Eun Seol membentak mereka berdua. Walaupun ia merasa bersyukur dan
beruntung hingga ingin menangis, tapi karena keberuntungan itulah
sekarang rasanya ia tak dapat bernafas dan tenggorokannya terasa
tercekik.
Ia mencekik lehernya membuat Ji Heon khawatir dan membujuk Eun Seol agar
tenang. Tapi Eun Seol malah memukulnya dan memepetnya ke dinding
sambil mengatakan jika Ji Heon, yang hanya sebentar menjadi pegawai
paruh waktu, memang ingin memasuki dunianya, ia tak akan melarang. Tapi
jika nanti ia mati karenanya, jangan salahkan Eun Seol!
Eun Seol mengepalkan tangannya ke arah Ji Heon, yang membuat Ji Heon
otomatis langsung menunduk. Moo Won tersenyum melihatnya. Tapi senyum
itu tak bertahan lama karena Eun Seol mendorong Moo Won hingga Moo Won
kaget melihat perangai Eun Seol. Apakah Moo Won terkejut melihatnya
seperti ini? Inilah Eun Seol yang sebenarnya. Apa yang harus
dilakukannya jika mereka berdua menyukainya? Tubuhnya tak dapat dibelah
dua.
Ia kemudian mengepalkan tangannya, hendak memukul Moo Won juga, tapi ia
tak sanggup. Kenapa? Karena Moo Won bukan orang jahat. Bahkan
sebenarnya, dirinyalah yang jahat. Ia memukul-mukul kepalanya sambil
merutuki kalau dirinyalah orang jahat.
Ji Heon dan Moo Won berteriak mencegah Eun Seol memukuli kepalanya lagi,
namun hal itu malah membuat Eun Seol tersadar kalau tadi ia hendak
memukul kedua sepupu Cha itu. Moo Won menggeleng dan Ji Heon mulai
khawatir dan meminta Eun Seol untuk kembali ke akal sehatnya. Tapi Eun
Seol malah meminta mereka pulang dan terbirit-birit masuk ke dalam
rumah.
Moo Won dan Ji Heon saling bertatapan dan bertanya, “Sebenarnya apa yang baru saja terjadi?”
Have you see that love makes you crazy? She is the proven one.
Di rumah, kedua bukan sahabat -Myung Ran dan Na Yoon- sedang menonton
acara gulat. Myung Ran menyuruh Na Yoon untuk meminta orangtuanya
menginvestasikan uangnya ke olahraga gulat. Namun Myung Ran menolak
karena gulat bukan olahraga yang populer. Mereka, orang kaya, tak akan
mau membelanjakan pada sesuatu yang tidak menghasilkan. Myung Ran kesal
mendengar jawaban Na Yoon dan secara ‘tak sengaja’ memukulnya.
Na Yoon terjatuh ke samping dan ia melihat Eun Seol sedang berdiri
membelakangi mereka, dan membentur-benturkan kepalanya. Apa yang sedang
Eun Seol lakukan?
"Kepalaku penuh dengan banyak pikiran. Jadi sekarang aku dalam proses mengeluarkan pikiran-pikiran itu." |
LOL. Don’t try this at home, kids.
Sementara Myung Ran malah menanyakan keberhasilan proses pengeluaran
pikiran itu, Na Yoon membantu Eun Seol dengan menyemprotkan cairan
relaksasi miliknya. Mereka benar-benar teman baik, ya? Menghibur Eun Seol dengan cara mereka sendiri.
Sebelum Moo Won pergi, Ji Heon menghentikannya karena ada yang ingin
dibicarakan. Ia ingin menginvestasikan uangnya pada Moo Won, dan
membantu ibu Moo Won untuk keluar dari masalah mereka. Kenapa? Agar Eun
Seolnya tidak khawatir tentang Moo Won lagi. Ia juga mengajak Moo Won
melakukan gencatan senjata. Dan apakah Moo Won tak lelah dengan semua
ini?
Tak disangka-sangka Ji Heon mememeluk Moo Won. Moo Won yang terkejut
dengan tingkah Ji Heon yang aneh langsung melepaskan diri dan bertanya
apakah Ji Heon sudah gila?
Ji Heon kesal dengan jawaban Moo Won yang tak tahu berterima kasih.
Di rumah Moo Won menyalahkan ibunya atas semua yang terjadi di
perusahaan. Iapun menanyakan tentang kata-kata ayah Ji Heon di kantor
kemarin yang menuduh ibu yang memulainya lebih dulu. Apakah ibu telah
melakukan sesuatu?
Ibu lantas membeberkan apa yang telah ia lakukan bersama Manager Park,
tapi Presdir Cha mengetahui rencana mereka? Sepertinya tidak. Tapi
untuk jaga-jaga, ibu Moo Won menelepon Manager Park agar berhati-hati
dengan tindakannya.
Nenek memarahi Presdir Cha dan menyuruhnya untuk membantu ibu Moo Won.
Namun Presdir Cha berkelit dan mengatakan kalau ibu Moo Won yang memulai
semua. Ia malah meminta Nenek untuk membelanya, membela Ji Heon. Nenek
tak ingin membela siapapun karena Moo Won adalah cucunya juga.
Walaupun sudah tua, Presdir Cha masih tetap manja pada ibunya. Untuk
menyenangkan hati ibunya, Presdir Cha memijat Nenek sehingga kekesalan
Nenek berkurang. Ji Heon yang baru saja pulang tersenyum melihat
interaksi ayah dan neneknya.
Di dalam kamar, ia mengeluarkan isi hatinya pada gambar Eun Seol. Ia
akan menunggu Eun Seol kembali pada Eun Seol si gila kepala cepol. Ia
akan bersabar. Masih tetap memandangi ‘Eun Seol’ ia meminta Eun Seol
agar tak membuatnya menunggu terlalu lama.
Ayah yang mengintip pembicaraan Ji Heon-‘Eun Seol’ langsung membuka
pintu lebar dan memarahi anaknya. Apakah ini yang selalu dilakukan oleh
Ji Heon? Ji Heon langsung berteriak karena kaget. Tapi ayah berkata
kalau ia yang seharusnya kaget karena kelakuan Ji Heon yang berbicara
dengan Eun Seol.
Ji Heon membantahnya kalau ia tak berkelakuan aneh dan meminta ayah untuk menyampaikan apa yang ingin dikatakannya. Ayah memintanya untuk membuktikan kinerjanya sebagai ganti restu hubungan antara Ji Heon dan Eun Seol. Sebelum pergi, ayah menyuruh Ji Heon untuk mengganti gambar Eun Seol dengan boneka saja.
Ji Heon membantahnya kalau ia tak berkelakuan aneh dan meminta ayah untuk menyampaikan apa yang ingin dikatakannya. Ayah memintanya untuk membuktikan kinerjanya sebagai ganti restu hubungan antara Ji Heon dan Eun Seol. Sebelum pergi, ayah menyuruh Ji Heon untuk mengganti gambar Eun Seol dengan boneka saja.
Na Yoon belum terbiasa akan kerasnya lantai rumah Eun Seol yang ia
tiduri dan pindah ke samping Myung Ran. Ia mengajak Eun Seol berbicara
tentang siapa yang akhirnya ia pilih? Apakah Eun Seol sudah membuat
keputusan? Ia pernah menonton film tentang seorang wanita yang hidup
bahagia dengan dua pria yang mencintainya. Dan terbayang kembali film
tersebut dengan ia, Ji Heon dan Moo Won sebagai pemeran utamanya.
Namun Na Yoon segera mengenyahkan pikiran itu karena ia bukan lagi
pemeran utamanya. Eun Seol kemudian membayangkan dirinya yang berada
dalam film tersebut dan mendesah alangkah mudahnya jika hal itu dapat
terjadi.
Tapi ia teringat akan nasehat ayahnya kalau dengan tak memilih malah akan menyakiti kedua belah pihak. Ia meyakinkan dirinya sendiri kalau ia tak akan menjadi pengecut dan hidup seperti yang selalu ia inginkan.
Tapi ia teringat akan nasehat ayahnya kalau dengan tak memilih malah akan menyakiti kedua belah pihak. Ia meyakinkan dirinya sendiri kalau ia tak akan menjadi pengecut dan hidup seperti yang selalu ia inginkan.
Keesokan harinya saat membangunkan Ji Heon, ia ingin mengatakan sesuatu
tentang keputusannya. Tapi Ji Heon mendahuluinya dengan mengatakan kalau
ia akan mengembalikan Eun Seol menjadi gadis gila si kepala cepol yang
dulu dikenalnya. Eun Seol terbelalak mendengar kata-kata Ji Heon,
apalagi saat Ji Heon mengatakan kalau ia akan berhenti menyukai Eun Seol
sampai ia kembali menjadi Eun Seol yang dahulu ia kenal.
Ia hanya meminta Eun Seol selalu bersamanya 24 jam sehari selama ia
butuhkan. Eun Seol menolak hal itu karena siang ini ia telah berjanji
untuk menemui Bong Seuk, temannya. Ji Heon menggerutu karena Bong Seuk
selalu menemui Eun Seol, tapi ia mengijinkannya.
Aww.. belum menjadi pacar, tapi Ji Heon sudah membuktikan dirinya akan menjadi pacar yang pengertian. So sweet..
Di lift Moo Won bertemu dengan Presdir Cha. Ia meminta maaf atas apapun
yang telah dilakukan oleh ibunya dan kata-kata tak menyenangkan yang ia
katakana kemarin. Tapi ia juga mengkritik tindakan Presdir Cha yang
membuat perusahaan rugi. Dan ia akan membawa kasus ini ke pengadilan
jika Presdir Cha tak mengambil tindakan.
Moo Won benar-benar serius dengan perkataannya karena ia mulai
berkonsultasi dengan pengacara dan ibunya. Kebetulan ia bertemu dengan
Eun Seol di depan lift dan seperti biasanya ia mengagetkan Eun Seol yang
sedang tekun membaca dokumen. Ia kemudian berkata kalau untuk beberapa
saat ke depan, ia akan sibuk dan tak akan sempat mengejutkan Eun Seol
atau menyiksa Eun Seol. Eun Seol mengiyakan dan meyemangati Moo Won
karena ia yakin kalau Moo Won pasti mampu.
Presdir Cha mendapat laporan dari Sekretaris Jang kalau pihak Moo Won
sudah mendapatkan dana untuk melakukan pembelian saham yang sangat
tinggi. Tapi hal itu bukan publikasi yang bagus bagi perusahaan DN,
karena publik menganggap ada masalah keluarga yang menyeret perusahaan
ke dalam konflik. Presdir Cha kesal karena seperti Sekretaris Jang, ia
pun juga membaca koran yang membahas isu tersebut.
Saat istirahat siang Eun Seol menemui ‘Bong Seuk’. Ia menerima uang
sebagai imbalan yang telah dijanjikan oleh Presdir Cha untuknya. Dia
berterima kasih dan berjanji untuk tak kaget pada berapapun nominal yang
berada di amplop tersebut karena sebelumnya ia sudah takjub akan jumlah
uang yang diberikan oleh Presdir Cha sebelumnya. Presdir Cha tertawa
mendengar ucapan terima kasih sekaligus pujian untuknya.
Ia pun mengajak Eun Seul untuk makan siang bersama. Di lift mereka
bertemu dengan Manager Park yang merasa lehernya sakit. Presdir Cha
menyarankan agar Manager Park menjaga kesehatannya karena ia dan
Sekretaris Jang adalah tangan kanan dan kirinya. Ia juga bertanya pada
Eun Seol tentang kesetiaan dan apakah ada orang yang dapat berkhianat?
Eun Seol langsung menangkap maksud Presdir Cha dan berkata kalau orang
seperti itu harus dihukum seberat-beratnya. Manager Park terlihat
ketakutan mendengarnya. Ketika Manager Park pergi, Eun Seol menanyakan
tentang Manager Park yang mungkin berkhianat padanya. Dan apakah Presdir
Cha akan menyuruh orang untuk menghukumnya? Presdir Cha menolak
melakukan itu karena jika ia melakukannya ia terancam akan melakukan
pelayanan masyarakat lagi. Kali ini ia akan melakukannya sendiri. Eun
Seol bergidik ketakutan mendengar kata-kata Presdir Cha.
Manager Park mencoba mengulik informasi dari Sekretaris Jang tentang apa
yang dikatakan Presdir Cha tentang dirinya. Sekretaris Jang mengulang
kata-kata Presdir Cha tentang ia dan Manager Park yang merupakan tangan
kanan dan kirinya. Dan jika ada yang mengkhianatinya, ia akan
menghancurkannya sampai berkeping-keping.
LOL Wajah Manager Park langsung pucat pasi mendengar kata-kata
Sekretaris Jang. Wajahnya masih tetap memucat ketika Sekretaris Jang
menambahkan kalau kata-kata Presdir Cha itu mungkin terpengaruh oleh
drama sageuk yang ia tonton semalam.
Di restoran, Eun Seol dan Presdir Cha memesan mie dingin, dan Eun Seul menyiapkan mie Presdir Cha agar rasanya maksimal.
Heheh.. mereka berdua sudah bertindak seperti mertua dan menantu, ya.
Bukan Eun Seol saja yang memperhatikan Presdir Cha, tapi Presdir Cha
juga. Ia menyuruh Eun Seol lebih memperhatikan tubuhnya saat tahu Eun
Seol sering makan ramen untuk menghemat uang. Karena bagaimanapun juga
ia akan menjadi bagian keluarga Cha.
Presdir Cha mengatakan kalau ia sekarang menyetujui hubungan Ji Heon-Eun
Seol. Eun Seol heran, karena dula Presdir Cha menolak karena latar
belakang dan pendidikannya yang tak memadai. Tapi keheranannya terjawab
saat Presdir Cha menyuruh Eun Seol agar nantinya ia harus pergi ke luar
negeri untuk mengambil pendidikan lanjutan dan selanjutnya Presdir Cha
akan membersihkan masa lalu Eun Seol. Eun Seol jelas-jelas menolaknya
karena ia tak kotor dan perlu dibersihkan.
Presdir Cha tahu kalau Eun Seol tidak kotor dan perlu dibersihkan, tapi
lingkungan yang mencapnya seperti itu. Dan ia tak ingin hal itu
menghalangi hubungan Ji Heon dan Eun Seol. Hanya satu permintaannya,
yaitu membantu Ji Heon untuk dapat mengambil alih posisinya sebagai
Presdir.
Ia kemudian menanyakan tentang kesiapan Ji Heon untuk presentasi proyek Coffee Shop mereka. Apakah Ji Heon akan melakukan teleconference lagi? Eun Seol menjawab kalau Ji Heon yang sekarang sudah lebih baik daripada yang dulu.
Dan memang benar, Ji Heon yang sekarang sudah berbeda dengan Ji Heon
yang dahulu. Ia sekarang sudah fasih dalam melaksanakan pekerjaannya di
Coffee Shop. Bahkan saat ada pelanggan yang mempersulit teman kerjanya
–si paruh waktu-, ia membantu menghadapinya.
Namun customer kali ini memang sangat menjengkelkan. Ia menyuruh mereka
untuk memanggil pemilik Coffee Shop ini. Walaupun ditahan oleh si paruh
waktu, Ji Heon mengantakan kalau ialah yang memegang posisi tertinggi di
café ini. Customer itu tak percaya, maka Ji Heon menyuruh customer itu
untuk menggoogle dirinya, Cha J, dan pasti ada berita yang berkaitan
dengan dirinya.
Si paruh waktu terkejut saat ia menggoogle Cha J dan keluar wajah Ji
Heon. Ia menunjukkan hasil googlingnya. Namun customer tersebut masih
bersikeras untuk mengancam mereka dan mengadukan hal ini ke media.
Maka Ji Heon mengeluarkan kartu As-nya. Ia mempersilahkan customer itu
untuk mengadukannya ke media. Ia nanti akan mengadukan pada ayahnya dan
ayahnya akan menghukumnya.
Customer itu langsung pucat. Ia tentu sudah pernah tentang hukuman
Presdir Grup DN yang membuatnya melakukan pelayan masyarakat. Ia pun
beranjak pergi. Namun Ji Heon menghentikannya. Ia menyuruh customer itu
untuk meminta maaf pada si paruh waktu.
Yay! Hidup Ji Heon. Dan Eun Seol, yang kebetulan baru saja datang untuk menemui Ji Heon melihat kejadian ini, tak dapat menyembunyikan rasa bangganya melihat Ji Heon mampu menghadapi orang dan menyelesaikan masalah pula.
Sementara si paruh waktu masih menyisakan rasa terkejut dan
kekesalannya. Karena rupanya hanya dirinyalah pegawai yang tak tahu
status Ji Heon di coffee shop ini. Dan siapakah sebenarnya wanita yang
sering mendampingi Ji Heon? Baby sitternya? Ji Heon membantah, karena
wanita yang suka menyiksanya itu adalah sekretarisnya.
Dan Eun Seol pun melangkah masuk dan mengatakan kalau sebaliknya, Ji Heon lah pria yang suka menyiksanya.
Ji Heon kegirangan mendengarnya. Bukan girang karena Eun Seol mengatakan
kalau ia suka menyiksa Eun Seol. Tapi girang karena Eun Seol mengakui
kalau ia adalah seorang PRIA.
Di taman, Eun Seol menceritakan kesulitannya dulu sebagai pegawai paruh
waktu yang juga bersekolah, dan ia tak mendapatkan tunjangan (termasuk
juga beasiswa) yang umumnya diberikan pada pegawai tetap. Ji Heon
menatap Eun Seol membuat Eun Seol canggung dan meminta Ji Heon untuk
berhenti menatapnya.
Ji Heon tak menghiraukan permintaan Eun Seol malah berkata, “Aku pernah
menjanjikan sesuatu pada Moo Won, namun sepertinya aku harus melanggar
janjiku padanya.”
Romantic progress yang sangat pesat ini membuat hati Ji Heon
berbunga-bunga. Sesampainya di toko, ia langsung memeluk erat si paruh
waktu yang kebingungan melihat kelakuan bosnya.
Na Yoon menemui ibunya untuk meminta ibu membantu Moo Won. Ibu Na Yoon
kesal karena pertemuan mereka bukan karena Na Yoon ingin pulang. Tapi Na
Yoon memang tak ingin pulang sekarang, karena ia sekarang sudah merasa
cukup nyaman. Ibunya menjawab kalau urusan bisnis akan ia tangani
sendiri.
Tiba-tiba Moo Won muncul dan menyapa mereka. Ia bertanya pada ibu Na
Yoon, sebenarnya ibu Moo Won akan berdiri di pihak mana. Ia harus
memutuskannya, karena dengan nilai sahan yang ia miliki tak akan cukup
untuk menjadi saham mayoritas. Sebelum pergi, Moo Won meminta Ibu Na
Yoon untuk memikirkannya mulai sekarang.
Na Yoon memuji Moo Won yang menurutnya keren saat menghadapi ibunya yang tak mudah dikalahkan. Apakah Moo Won sekarang menghadapi kesulitan saat ini? Moo Won mengakui kalau ia sedang mencari pinjaman di sana sini. Apakah Moo Won masih sempat menemui Eun Seol?
Na Yoon memuji Moo Won yang menurutnya keren saat menghadapi ibunya yang tak mudah dikalahkan. Apakah Moo Won sekarang menghadapi kesulitan saat ini? Moo Won mengakui kalau ia sedang mencari pinjaman di sana sini. Apakah Moo Won masih sempat menemui Eun Seol?
Moo Won mengakui kalau ia sekarang sedang menghindari Eun Seol karena ia
takut padanya. Na Yoon mengakui kalau Eun Seol sedikit menakutkan. Moo
Won membantah, ia bukan takut seperti itu, tapi ia takut ditolak. Na
Yoon kesal karena sekarang Moo Won tampak menyedihkan dengan sikap
seperti itu. Karena kesal, ia pun merasa kegerahan dan menyalahkan cuaca
musim panas yang sekarang lebih lama.
Na Yoon pun bangkit meninggalkan Moo Won. Tapi kekesalannya berujung
pada hak sepatunya yang tersangkut pada lantai taman. Sambil tersenyum,
Moo Won menghampiri Na Yoon dan melepaskan hak sepatunya yang
tersangkut. Malu-malu Na Yoon berterima kasih atas bantuan Moo Won.
Nenek memanggil seluruh anggota keluarga untuk makan malam bersama. Ia
menanyakan jumlah uang yang harus dikumpulkan oleh Moo Won karena nenek
akan memberikannya pada Moo Won. Sikap ini tentu membuat kaget semua
yang hadir. Ji Heon mengatakan kalau ia telah menginvestasikan uangnya
pada Moo Won, membuat nenek senang dan meminta ayah Ji Heon dan ibu Moo
Won untuk menyelesaikan masalah mereka.
Setelah makan malam ayah Ji Heon dan ibu Moo Won melakukan pembicaraan
empat mata. Hampir saja mereka bertengkar tentang siapa yang berkhianat
terlebih dahulu. Apakah ibu Moo Won yang berniat untuk menusuk ayah Ji
Heon dari belakang atau ayah Ji Heon yang pada akhirnya membelot dan
memihak saingan mereka?
Tak ada jawaban pasti, karena Nenek mengintip mereka, membuat ibu Moo
Won dan ayah Ji Heon harus berkata manis dan berbaikan kembali. Walaupun
sedikit curiga, Nenek melihat mereka dengan puas.
Sementara itu di kamar Ji Heon juga terjadi pembicaraan empat mata. Moo
Won mengagumi figurine yang dimiliki Ji Heon. Dengan murah hati Ji Heon
memberikan pada figurine yang limited edition pada Moo Won.
Moo Won bukan orang bodoh. Ia langsung tahu pemberian murah hati itu
pasti sebagai ganti sesuatu yang penting. Dan ia dengan tepat
menebaknya,
Ji Heon tak mengiyakan, tapi ia meminta Moo Won memukulnya saja. Dengan
marah, Moo Won beranjak pergi, tapi ia kemudian berbalik dan menendang
Ji Heon.
Kekesalan Na Yoon akan Eun Seol dan Moo Won masih berlangsung. Saat
pulang ke rumah Eun Seol, ia melihat Eun Seol sedang membawa belanjaan.
Dengan sengaja ia menabraknya hingga apel yang dibeli Eun Seol
berjatuhan. Mereka berdua langsung terbirit-birit memungutinya.
Eun Seol yang tahu kalau Na Yoon masih cemburu padanya, memintanya untuk memukulnya saja langsung daripada menjatuhkan apel yang dibeli. Apel itu sangat mahal baginya. Dan mereka pun mufakat kalau lain kali Na Yoon yang akan membelikan apel dan lainkali jika Na Yoon kesal maka ia dapat memukul Eun Seol. Eun Seol menyetujui, walaupun ia tak dapat berjanji tak akan reflek memukul balik.
Moo Won dan Ji Heon sama-sama membuktikan dirinya untuk melakukan yang
terbaik. Moo Won berhasil mengendalikan media dan publikasi dengan
menepis rumor kalau pihak mereka tak memiliki uang untuk pembelian
saham. Dan ia bersama ibunya melakukan penandatangan akuisisi yang
membuat ibunya bangga.
Sementara Ji Heon dibantu Eun Seol juga berusaha keras mempersiapkan
presentasi untuk rencana marketing Coffee Shop. Mereka menemui karyawan
Coffee Shop tempat ia bekerja untuk mendapat masukan. Ia juga menemui
Na Yoon dan membicarakan masalah promosi yang mungkin dapat dilakukan
untuk memasarkan Coffee Shop-nya. Mereka berlatih di taman agar Ji Heon
dapat mengatasi phobianya.
Dan hari H pun tiba. Saatnya untuk presentasi.
Eun Seol meyakinkan Ji Heon yang pasti dapat melakukan presentasi ini.
Tapi Ji Heon masih ragu. Bagaimana nanti jika ia mulai gemetar? Maka
gemetarlah. Tapi lakukan nanti, bukan sekarang. Ji Heon meminta Eun Seol
agar diam sejenak agar ia dapat terbiasa dengan penonton yang akan
memandangnya. Dan sekarang ia akan berlatih untuk dipandangi oleh
penonton. Ia memandang Eun Seol lama, dan setelah merasa cukup ia
melepaskan Eun Seol.
Di ruang meeting, ketika dipersilahkan untuk memulai presentasinya, Ji
Heon tak juga memulai. Tubuhnya mulai diserang rasa panik, dan ia
teringat akan perkataan Eun Seol yang mengingatkannya kalau ia telah
mempersiapkan dirinya selama ini. Tapi tubuhnya tetap tak mau diajak
kompromi.
Ayah Ji Heon mulai khawatir dan mengatakan kalau ia yang akan menggantikan Ji Heon dalam presentasi ini, namun Ji Heon menyela,
“Pertama-tama, mari kita lihat bersama-sama di layar ini. Coffee Shop H ini..” |
Akhirnya Ji Heon menutup presentasi dengan mengatakan kalau, “Coffee shop H kita akan memberikan kepuasan mengopi yang maksimal bagi para pelanggan.”
Presdir Cha tak dapat menyembunyikan kebanggaannya melihat presentasi Ji
Heon. Semua orang bertepuk tangan, bahkan Moo Won dan ibunya pun
mengakui walau dengan sedikit enggan. Mereka juga ikut bertepuk tangan.
Eun Seol yang selama itu menguping dari balik pintu ruang meeting juga
tak dapat menyembunyikan perasaan bahagianya. Saat Ji Heon keluar,
mereka berpelukan dan Eun Seol memuji performance Ji Heon. Dan semua
itu tak luput dari pandangan Moo Won yang juga baru saja keluar dari
ruang meeting.
Tapi ia sepertinya ia sudah mempersiapkan diri menghadapi hal itu. Namun
ia belum mempersiapkan diri saat sekretarisnya memberitahu kalau Eun
Seol meminta dirinya dipindahkan ke bagian lain. Dan sekarang HRD sedang
memasang iklan lowongan untuk posisi Eun Seol. Moo Won pun menerima
telepon dari Eun SEol yang memintanya untuk bertemu.
Eun Seol menolak ajakan Ji Heon untuk mengantarnya pulang. Ia akan menemui temannya. Ji Heon langsung menebak kalau Eun Seol akan pergi dengan Bong Seuk lagi. Tapi kali ini bukan Bong Seuk. Karena Bong Seuk juga keluar kantor dan memuji presentasi yang disiapkan oleh Ji Heon dan teman Bong Seuk ini.
Eun Seol menolak ajakan Ji Heon untuk mengantarnya pulang. Ia akan menemui temannya. Ji Heon langsung menebak kalau Eun Seol akan pergi dengan Bong Seuk lagi. Tapi kali ini bukan Bong Seuk. Karena Bong Seuk juga keluar kantor dan memuji presentasi yang disiapkan oleh Ji Heon dan teman Bong Seuk ini.
Ibu Moo Won cemberut terus menerus membuat ibu Na Yoon bertanya
alasannya. Tentu saja tak lain dan tak bukan karena Eun Seol. Ia tak
percaya kalau Moo Wonnya dapat kalah oleh Ji Heon. Tapi ia menolak
mentah-mentah saran ibu Na Yoon untuk membuat ulah lagi. Ia tak mau
dimarahi oleh ibu mertuanya. Tapi ia tak dapat menyembunyikan
keingintahuannya, sebenarnya ide apa yang timbul dari benak ibu Na Yoon?
Dan ibu Na Yoon pun mengatakan kalau tak ada orang yang ‘bersih’ di
sekitar mereka.
Di rumah, ayah Ji Heon menyuruh Ji Heon untuk mulai memilih sekretaris
yang baru. Ji Heon kaget mendengarnya. Ia sudah memiliki Eun Seol. Tapi
ayah Ji Heon memberitahukan kalau Eun Seol meminta untuk dipindahkan ke
bagian lain. Ji Heon langsung buru-buru pergi setelah mengomel kesal
pada ayahnya, kenapa baru sekarang ayah memberitahukan hal seperti ini
padanya?
Eun Seol menemui Moo Won yang memintanya untuk mengurungkan niatnya
untuk pindah ke bagian lain. Jika hal itu dikarenakan canggung berada
disekitarnya, maka jangan. Jika ia menyesal karena menolaknya, maka
tetaplah di posisi itu. Ia sudah mengetahui perasaan Eun Seol
sebenarnya. Dan ia telah berpikir jika Eun Seol tak dapat menyukainya
lebih dari sekedar teman, maka ia akan cukup puas hanya sebagai teman
saja.
Moo Won mengantarkan Eun Seol pulang. Eun Seol mengaku kalau ia akan
mempertimbangkan apa yang dikatakan oleh Moo Won. Moo Won meminta ijin
Eun Seol untuk memeluknya. Untuk kali ini saja.
Dan Moo Won pun memeluknya.
Dan Moo Won pun memeluknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar