DRAMA KOREA (Tahun Film)

Jumat, 15 Juni 2012

Sinopsis Protect the Boss Episode 13


Eun Seol tak sengaja menjatuhkan dokumen dari atas meja. Saat memungutnya, keingintahuannya timbul dan dokumen itupun ia buka. Matanya membulat, menyadari dokumen apa yang ia baca. Sekretaris Jang tiba-tiba masuk dan membereskan dokumen tersebut.
Tapi terlambat, Eun Seol sudah mengetahuinya. Saat Eun Seol mendesak ingin tahu dokumen apakah itu, Sekretaris Jang mengatakan kalau dokumen itu bukan sesuatu yang penting. Dan Eun Seol tak melihat apapun. 
Eun Seol ingin membantah tapi Presdir Cha masuk ke ruangan. Sekretaris Jang memberi isyarat agar Eun Seol diam.
Melihat gerak-gerik kedua sekretaris itu, Presdir Cha menuduh mereka menggosipkan dirinya di belakangnya. Jika ingin bergosip, jangan sampai ketahuan. Sekretaris Jang tersenyum gugup dan berjanji lain kali ia akan berhati-hati.
“Kenapa harus berhati-hati? Maksudmu kau nanti akan menggosipkan aku dibelakangku?”
LOL. Kasihan Sekretaris Jang. Iapun buru-buru minta maaf dan meninggalkan ruangan. 
Sekretaris Kim menemui Ji Heon untuk memberitahukan jadwal Ji Heon keluar kota  di akhir pekan  untuk melihat proyek baru. Keluar kota dan akhir pekan. Informasi dari Sekretaris Kim membuat Ji Heon merencanakan sesuatu.

Ia menyuruh Sekretaris Kim mengatur kunjungan itu bertiga dengan Eun Seol dan Sekretaris Kim yang menyetir mobilnya. Namun di tengah acara, ia harus pulang ke Seoul karena ada sesuatu yang penting.
Tapi bagaimana kalau tak ada hal penting yang membuatnya harus pulang? Ji Heon kesal karena Sekretaris Kim yang lulusan dari universitas ternama ternyata tak mampu menangkap maksudnya (yang kelihatan banget ingin berduaan dengan Eun Seol).

Sekretaris Kim menyanggahnya. Ia tahu maksud Ji Heon, tapi ia tak tahu bagaimana berakting seperti itu.
Sepeninggal Sekretaris Jang, Presdir Cha bertanya pada Eun Seol, apa yang membuatnya resah? Ragu-ragu, Eun Seol ingin mengatakan sesuatu. Tapi ia kemudian meminta Presdir Cha untuk menghentikan semua kursus yang baru saja ia ikuti dan Presdir Cha lebih baik me-refund biaya kursus yang telah ia keluarkan.

Presdir Cha geli mendengarnya. Apa mungkin ia, Presdir Grup DN, meminta refund? Namun Presdir Cha melunak saat mendengar alasan Eun Seol yang tak memiliki waktu berkencan dengan Ji Heon lagi karena harus mengikuti kursus-kursus itu. Tapi lain kali ia akan tetap mencoba untuk mengikutikan Eun Seol di lain kesempatan.

Eun Seol mempersilahkan Presdir Cha untuk mencobanya, karena ia juga akan tetap berkelit. Tersenyum mendengar jawaban Eun Seol Presdir Cha bertanya, apakah hanya itu yang membuat Eun Seol resah? Namun Eun Seol tak mengatakan apapun lagi.
Ketika Eun Seol keluar ruangan, Sekretaris Kim sudah menunggunya dan mengajaknya bicara di luar. Manager Park yang kebetulan melihat pun menguping pembicaraan mereka.
Sekretaris Jang meminta Eun Seol untuk melupakan apa yang baru saja ia lihat. Presdir Cha adalah chaebol yang paling bersih dibanding chaebol-chaebol lainnya. Dan dalam persaingan bisnis, penggelapan pajak adalah hal yang lumrah.
Eun Seol masih ragu karena walaupun ia rakyat biasa, tapi ia juga  benci saat mendengar berita tentang orang yang menggelapkan pajak. Sekretaris Jang mengingatkan posisi Eun Seol sebagai sekretaris yang salah satu tugasnya adalah melindungi bossnya. Dan jika berita ini tersiar keluar, ia akan mati.

Ia juga meminta Eun Seol agar tidak memberitahukan pada Ji Heon, karena Ji Heon pernah mengatakan tak mau melihat ayahnya duduk di kursi roda lagi.
Gerak-gerik Manager Park yang menguping mengungkit keingintahuan Moo Won yang kebetulan lewat. Ia menegur Manager Park, tapi Manager Park buru-buru membekap mulut Moo Won. Ia menutup mulut Moo Won sampai Sekretaris Jang dan Eun Seol meninggalkan tempat mereka.
Moo Won menanyakan apa yang baru saja ia lakukan. Manager Park menjelaskan kalau sepertinya Eun Seol terlibat suatu masalah dengan Sekretaris Jang. Dan ia melakukan hal ini karena mereka berada di pihak yang sama.
Dengan dingin Moo Won menjelaskan walaupun Manager Park berada di pihak ibunya, bukan berarti Manager Park juga berada di pihaknya. Ia pun berlalu meninggalkan Manager Park yang menggerutu kalau Moo Won juga sudah tersihir oleh wanita.
Moo Won mengejar Eun Seol dan menanyakan apakah ia baik-baik saja. Eun Seol yang tak dapat mengatakan apapun hanya mengiyakan Moo Won.
Tapi tidak saat bertemu dengan Ji Heon. Ji Heon tertangkap basah sedang bermain game bersama Sekretaris Kim dan si paruh waktu yang datang untuk mengurus program beasiswa yang ditawarkan perusahaan. Buru-buru Ji Heon mengusir kedua partnernya dan meminta Eun Seol untuk maju 7 langkah ke arahnya.
Ia hanya ingin menatap Eun Seol yang berdiri tepat di hadapannya. Namun tak disangka, Eun Seol maju selangkah lagi dan memeluk  Ji Heon. Walaupun menyukai pelukan Eun Seol, Ji Heon bertanya apakah ada yang mengganggu pikiran Eun Seol? Tidak, Eun Seol melakukan ini karena ia menyukainya.
  Ji Heon: “Kau seharusnya mengatakan kau melakukan ini karena aku keren.”  
Eun Seol: “Tidak, yang keren adalah aku.”
LOL.
Na Yoon makan siang sendirian. Mukanya sedih, sesedih-sedihnya, sampai pelayan datang menghampiri dan menanyakan apakah ada yang salah dengan makanannya? Masih dengan muka manyun, Na Yoon mengatakan bukan makanan yang menjadi masalahnya. Tapi dirinya.
Apalagi saat menemui Moo Won untuk urusan pekerjaan. Moo Won malah menanyakan pada Na Yoon, apakah Eun Seol memiliki masalah? Na Yoon menyuruhnya untuk berhenti memperhatikan Eun Seol, karena Eun Seol sudah menolaknya. Dengan Moo Won seperti ini, akan memberatkan hati Eun Seol.

Moo Won tak mungkin melupakannya begitu saja. Ia sedang berusaha menghilangkan perasaan itu. Ia terus mencobanya dan semakin lama semakin baik. Na Yoon kelihatan puas akan jawaban Moo Won, membuat Moo Won ingin tahu apakah Na Yoon masih menyukainya?
Dulu Na Yoon menyukainya. Moo Won ingin tahu apakah sekarang perasaan Na Yoon sudah berubah? Na Yoon berkata pada dirinya sendiri, kalau perasaannya memang sudah berubah.

Okee... Na Yoon dulu suka pada Ji Heon, Moo Won, Ji Heon lagi dan sekarang memang sudah berubah pada Moo Won lagi.
Ji Heon mencuri-curi waktu untuk berduaan dengan Eun Seol. Di lift, ia mencoba memeluk Eun Seol tapi segera ditolak oleh Eun Seol. Di dalam lift berarti ada CCTV, dan ia tak nyaman dengan hal itu. Ji Heon menarik Eun Seol ke pojok di bawah CCTV, tempat paling aman yang tak akan terlihat CCTV. Sambil memeluk Eun Seol, Ji Heon mengajak Eun Seol untuk berkencan tanpa gangguan siapapun.
Namun gangguan datang lebih cepat saat pintu terbuka. Di depan lift, ayahanya dan Sekretaris Jang berdiri dan melihat mereka berpelukan. Sontak Ji Heon mendorong Eun Seol maju, hingga Eun Seol terlempar ke Presdir Cha.

Presdir Cha dan Sekretaris Jang terkekeh geli, menyuruh mereka melanjutkan apa yang tadi mereka hentikan dan keluar lift, membiarkan dua pasang burung merpati itu untuk berduaan lagi.
Ji Heon pun mematuhi perintah ayahnya. Namun belum sempat mereka berduaan, pintu lift terbuka lagi dan beberapa karyawan berdiri di depan pintu, ragu-ragu untuk masuk. Ji Heon akhirnya menyuruh mereka untuk masuk. Dan gagallah acara berduan itu.
Diam-diam tangan Eun Seol berayun kecil, dan kelingkingnya menyentuh kelingking Ji Heon. Sambil tersenyum rahasia, mereka pun berpegangan.
Aww.. so sweet..
Sekretaris Jang berpendapat kalau seharusnya Presdir Cha tak perlu keluar kantor dengan menuruni tangga seperti ini. Tapi Presdir Cha berpendapat kalau jalan kaki itu baik untuk kesehatan.

Rasa suka Presdir Cha pada Eun Seol tak luput dari perhatian Sekretaris Jang, apakah Presdir Cha memang menyukai Eun Seol?Presdir Cha mengiyakan, apalagi sekarang ia telah berpikir kalau Eun Seol telah menjadi anggota keluarganya, ia semakin menyukainya. Ia bahkan berkata,
“Aku seperti ingin menaruhnya ke dalam saku.”
Hmm… saya juga pengen naruh Yoo Chun dan Song Joong Ki ke dalam saku dan membawanya kemanapun saya pergi.
Mereka bertemu dengan Manager Park yang kaget dan ketakutan melihat mereka berdua. Presdir Cha melihat wajah Manager Park yang tak seperti biasanya dan mengajaknya untuk memancing dengan kapal ke lautan lepas.

Sekretaris Jang menyetujui usul tersebut, karena di tengah lautan tak akan ada orang yang dapat menemukan mereka. Tempat yang sepi dan damai. Manager Park terbelalak mendengar usul tersebut.

LOL. Usul Presdir Cha yang lemah lembut = menyenangkan. Usul Presdir Cha, si preman yang dikhianati bawahannya = menakutkan.
Ji Heon dan Eun Seol memulai kencan dengan berjalan-jalan. Ji Heon mengusulkan agar mereka berbicara dengan banmal karena usia mereka sama. Mungkin kalau bahasa Indonesia seperti bahasa lu-gue. Eun Seol setuju dan mulai memanggil nama Cha Ji Heon berkali-kali, tanpa embel-embel –ssi ataupun direktur. Ji heon sedikit kesal tapi tersenyum mendengar Eun Seol memanggilnya dengan gembira.
Ji Heon mengajak Eun Seol untuk makan malam di restoran mewah, dan Eun Seol mulai menunjukkan apa yang ia pelajari di kursus table mannernya. Walaupun saat mulai makan, gaya makan dan komentarnya tetap seperti Bondan Winarno yang mmhh.. maknyus! Ia menyukai makanan restoran ini, tapi ia melarang Ji Heon untuk mengulangi makan di restoran ini karena .. mahal!
Eun Seol diantar pulang oleh Ji Heon, walaupun kali ini ia juga tak ingin melepaskan Ji Heon. Ji Heon memegang kedua pipi Eun Seol dan bergumam kata-kata yang tak dimengerti oleh Eun Seol.
Ji Heon :  “Tahu begini aku dulu membuat bonekamu saja.”
Eun Seol mengantar kepergian Ji Heon namun begitu Ji Heon pergi, mukanya kembali galau. Di rumah ia melihat Na Yoon yang juga sedang galau memeluk Myung Ran yang tak mau dipeluk. Biasanya untuk menenangkan pikiran lebih baik melakukan jalan cepat.Eun Seol ingin melakukannya di taman dan mengajak mereka.
Ketika mengendarai mobil, Ji Heon memikirkan sesuatu. Dan ketika ia memutuskan sesuatu, seperti tokoh K-drama lainnya, ia memutar mobilnya 180 derajat sampai ban mobilnya berdecit keras. Ia hendak menemui seseorang.
Biasanya sih putaran 180 derajat itu dilakukan untuk menemui pacar atau orang yang dicintainya. Dan kali ini Ji Heon menemui..
Moo Won yang juga sedang keluar rumah dan menelepon Ji Heon untuk meminta bertemu.
Moo Won kaget saat ia meminta bertemu, saat itu pula Ji Heon muncul di hadapannya. Moo Won menuduh Ji Heon mengikutinya. Ji Heon mengatakan ia tak mengikuti Moo Won. Moo Won tak percaya, tapi karena ia ingin mengatakan sesuatu ia menyuruh Ji Heon untuk mengikutinya.
  “Tuh kan. Kau sendiri yang memintaku untuk mengikutimu.”  
LOL. I feel love is in the airrr…
Di taman, Eun Seol bertanya pada Na Yoon tentang konglomerat.  Jika seseorang mendapatkan kekuasaan dengan cara yang tak etis, tapi ia kemudian menggunakan kekuatan itu demi kebaikan, apakah itu hal yang baik?

Na Yoon mengiyakan, tapi Myung Ran merasa ada sesuatu yang tak beres. Apakah Eun Seol mengetahui sesuatu? Eun Seol tak menjawab, hanya mengeluh jika ia tetap berada di jalur yang sama, dan menjadi menantu konglomerat, mungkin ia akan menjadi ibu Na Yoon atau ibu Moo Won.
Na Yoon membenarkan, hal itu pasti akan terjadi apalagi kalau sudah tercebur ke dalamnya. Tapi ia kemudian tersadar sesuatu dan bertanya apakah Eun Seol baru saja menghina ibunya?
Di taman mereka melihat ibu-ibu membentur-benturkan punggungnya ke tiang. Na Yoon heran melihat mereka. Myung Ran menjelaskan kalau hal itu untuk melancarkan peredaran darah. Dan akhirnya mereka bertiga mencobanya.

Mungkin peredaran darah di punggung Na Yoon sudah lancar, tapi hatinya tidak, karena ia terus menerus menghela nafas. Saat ditanya oleh Myung Ran, ia mengakui kalau dirinya sekarang terus menerus memikirkan Moo Won.
Sedangkan orang yang dipikirkan Na Yoon sekarang sedang bertanding dengan Ji Heon. Sepertinya Ji Heon dan Moo Won ingin membuktikan siapa yang terbaik diantara mereka. 
Softball? Ji Heon mencoba memukul setiap bola yang terlempar ke arahnya, namun hanya terkena udara. Moo Won? Berhasil memukul setiap bola yang datang menghampirinya.
Basket? Ji Heon membanggakan lemparan slam dunknya, namun Moo Won lah yang memasukkan setiap bola ke dalam keranjang.
Lari? Moo Won bahkan harus berlari pelan untuk menyamakan kecepatan Ji Heon yang berlari sekencang-kencangnya. Saat mendekati garis finish, ia baru menambah kecepatan sehingga ia sampai duluan.

LOL. Entah Ji Sung adalah pelari yang buruk atau akting larinya oke, tapi adegan terakhir membuat saya ROFL.
Setelah itu mereka beristirahat di tengah lapangan. Moo Won meyakinkan dirinya kalau memang Eun Seol yang bodoh, tak bisa memilih yang terbaik di antara mereka. Dengan kalem Ji Heon berkata memang begitulah kalau cinta itu buta. Ia mungkin dapat kalah pada semua bidang, tapi ia tak mau kalah pada sesuatu hal, hal yang paling penting bagi dirinya.
Kali ini Moo Won akan membiarkannya menang pada hal itu, tapi ia akan memenangkan semua hal yang lain. Karena senang, Ji Heon pun memeluknya yang segera didorong balik oleh Moo Won. Ia melakukan hal ini bukan karena Ji Heon, tapi karena Eun Seol. Apalagi sekarang Eun Seol tampak murung. Ji Heon setuju pada kata-kata terakhir Moo Won karena ia pun merasakannya.
Ia mengepalkan tangannya, bersumpah tak akan membiarkan ada orang yang mengganggu Eun Seol. Moo Won menatap kepalan tangan Ji Heon skeptis, dan mengatakan kalau kepalan itu bahkan tak akan mampu membunuh sebuah nyamuk. 
Eun Seol terbangun terlalu pagi karena ia tak dapat bernafas. Ternyata Na Yoon yang tidur di sampingnya memeluknya terlalu erat.
Walaupun kepagian, iapun berangkat menjemput Ji Heon. Di halaman, ia bertemu dengan Presdir Cha yang senang melihat kedatangan Eun Seol. Ia mengajak Eun Seol untuk sarapan dan berteriak meminta Nenek untuk menyiapkan satu piring lagi untuknya.
Eun Seol membangunkan Ji Heon yang langsung menariknya untuk berbaring di sampingnya. Eun Seol  menghindar dan mengatakan kalau mata Ji Heon masih ngantuk. Kata-kata Eun Seol membuat Ji Heon melompat dan menutupi mukanya, tak mau terlihat jelek di hadapan Eun Seol.

LOL. Saya pikir cuman cewek saja yang ingin keliatan paling cantik di hadapan pacarnya. Ternyata Ji Heon juga..
Saat sarapan, Presdir Cha dan Ji Heon berturutan memberikan lauk pada Eun Seol. Melihat  perhatian yang berlebih pada Eun Seol, nenek menggerutu kalau sekarang ia tak diperhatikan. Semua langsung menyadari, dan memberikan lauk pada nenek, termasuk Eun Seol. Tapi nenek tetap menganggap mereka tak perhatian padanya yang akan membuatnya cepat mati.
Presdir Cha membesarkan hati Nenek kalau nenek tak akan mati dan akan hidup 10 ribu tahun lagi. Nenek tetap kesal (iyalah.. siapa juga yang mau hidup sepuluh ribu tahun, memang nenek dinosaurus?)) dan mengatai Presdir Cha berandalan. Presdir Cha meminta agar nenek tak menyebutnya seperti itu di hadapan Eun Seol. Eun Seol tertawa geli melihat interaksi ibu dan anak yang umurnya dua kali lipat dari umurnya sendiri tapi tingkah lakunya separuh umurnya.
Ketika berdua dengan nenek, Eun Seol menanyakan hal simbolis. Ia disayang oleh seseorang yang sangat baik, tapi tanpa sengaja ia tahu kalau orang itu banyak melakukan hal-hal yang melanggar hukum. Jadi apa yang harus ia lakukan?

Nenek tak mengerti arah pembicaraan Eun Seol, namun Eun Seol juga tak dapat menjelaskan lebih lanjut karena Ji Heon sudah mengajaknya untuk berangkat ke kantor.
Saat  itu Sekretaris Jang yang datang untuk menjemput Presdir Cha menatap Eun Seol dengan yang berarti, dan hal itu tak luput dari perhatian Ji Heon.
Di dalam mobil, Ji Heon melihat Eun Seol termenung. Ji Heon meminta Eun Seol untuk selalu jujur dan mengatakan padanya jika ia merasa terganggu oleh seseorang. Eun Seol pun menjawab kalau selama Ji Heon tak menimbulkan masalah, maka ia pun baik-baik saja.
Ji Heon merengut dan berkata kalau seharusnya Eun Seol membiarkan dirinya tampak keren (dengan berkata seperti tadi, seperti laki-laki yang melindungi pacarnya) bukannya malah berkata tajam. Eun Seol mencoba menyembunyikan tawanya namun gagal. Hehe.. siapa suruh punya pacar yang dramaqueen banget.
Di salon, ibu Moo Won berkomentar kalau ibu Na Yoon sepertinya lebih membenci Eun Seol daripadanya. Ibu Na Yoon beralasan karena Eun Seol akan menurunkan derajat mereka, jika Eun Seol diterima di kalangan mereka. Gosip yang tersebar mengabarkan tentang hubungan antara Ji Heon dan Eun Seol.
Manager Park tiba-tiba menelepon ibu Moo Won yang sebal menerimanya. Mata-matanya itu selalu meneleponnya terus menerus. Setelah menerima telepon, ia pergi meninggalkan salon. Melalui telepon, ibu Na Yoon menyuruh anak buahnya untuk memata-matai temannya, tapi ia memutuskan untuk melakukannya sendiri.
Manager Park berulang kali meminta ganti lokasi pertemuan dengan ibu Moo Won, membuat ibu Moo Won bertambah sebal. Apa Manager Park minta untuk dipukuli olehnya? Manager Park beralasan karena ia merasa dikuntit oleh seseorang.

Ia melaporkan kalau ia sepertinya akan menangkap ikan yang besar. Walaupun ia belum tahu secara jelas, tapi hal itu mungkin dapat digunakan untuk menyingkirkan Presdir Cha. 
Namun saat ibu Moo Won menanyakan hal apakah itu,  Manager Park malah berkeluh kesah tentang ketakutannya akan Presdir Cha yang mengundangnya pergi memancing di lautan yang sepi. Hal itu menimbulkan kesadaran baru baginya kalau tak ada yang paling penting dibandingkan sebuah kehidupan. 
Dan ketakutannya terbukti, karena sepeninggal ibu Moo Won, ia ditangkap oleh sekelompok orang berjas hitam. Ia langsung meminta ampun pada Presdir Cha, mengira orang-orang itu adalah suruhan Presdir Cha. Ternyata, setelah jendela mobil sedan hitam terbuka, muncullah ibu Na Yoon.
Wakkss.. ibu Na Yoon itu sebenarnya kurator atau preman ya?
Na Yoon mengajak Eun Seol untuk berangkat kerja bareng, karena ia juga akan ke DN Group. Eun Seol tahu Na Yoon tak tahu bagaimana menghadapi Moo Won. Dan Eun Seol menyarankan untuk  langsung ke sasaran, tidak berputar-putar seperti dirinya.
Na Yoon bertemu dengan Ji Heon dan Moo Won karena DN akan meluncurkan smartphone terbaru. Moo Won meminta Na Yoon untuk membuat konsep promosi yang sesuai dengan target pasar mereka. Sementara Ji Heon pamit dan membawa dua buah handphone untuk menguji cobanya. 
Sesuai saran Eun Seol, Na Yoon mengeluarkan undangan menonton teater ke atas meja.  Namun belum mulai, ia sudah kesal duluan. Komentar Moo Won yang mengatakan kalau ia tak dapat menemukan partner nonton LAGI, membuatnya tersinggung. Sekarang hidupnya sudah baik. Ia sudah bisa makan dan nonton sendirian.

Moo Won tersenyum dan mengatakan oke, sambil mengembalikan undangan itu. Na Yoon memberanikan diri untuk bertanya apakah Moo Won tak mau pergi? Moo Won geli melihat udang di balik batu-nya Na Yoon. Ia menerima undangan Na Yoon dan akan pergi walaupun ia tak dapat janji 100%, karena ia sangat sibuk.
Na Yoon kembali menjadi Na Yoon si super gengsi dan mengatakan kalau bukan hanya Moo Won saja yang super sibuk. Ia juga 100% tak dapat berjanji, tapi ia akan mengusahakannya. Na Yoon pun meninggalkan Moo Won.
Ji Heon kabur dari rapat untuk memberikan salah satu handphone untuk Eun Seol dan menjadikannya couple phone. Eun Seol berkomentar kalau ia baru memiliki handphone yang baru. Jadi Eun Seol tak mau? Tentu saja mau. Tapi apakah ia boleh menjualnya?
Bwahaha Eun Seol lucu juga. Tapi Ji Heon lebih lucu lagi karena ternyata ia memberikan handphone yang belum aktif. Ia menelepon Eun Seol dan Eun Seol mencoba mengangkatnya. Mereka berhalo-halo-an namun tak terdengar apapun.
Tiba-tiba Na Yoon masuk, menabrak Ji Heon dan langsung memeluk Eun Seol. Ia berkeluh kesah tentang dirinya yang tak tahu harus melakukan apa sekarang. Eun Seol hanya menepuk-nepuk bahu bersimpati padanya. Ji Heon ingin menebak sesuatu yang terjadi pada Na Yoon, tapi langsung dibentak olehnya,
“Kau pikir aku akan menangisimu selamanya? Nggak mungkin banget!”
Ia pun beralih pada Eun Seol dan bertanya dengan manis, apakah ia harus pergi ke salon agar tampak cantik? Namun sedetik kemudian ia mengalihkan pandangan pada Ji Heon dan kembali berkata ketus, 
“Kau tak perlu tahu!”
Dan akhirnya ia pamit dengan manisnya pada mereka berdua.
LOL. Sepertinya tombol bipolar-nya Na Yoon lupa dimatikan, deh..
Ji Heon sepertinya tak keberatan dengan perlakuan Na Yoon. Sepeninggalnya, ia malah mencoba memeluk Eun Seol (yang langsung gagal total). Ia berkilah kalau tadi ia belum dipeluk oleh Na Yoon. Tapi ia kemudian mengejar Na Yoon.
Ingin mendapat pelukan Na Yoon? Tentu bukan. Ji Heon bertanya pada Na Yoon, apakah ibu Na Yoon merencanakan sesuatu lagi untuk mencelakakan Eun Seol? Na Yoon merasa tak pasti, tapi ia akan terus mengawasi dan memberitahukan pada Ji Heon jika ia mengetahui sesuatu yang aneh.
Na Yoon teringat akan ‘rencana kerja keluar kota’ Ji Heon bersama Eun Seol. Ia menyindir Ji Heon yang baru sekarang tumbuh dewasa, karena saat berpacaran dengannya, Na Yoon lah yang harus merencanakan hal-hal seperti itu. Bahkan ia harus menipu Ji Heon agar Ji Heon mau pergi.
Ji Heon tak sudi dikatai seperti anak kecil. Apa? Sejak kapan ia melakukan hal seperti itu? Na Yoon pun mendelik dan menantangnya, "Apa?!"  Ji Heon pun tak mau kalah dan menantang balik, "Apa?!" Dan mereka berdua saling membentak bersahut-sahutan seperti dua anak kecil.
Presdir Cha yang baru saja menghadiri pertemuan dengan eksekutif-eksekutif lainnya tersinggung saat salah satu temannya menanyakan kebenaran gosip yang beredar tentang Ji Heon dan sekretarisnya. Apalagi temannya mengira Ji Heon sedang ‘bermain-main’ dan menyarankan agar Ji Heon tak melakukannya karena citranya sekarang masih buruk.
Presdir Cha marah sekali dan mengatakan kalau mungkin saja anak temannya seperti itu, tapi Ji Heon-nya bukan tipe laki-laki seperti itu. Dan sekretarisnya juga bukan gadis seperti itu. Kebetulan Ibu Moo Won melihat luapan emosi Presdir Cha di depan umum.
Ibu Moo Won mentraktir Presdir Cha makan untuk menghargai apa yang telah ia lakukan untuk mengatasi masalahnya. Ia mengungkit luapan amarah Presdir Cha yang di luar kebiasaannya. Presdir Cha mengakui hal itu dan ia benci pada dirinya saat itu. Dengan kalem ibu Moo Won menjawab,
“O ya? Kau hanya membenci dirimu saat itu saja? Aku selalu membencimu setiap hari.”
Presdir Cha tentu saja tidak tertawa seperti saya. Ia kesal namun tetap berkeluh kesah jika ada orang seperti temannya yang mengatakan hal yang menghina Ji Heon dan Eun Seol, maka ia tak terima. Ibu Moo Won pun menjawab,
“Kalau begitu, berikan saja posisi itu pada Moo Won-ku.”
Presdir Cha semakin kesal mendengar ibu Moo Won yang selalu berputar-putar pada hal yang sama. Seekor tupai saja tak berputar-putar sebanyak mereka. Ia juga mengatakan kalau ia telah membelikan sepatu sebagai ganti sepatu yang dilemparkan ibu Moo Won padanya.
Aww.. walaupun Ibu Moo Won mengatakan kalau ia telah memiliki banyak sepatu, ia sepertinya merasa tersentuh dengan pemberian Presdir Cha.
Eun Seol mendapat telepon dari seseorang yang memintanya untuk bertemu. Ketika telah bertemu, ia menjadi waspada saat orang itu memperkenalkan diri dari LSM dan mengatakan kalau Eun Seol-lah yang meneleponnya untuk bertemu.
Ia menarik dasi orang LSM itu dan hendak menghajarnya karena ia mengira orang itu hanya menjebaknya. Tapi setelah menggoogle  tentang kredibiltas orang itu, ternyata ia memang benar dari LSM. Eun Seol minta maaf tapi ia mengatakan kalau ia memang tak pernah meneleponnya. 
Walaupun begitu, orang LSM bertanya apakah Eun Seol memang tak tahu mengenai sesuatu hal? Eun Seol tak yakin menjawab tidak. Maka orang LSM itu meminta Eun Seol menghubunginya jika ia menemukan sesuatu yang illegal dan nama Eun Seol akan menjadi anonim.
Ketika Eun Seol dan orang LSM itu mengucapkan selamat tinggal, ada seseorang di dalam mobil yang mengambil gambar mereka. Eun Seol langsung lari mengejar si pemotret itu,namun orang itu keburu kabur dengan mobilnya.
Eun Seol melaporkan hal ini pada Sekretaris Jang yang langsung khawatir kalau Eun Seol membocorkan masalah penggelapan pajak pada LSM itu. Eun Seol tak akan melaporkan hal itu pada LSM, tapi ia akan melaporkannya pada Presdir Cha dan memintanya untuk menghentikan semua hal illegal itu.
Sekretaris Jang langsung melarangnya, karena walaupun Presdir Cha menyayanginya, tapi ia akan menghukum Eun Seol juga dirinya. Eun Seol tak tahu harus melakukan apa lagi, karena ia tak ingin melihat Ji Heon duduk di kursi roda seperti terdakwa lain.
Dan seperti yang lalu, Manager Park menguping pembicaraan mereka. Ia bergumam kalau Eun Seol bukan seperti wanita kebanyakan.
Seperti paranoid, Eun Seol selalu melihat sekeliling untuk memastikan tak ada orang yang menguntit mereka, membuat Ji Heon bingung.
Di luar teater, Na Yoon menunggu kedatangan Moo Won dengan harap-harap cemas. Ketika tiba saatnya masuk, Moo Won belum juga datang. Akhirnya ia pun masuk dan menonton sendirian.Moo Won yang masih sibuk dengan rapat dan ketika selesai rapat, ia kaget menyadari waktu yang telah berlalu.
Ji Heon, Eun Seol dan Sekretaris mengadakan kunjungan dinas di lokasi kantor baru mereka. Saat melihat-lihat, Ji Heon memberi isyarat pada Sekretaris Kim. Menagnkap isyarat itu, dengan terbata-bata Sekretaris Kim minta ijin untuk pulang ke Seoul terlebih dulu karena.. karena ada .. ada hal penting. Ya, ada hal penting yang harus ia kerjakan di Seoul.
Dan ia pun kabur meninggalkan Ji Heon yang bermuka polos. Tapi Eun Seol tahu trik ini, dan ia pun mendorong Ji Heon kesal. Ji Heon pun merutuki Sekretaris Kim yang tak mahir berbohong.
Pada break pertama pertunjukkan teater, Moo Won belum juga datang. Sendirian di dalam teater, Na Yoon membesarkan hatinya dengan mengatakan pada diri sendiri kalau dia sudah terbiasa ditolak, maka penolakan kali ini pun tak masalah baginya. Dan ada suara yang menyela monolognya,
  “Memang berapa kalau kau sudah ditolak?”  
Moo Won duduk di samping Na Yoon dan bertanya tentang cerita teaternya. Na Yoon tak dapat menjawab, membuat Moo Won menebak kalau Na Yoon tertidur lagi.
Setelah pertunjukkan usai, Moo Won bertanya pada Na Yoon,
“Apakah kau ingin kembali lagi padaku?”
Na Yoon menahan nafas kaget. Namun ia pun mengiyakannya. Bisakah?
Ji Heon dan Eun Seol akan menempati kamar yang terpisah di bangunan yang terpisah. Ji Heon menelepon Eun Seol untuk datang ke kamarnya. Seperti dulu, ia tak dapat tidur di lingkungan yang baru. 
Eun Seol pun datang untuk memijat tangannya seperti dulu. Tapi Ji Heon tetap tidak mengantuk. Mereka berbaring seperti posisi bayi dalam kandungan seperti dulu. Tapi Ji Heon juga tetap tidak mengantuk.
Eun Seol menyarankan agar mereka tetap berbaring seperti ini sampai Ji Heon mengantuk. Ji Heon mengatakan kalau ia melakukan ini, mungkin ia akan mengantuk. Dan Ji Heon pun mencium Eun Seol.
Eun Seol menatap Ji Heon seperti ragu ingin mengatakan sesuatu. Namun ia kemudian berkata,
  “Kau dulu mengatakan ingin masuk ke dalam duniaku. Kalau memungkinkan.. aku menginginkannya. Dapatkah kau membuang posisi pewaris perusahaan dan masuk dalam duniaku?”

Sumber : www.kutudrama.com




Episode 1 - 2 - 3 - 4 - 5 - 6 - 7 - 8 - 9 - 10 - 11 - 12 - 13 - 14 - 15 - 16 - 17 - 18 Tamat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar