seorang pun mengunjunginya. JI Heon menolak karena seperti
diketahui oleh seluruh rakyat Korea, ayahnya hanya pura-pura sakit saja.
Sekretaris Jang membenarkan, walaupun Presdir Jang kadang-kadang memang
mengeluh sakit dada.
Ia juga menjelaskan kalau sebenarnya Presdir Cha sudah berniat untuk membersihkan hal-hal yang illegal di perusahannya. Namun sebelum terjadi, masalah itu sudah terkuak. Ji Heon masih tak percaya. Ayahnya sudah diberi banyak kesempatan tapi tetap tak sadar juga. Ia tak percaya kalau Presdir Cha adalah ayahnya.
Sekretaris Jang mengatakan kalau bossnya mengatakan hal yang sama
dengannya. Presdir Cha tak percaya kalau Ji Heon adalah anaknya. Nenek
menyela dan mengatakan kalau ia juga tak percaya kalau Sekretaris Jang
adalah sekretaris anaknya.
Namun Nenek menyuruh Ji Heon untuk menemui ayahnya. Jika ingin marah,
marahlah padanya. Jika orang tua bersalah, ia patut dimarahi oleh
anaknya.
Moo Won menemui ibu Na Yoon dan menyerahkan daftar lukisan yang akan ia
sita sebagai jaminan aset pembeliah saham terdahulu jika ia masih
melakukan maneuver seperti dulu. Walaupun panik, tapi Ibu Na Yoon
berpura-pura kalem dan mengatakan kalau ibunya juga memiliki andil
dalam hal ini. Moo Won tak bergeming dan mengatakan iapun akan
melaporkan ibunya.
Ibu Na Yoon tak bergeming. Ia menyilahkan Moo Won melakukannya. Ia tak takut pada ancaman Moo Won. Moo Won juga tak bergeming. Ia masih memiliki Na Yoon yang menyukainya. Ibu Na Yoon terkejut. Bukannya dulu Moo Won menyukai Na Yoon? Moo Won membenarkannya. Tapi ia akan main-main dalam berhubungan dengan Na Yoon jika ibu Na Yoon masih berbuat onar.
Malang, pada saat itu Na Yoon datang dan mendengar semuanya. Ia menangis
dan berlari pergi, dan Moo Won pun mengejarnya. Ia menjelaskan kalau
yang ia katakan tadi hanya untuk ibu Na Yoon.
Moo Won membawanya ke suatu tempat yang ternyata adalah calon apartemen
Na Yoon. Tapi Moo Won tak memiliki waktu untuk menemani Na Yoon melihat
tempat barunya karena ia akan menjenguk Presdir Cha. Na Yoon pun ikut
karena ingin menjenguk.
Dan keempat orang itu pun menuju rumah sakit.
Eun Seol yang pertama kali mencoba masuk, tapi ditahan oleh pengawal di depan pintu. Ruangan ini bukan untuk umum.
Maka ia menyamar menjadi dokter dan mencoba masuk ruangan dengan
beberapa dokter yang lewat. Kedatangannya yang kedua dilihat oleh Ji
Heon dan Na Yoon yang menyadari samaran Eun Seol.
Sayangnya Eun Seol gagal lagi. Para pengawal itu memegang Eun Seol untuk
menghentikannya. Refleks Eun Seol berkelit dan menghajar
pengawal-pengawal itu, membuat Moo Won dan Na Yoon terbengong-bengong
melihat keperkasaan Eun Seol secara live.
Setelah itu Eun Seol masuk dan bersembunyi dalam satu ruangan. Tak ia sangka, ternyata ia masuk ke dalam ruangan Presdir Cha. Tak ia sangka pula, Ji Heon ada di dalam ruangan itu, mendengarkan permintaan ayahnya tentang Eun Seol.
Setelah itu Eun Seol masuk dan bersembunyi dalam satu ruangan. Tak ia sangka, ternyata ia masuk ke dalam ruangan Presdir Cha. Tak ia sangka pula, Ji Heon ada di dalam ruangan itu, mendengarkan permintaan ayahnya tentang Eun Seol.
Ayah meminta Ji Heon untuk tak meneruskan hubungannya dengan Eun Seol.
Ayah tak percaya kalau Eun Seol yang membocorkan dokumen perusahaan,
tapi Eun Seol tetap bukan calon tepat untuk Ji Heon. Karena rasa sukanya
pada Eun Seol, membuatnya lupa kalau semua kejadian yang menimpanya
karena Eun Seol. Saat ia harus menjalani pelayanan masyarakat dan kasus
yang terakhir, semuanya diawali oleh Eun Seol.
Ji Heon tertawa mendengarnya. Setengah adalah salah si kepala cepol, dan
setengahnya lagi salah dari seorang Presiden Direktur kekanak-kanakkan
yang ingin balas dendam.
Ayah mengakui hal itu. Tapi ia melakukannya karena ia mencintai perusahaannya. Ia mungkin harus melepas jabatannya, dan ia ingin Ji Heon yang maju menggantikannya. Tapi hal itu tak akan terjadi jika Ji Heon masih bersama dengan Eun Seol.
Mendengar hal ini, Ji Heon hanya dapat bertanya,
Merasa cukup mendengar semuanya, dengan sedih Eun Seol memutuskan untuk
keluar ruangan. Di depan pintu, pengawal itu segera menangkap Eun Seol.
Mereka memegang jas dokter Eun Seol dan akan membawanya ke kantor polisi
untuk diinterogasi.
Perlahan-lahan Eun Seol melepas jas dan langsung melarikan diri. Hanya
seorang yang pro dan terlatih mampu melakukannya. Para pengawal itu
mencoba mengejar Eun Seol, namun segera ditahan oleh Moo Won dan Na Yoon
yang mengancam akan menggigitnya.
Ayah bertanya apakah Ji Heon yakin mampu memutuskan Eun Seol? Ji Heon
mengatakan ia tak mampu. Tapi jika memang harus, ia akan melakukannya.
Ayah kesal karena tak mengerti kata-kata Ji Heon yang berputar-putar. Apalagi Ji Heon berkata kalaupun ia memutuskan Eun Seol, pastinya bukan karena alasan yang diberikan oleh Ayah.
Ayah kesal karena tak mengerti kata-kata Ji Heon yang berputar-putar. Apalagi Ji Heon berkata kalaupun ia memutuskan Eun Seol, pastinya bukan karena alasan yang diberikan oleh Ayah.
Na Yoon dan Moo Won mengejar Eun Seol dan bertanya apakah ia tak dapat
menemui Presdir Cha? Eun Seol tak menjawab, ia malah bertanya pada
mereka apakah boleh jika ia bertindak tak sopan sekaliii saja pada ibu
mereka?
Moo Won memperbolehkan dan Na Yoon tak menolak. Ia hanya khawatir kalau
nanti Eun Seol memukul mereka. Eun Seol hanya tersenyum tak menjawab
kekhawatiran Na Yoon.
Sepanjang malam, Eun Seol duduk di halte bis memutar ulang apa yang ia
dengar di rumah sakit dan apa yang dikatakan Ji Heon saat di dalam
mobil. Ia berkata pada dirinya sendiri,
“Sebagai sekretarismu, tugasku adalah melindungi dan menjagamu. Dan sekarang hal itu menjadi kebiasaan. Dan aku tak menyadari kalau semuanya akan berakhir karena itu.” |
Ibu Na Yoon mengeluh kalau telepon dari Manager Park sangat
mengganggunya. Ia bahkan menyebut Manager Park sebagai hantu air yang
selalu meminta lebih padanya.
Menurut urban legend Korea, hantu air adalah mereka yang meninggal
karena tenggelam dan kesepian. Karena tak ingin kesepian di dalam air,
mereka biasanya menarik perenang untuk menemani mereka.
Namun kali ini yang menemui mereka bukanlah hantu air, melainkan Eun
Seol dan Myung Ran yang ingin memberi pelajaran pada mereka. Sia-sia
saja ada pengawal yang mencoba meringkus mereka, karena dengan mudah Eun
Seol dan Myung Ran menghajar mereka. Myung Ran bahkan memiting mereka
ketika Eun Seol ‘bertukar sapa’ dengan ibu Na Yoon dan ibu Moo Won.
Eun Seol tahu kalau mereka berdua yang menjebaknya agar tampak seperti
pengkhianat. Namun karena mereka adalah ibu dari orang-orang yang
disayangi Eun Seol maka kedatangannya kali ini hanya untuk
memperingatkan mereka agar tak mengulangi lagi perbuatannya. Jika tidak
Eun Seol akan bertindak lebih dari sekarang, yang tak menganggap ibu Moo
Won dan ibu Na Yoon sebagai wanita dan orang yang lebih tua.
Ibu Na Yoon dan Ibu Moo Won ketakutan, dan berjanji (dengan bahasa
formal, jonmal) kalau mereka tak akan mengulanginya lagi. Eun Seol juga
menyuruh mereka agar tak memecat pengawal yang mereka ringkus. Bukannya
mereka yang tak becus, tapi Eun Seol dan Myung Ranlah yang luar biasa
perkasa.
LOL. Kedua wanita itu semakin ketakutan mendengarnya.
Di luar, Myung Ran bertanya pada Eun Seol, apakah ia sudah merasa lebih
baik? Eun Seol mengiyakan walaupun rasanya tak sebaik yang ia
perkirakan. Karena yang ia lakukan tadi tak membuat Presdir Cha lepas
dari jeratan hukum.
Myung Ran memeluk Eun Seol untuk memberikan dukungan padanya. Namun
hanya sesaat karena ada handphonenya berbunyi. Ji Heon! Serta merta Eun
Seol mendorong Myung Ran membuat Myung Ran menggerundel kalau semuanya
pasti akan lupa kalau berhubungan dengan cowok.
Ternyata Ji Heon memintanya untuk bertemu. Kabar itu bagi Myung Ran
menggembirakan, tapi Eun Seol merasa kalau suara Ji Heon sedikit aneh.
Eun Seol berdandan secantik mungkin dan membuat Ji Heon terkesima,
mengapa Eun Seol berdandan secantik ini? Eun Seol berdalih kalau ia
memang selalu cantik dan meminta kalau biarlah mereka melupakan semua
masalah yang ada dan menikmati kencan mereka.
Dan mereka pun pergi ke pinggiran kota. Ji Heon mengajari Eun Seol menunggang kuda dan piknik di padang rumput.
Mereka pun duduk di rumput dan piknik di sana.Mereka memakan bekal,
saling menyuapi dan bercanda ria. Hmm.. mengapa kejadian ini
mengingatkan saya pada Boys Before Flowers? Apakah sebentar lagi ..
Ji Heon membawa Eun Seol kembali, namun tidak pulang ke rumah. Ia
membawanya ke taman tempat ia kabur dan tersesat ketakutan. Saat itu Eun
Seol selalu menemukannya. Mereka bergandengan tangan menikmati udara
sore.
Namun perlahan Ji Heon melepaskan tangan Eun Seol dan berkata, “Aku ingin mengistirahatkan hubungan kita sekarang.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar