Tapi terlambat, Eun Seol sudah mengetahuinya. Saat Eun Seol mendesak
ingin tahu dokumen apakah itu, Sekretaris Jang mengatakan kalau dokumen
itu bukan sesuatu yang penting. Dan Eun Seol tak melihat apapun.
Eun Seol ingin membantah tapi Presdir Cha masuk ke ruangan. Sekretaris Jang memberi isyarat agar Eun Seol diam.
Melihat gerak-gerik kedua sekretaris itu, Presdir Cha menuduh mereka
menggosipkan dirinya di belakangnya. Jika ingin bergosip, jangan sampai
ketahuan. Sekretaris Jang tersenyum gugup dan berjanji lain kali ia akan
berhati-hati.
“Kenapa harus berhati-hati? Maksudmu kau nanti akan menggosipkan aku dibelakangku?” |
Sekretaris Kim menemui Ji Heon untuk memberitahukan jadwal Ji Heon keluar kota di akhir pekan untuk melihat proyek baru. Keluar kota dan akhir pekan. Informasi dari Sekretaris Kim membuat Ji Heon merencanakan sesuatu.
Ia menyuruh Sekretaris Kim mengatur kunjungan itu bertiga dengan Eun Seol dan Sekretaris Kim yang menyetir mobilnya. Namun di tengah acara, ia harus pulang ke Seoul karena ada sesuatu yang penting.
Ia menyuruh Sekretaris Kim mengatur kunjungan itu bertiga dengan Eun Seol dan Sekretaris Kim yang menyetir mobilnya. Namun di tengah acara, ia harus pulang ke Seoul karena ada sesuatu yang penting.
Tapi bagaimana kalau tak ada hal penting yang membuatnya harus pulang?
Ji Heon kesal karena Sekretaris Kim yang lulusan dari universitas
ternama ternyata tak mampu menangkap maksudnya (yang kelihatan banget
ingin berduaan dengan Eun Seol).
Sekretaris Kim menyanggahnya. Ia tahu maksud Ji Heon, tapi ia tak tahu bagaimana berakting seperti itu.
Sekretaris Kim menyanggahnya. Ia tahu maksud Ji Heon, tapi ia tak tahu bagaimana berakting seperti itu.
Presdir Cha geli mendengarnya. Apa mungkin ia, Presdir Grup DN, meminta refund? Namun Presdir Cha melunak saat mendengar alasan Eun Seol yang tak memiliki waktu berkencan dengan Ji Heon lagi karena harus mengikuti kursus-kursus itu. Tapi lain kali ia akan tetap mencoba untuk mengikutikan Eun Seol di lain kesempatan.
Eun Seol mempersilahkan Presdir Cha untuk mencobanya, karena ia juga akan tetap berkelit. Tersenyum mendengar jawaban Eun Seol Presdir Cha bertanya, apakah hanya itu yang membuat Eun Seol resah? Namun Eun Seol tak mengatakan apapun lagi.
Ketika Eun Seol keluar ruangan, Sekretaris Kim sudah menunggunya dan
mengajaknya bicara di luar. Manager Park yang kebetulan melihat pun
menguping pembicaraan mereka.
Sekretaris Jang meminta Eun Seol untuk melupakan apa yang baru saja ia
lihat. Presdir Cha adalah chaebol yang paling bersih dibanding
chaebol-chaebol lainnya. Dan dalam persaingan bisnis, penggelapan pajak
adalah hal yang lumrah.
Eun Seol masih ragu karena walaupun ia rakyat biasa, tapi ia juga benci
saat mendengar berita tentang orang yang menggelapkan pajak. Sekretaris
Jang mengingatkan posisi Eun Seol sebagai sekretaris yang salah satu
tugasnya adalah melindungi bossnya. Dan jika berita ini tersiar keluar,
ia akan mati.
Ia juga meminta Eun Seol agar tidak memberitahukan pada Ji Heon, karena Ji Heon pernah mengatakan tak mau melihat ayahnya duduk di kursi roda lagi.
Ia juga meminta Eun Seol agar tidak memberitahukan pada Ji Heon, karena Ji Heon pernah mengatakan tak mau melihat ayahnya duduk di kursi roda lagi.
Gerak-gerik Manager Park yang menguping mengungkit keingintahuan Moo Won
yang kebetulan lewat. Ia menegur Manager Park, tapi Manager Park
buru-buru membekap mulut Moo Won. Ia menutup mulut Moo Won sampai
Sekretaris Jang dan Eun Seol meninggalkan tempat mereka.
Moo Won menanyakan apa yang baru saja ia lakukan. Manager Park
menjelaskan kalau sepertinya Eun Seol terlibat suatu masalah dengan
Sekretaris Jang. Dan ia melakukan hal ini karena mereka berada di pihak
yang sama.
Dengan dingin Moo Won menjelaskan walaupun Manager Park berada di pihak
ibunya, bukan berarti Manager Park juga berada di pihaknya. Ia pun
berlalu meninggalkan Manager Park yang menggerutu kalau Moo Won juga
sudah tersihir oleh wanita.
Moo Won mengejar Eun Seol dan menanyakan apakah ia baik-baik saja. Eun
Seol yang tak dapat mengatakan apapun hanya mengiyakan Moo Won.
Tapi tidak saat bertemu dengan Ji Heon. Ji Heon tertangkap basah sedang
bermain game bersama Sekretaris Kim dan si paruh waktu yang datang untuk
mengurus program beasiswa yang ditawarkan perusahaan. Buru-buru Ji Heon
mengusir kedua partnernya dan meminta Eun Seol untuk maju 7 langkah ke
arahnya.
Ia hanya ingin menatap Eun Seol yang berdiri tepat di hadapannya. Namun tak disangka, Eun Seol maju selangkah lagi dan memeluk Ji
Heon. Walaupun menyukai pelukan Eun Seol, Ji Heon bertanya apakah ada
yang mengganggu pikiran Eun Seol? Tidak, Eun Seol melakukan ini karena
ia menyukainya.
Ji Heon: “Kau seharusnya mengatakan kau melakukan ini karena aku keren.” |
Eun Seol: “Tidak, yang keren adalah aku.” |
Na Yoon makan siang sendirian. Mukanya sedih, sesedih-sedihnya, sampai
pelayan datang menghampiri dan menanyakan apakah ada yang salah dengan
makanannya? Masih dengan muka manyun, Na Yoon mengatakan bukan makanan
yang menjadi masalahnya. Tapi dirinya.
Apalagi saat menemui Moo Won untuk urusan pekerjaan. Moo Won malah
menanyakan pada Na Yoon, apakah Eun Seol memiliki masalah? Na Yoon
menyuruhnya untuk berhenti memperhatikan Eun Seol, karena Eun Seol sudah
menolaknya. Dengan Moo Won seperti ini, akan memberatkan hati Eun Seol.
Moo Won tak mungkin melupakannya begitu saja. Ia sedang berusaha menghilangkan perasaan itu. Ia terus mencobanya dan semakin lama semakin baik. Na Yoon kelihatan puas akan jawaban Moo Won, membuat Moo Won ingin tahu apakah Na Yoon masih menyukainya?
Dulu Na Yoon menyukainya. Moo Won ingin tahu apakah sekarang perasaan Na
Yoon sudah berubah? Na Yoon berkata pada dirinya sendiri, kalau
perasaannya memang sudah berubah.
Okee... Na Yoon dulu suka pada Ji Heon, Moo Won, Ji Heon lagi dan sekarang memang sudah berubah pada Moo Won lagi.
Ji Heon mencuri-curi waktu untuk berduaan dengan Eun Seol. Di lift, ia
mencoba memeluk Eun Seol tapi segera ditolak oleh Eun Seol. Di dalam
lift berarti ada CCTV, dan ia tak nyaman dengan hal itu. Ji Heon menarik
Eun Seol ke pojok di bawah CCTV, tempat paling aman yang tak akan
terlihat CCTV. Sambil memeluk Eun Seol, Ji Heon mengajak Eun Seol untuk
berkencan tanpa gangguan siapapun.
Namun gangguan datang lebih cepat saat pintu terbuka. Di depan lift,
ayahanya dan Sekretaris Jang berdiri dan melihat mereka berpelukan.
Sontak Ji Heon mendorong Eun Seol maju, hingga Eun Seol terlempar ke
Presdir Cha.
Presdir Cha dan Sekretaris Jang terkekeh geli, menyuruh mereka melanjutkan apa yang tadi mereka hentikan dan keluar lift, membiarkan dua pasang burung merpati itu untuk berduaan lagi.
Presdir Cha dan Sekretaris Jang terkekeh geli, menyuruh mereka melanjutkan apa yang tadi mereka hentikan dan keluar lift, membiarkan dua pasang burung merpati itu untuk berduaan lagi.
Ji Heon pun mematuhi perintah ayahnya. Namun belum sempat mereka
berduaan, pintu lift terbuka lagi dan beberapa karyawan berdiri di depan
pintu, ragu-ragu untuk masuk. Ji Heon akhirnya menyuruh mereka untuk
masuk. Dan gagallah acara berduan itu.
Diam-diam tangan Eun Seol berayun kecil, dan kelingkingnya menyentuh
kelingking Ji Heon. Sambil tersenyum rahasia, mereka pun berpegangan.
Sekretaris Jang berpendapat kalau seharusnya Presdir Cha tak perlu
keluar kantor dengan menuruni tangga seperti ini. Tapi Presdir Cha
berpendapat kalau jalan kaki itu baik untuk kesehatan.
Rasa suka Presdir Cha pada Eun Seol tak luput dari perhatian Sekretaris Jang, apakah Presdir Cha memang menyukai Eun Seol?Presdir Cha mengiyakan, apalagi sekarang ia telah berpikir kalau Eun Seol telah menjadi anggota keluarganya, ia semakin menyukainya. Ia bahkan berkata,
Hmm… saya juga pengen naruh Yoo Chun dan Song Joong Ki ke dalam saku dan membawanya kemanapun saya pergi.
Rasa suka Presdir Cha pada Eun Seol tak luput dari perhatian Sekretaris Jang, apakah Presdir Cha memang menyukai Eun Seol?Presdir Cha mengiyakan, apalagi sekarang ia telah berpikir kalau Eun Seol telah menjadi anggota keluarganya, ia semakin menyukainya. Ia bahkan berkata,
“Aku seperti ingin menaruhnya ke dalam saku.” |
Mereka bertemu dengan Manager Park yang kaget dan ketakutan melihat
mereka berdua. Presdir Cha melihat wajah Manager Park yang tak seperti
biasanya dan mengajaknya untuk memancing dengan kapal ke lautan lepas.
Sekretaris Jang menyetujui usul tersebut, karena di tengah lautan tak akan ada orang yang dapat menemukan mereka. Tempat yang sepi dan damai. Manager Park terbelalak mendengar usul tersebut.
Sekretaris Jang menyetujui usul tersebut, karena di tengah lautan tak akan ada orang yang dapat menemukan mereka. Tempat yang sepi dan damai. Manager Park terbelalak mendengar usul tersebut.
LOL. Usul Presdir Cha yang lemah lembut = menyenangkan. Usul Presdir Cha, si preman yang dikhianati bawahannya = menakutkan.
Ji Heon dan Eun Seol memulai kencan dengan berjalan-jalan. Ji Heon
mengusulkan agar mereka berbicara dengan banmal karena usia mereka sama.
Mungkin kalau bahasa Indonesia seperti bahasa lu-gue. Eun Seol setuju
dan mulai memanggil nama Cha Ji Heon berkali-kali, tanpa embel-embel
–ssi ataupun direktur. Ji heon sedikit kesal tapi tersenyum mendengar
Eun Seol memanggilnya dengan gembira.
Ji Heon mengajak Eun Seol untuk makan malam di restoran mewah, dan Eun
Seol mulai menunjukkan apa yang ia pelajari di kursus table mannernya.
Walaupun saat mulai makan, gaya makan dan komentarnya tetap seperti
Bondan Winarno yang mmhh.. maknyus! Ia menyukai makanan restoran ini,
tapi ia melarang Ji Heon untuk mengulangi makan di restoran ini karena
.. mahal!
Eun Seol diantar pulang oleh Ji Heon, walaupun kali ini ia juga tak
ingin melepaskan Ji Heon. Ji Heon memegang kedua pipi Eun Seol dan
bergumam kata-kata yang tak dimengerti oleh Eun Seol.
Ji Heon : “Tahu begini aku dulu membuat bonekamu saja.” |
Ketika mengendarai mobil, Ji Heon memikirkan sesuatu. Dan ketika ia
memutuskan sesuatu, seperti tokoh K-drama lainnya, ia memutar mobilnya
180 derajat sampai ban mobilnya berdecit keras. Ia hendak menemui
seseorang.
Biasanya sih putaran 180 derajat itu dilakukan untuk menemui pacar atau orang yang dicintainya. Dan kali ini Ji Heon menemui..
Moo Won kaget saat ia meminta bertemu, saat itu pula Ji Heon muncul di
hadapannya. Moo Won menuduh Ji Heon mengikutinya. Ji Heon mengatakan ia
tak mengikuti Moo Won. Moo Won tak percaya, tapi karena ia ingin
mengatakan sesuatu ia menyuruh Ji Heon untuk mengikutinya.
Di taman, Eun Seol bertanya pada Na Yoon tentang konglomerat. Jika
seseorang mendapatkan kekuasaan dengan cara yang tak etis, tapi ia
kemudian menggunakan kekuatan itu demi kebaikan, apakah itu hal yang
baik?
Na Yoon mengiyakan, tapi Myung Ran merasa ada sesuatu yang tak beres. Apakah Eun Seol mengetahui sesuatu? Eun Seol tak menjawab, hanya mengeluh jika ia tetap berada di jalur yang sama, dan menjadi menantu konglomerat, mungkin ia akan menjadi ibu Na Yoon atau ibu Moo Won.
Na Yoon mengiyakan, tapi Myung Ran merasa ada sesuatu yang tak beres. Apakah Eun Seol mengetahui sesuatu? Eun Seol tak menjawab, hanya mengeluh jika ia tetap berada di jalur yang sama, dan menjadi menantu konglomerat, mungkin ia akan menjadi ibu Na Yoon atau ibu Moo Won.
Na Yoon membenarkan, hal itu pasti akan terjadi apalagi kalau sudah
tercebur ke dalamnya. Tapi ia kemudian tersadar sesuatu dan bertanya
apakah Eun Seol baru saja menghina ibunya?
Di taman mereka melihat ibu-ibu membentur-benturkan punggungnya ke
tiang. Na Yoon heran melihat mereka. Myung Ran menjelaskan kalau hal itu
untuk melancarkan peredaran darah. Dan akhirnya mereka bertiga
mencobanya.
Mungkin peredaran darah di punggung Na Yoon sudah lancar, tapi hatinya tidak, karena ia terus menerus menghela nafas. Saat ditanya oleh Myung Ran, ia mengakui kalau dirinya sekarang terus menerus memikirkan Moo Won.
Mungkin peredaran darah di punggung Na Yoon sudah lancar, tapi hatinya tidak, karena ia terus menerus menghela nafas. Saat ditanya oleh Myung Ran, ia mengakui kalau dirinya sekarang terus menerus memikirkan Moo Won.
Sedangkan orang yang dipikirkan Na Yoon sekarang sedang bertanding
dengan Ji Heon. Sepertinya Ji Heon dan Moo Won ingin membuktikan siapa
yang terbaik diantara mereka.
Softball? Ji Heon mencoba memukul setiap bola yang terlempar ke arahnya,
namun hanya terkena udara. Moo Won? Berhasil memukul setiap bola yang
datang menghampirinya.
Basket? Ji Heon membanggakan lemparan slam dunknya, namun Moo Won lah yang memasukkan setiap bola ke dalam keranjang.
Lari? Moo Won bahkan harus berlari pelan untuk menyamakan kecepatan Ji
Heon yang berlari sekencang-kencangnya. Saat mendekati garis finish, ia
baru menambah kecepatan sehingga ia sampai duluan.
LOL. Entah Ji Sung adalah pelari yang buruk atau akting larinya oke, tapi adegan terakhir membuat saya ROFL.
Setelah itu mereka beristirahat di tengah lapangan. Moo Won meyakinkan
dirinya kalau memang Eun Seol yang bodoh, tak bisa memilih yang terbaik
di antara mereka. Dengan kalem Ji Heon berkata memang begitulah kalau
cinta itu buta. Ia mungkin dapat kalah pada semua bidang, tapi ia tak
mau kalah pada sesuatu hal, hal yang paling penting bagi dirinya.
Kali ini Moo Won akan membiarkannya menang pada hal itu, tapi ia akan
memenangkan semua hal yang lain. Karena senang, Ji Heon pun memeluknya
yang segera didorong balik oleh Moo Won. Ia melakukan hal ini bukan
karena Ji Heon, tapi karena Eun Seol. Apalagi sekarang Eun Seol tampak
murung. Ji Heon setuju pada kata-kata terakhir Moo Won karena ia pun
merasakannya.
Ia mengepalkan tangannya, bersumpah tak akan membiarkan ada orang yang
mengganggu Eun Seol. Moo Won menatap kepalan tangan Ji Heon skeptis, dan
mengatakan kalau kepalan itu bahkan tak akan mampu membunuh sebuah
nyamuk.
Eun Seol terbangun terlalu pagi karena ia tak dapat bernafas. Ternyata Na Yoon yang tidur di sampingnya memeluknya terlalu erat.
Walaupun kepagian, iapun berangkat menjemput Ji Heon. Di halaman, ia
bertemu dengan Presdir Cha yang senang melihat kedatangan Eun Seol. Ia
mengajak Eun Seol untuk sarapan dan berteriak meminta Nenek untuk
menyiapkan satu piring lagi untuknya.
Eun Seol membangunkan Ji Heon yang langsung menariknya untuk berbaring
di sampingnya. Eun Seol menghindar dan mengatakan kalau mata Ji Heon
masih ngantuk. Kata-kata Eun Seol membuat Ji Heon melompat dan menutupi
mukanya, tak mau terlihat jelek di hadapan Eun Seol.
LOL. Saya pikir cuman cewek saja yang ingin keliatan paling cantik di hadapan pacarnya. Ternyata Ji Heon juga..
Saat sarapan, Presdir Cha dan Ji Heon berturutan memberikan lauk pada Eun Seol. Melihat perhatian
yang berlebih pada Eun Seol, nenek menggerutu kalau sekarang ia tak
diperhatikan. Semua langsung menyadari, dan memberikan lauk pada nenek,
termasuk Eun Seol. Tapi nenek tetap menganggap mereka tak perhatian
padanya yang akan membuatnya cepat mati.
Presdir Cha membesarkan hati Nenek kalau nenek tak akan mati dan akan
hidup 10 ribu tahun lagi. Nenek tetap kesal (iyalah.. siapa juga yang
mau hidup sepuluh ribu tahun, memang nenek dinosaurus?)) dan mengatai
Presdir Cha berandalan. Presdir Cha meminta agar nenek tak menyebutnya
seperti itu di hadapan Eun Seol. Eun Seol tertawa geli melihat interaksi
ibu dan anak yang umurnya dua kali lipat dari umurnya sendiri tapi
tingkah lakunya separuh umurnya.
Ketika berdua dengan nenek, Eun Seol menanyakan hal simbolis. Ia
disayang oleh seseorang yang sangat baik, tapi tanpa sengaja ia tahu
kalau orang itu banyak melakukan hal-hal yang melanggar hukum. Jadi apa
yang harus ia lakukan?
Nenek tak mengerti arah pembicaraan Eun Seol, namun Eun Seol juga tak dapat menjelaskan lebih lanjut karena Ji Heon sudah mengajaknya untuk berangkat ke kantor.
Saat itu Sekretaris Jang yang datang untuk menjemput Presdir Cha menatap Eun Seol dengan yang berarti, dan hal itu tak luput dari perhatian Ji Heon.
Nenek tak mengerti arah pembicaraan Eun Seol, namun Eun Seol juga tak dapat menjelaskan lebih lanjut karena Ji Heon sudah mengajaknya untuk berangkat ke kantor.
Saat itu Sekretaris Jang yang datang untuk menjemput Presdir Cha menatap Eun Seol dengan yang berarti, dan hal itu tak luput dari perhatian Ji Heon.
Di dalam mobil, Ji Heon melihat Eun Seol termenung. Ji Heon meminta Eun
Seol untuk selalu jujur dan mengatakan padanya jika ia merasa terganggu
oleh seseorang. Eun Seol pun menjawab kalau selama Ji Heon tak
menimbulkan masalah, maka ia pun baik-baik saja.
Ji Heon merengut dan berkata kalau seharusnya Eun Seol membiarkan
dirinya tampak keren (dengan berkata seperti tadi, seperti laki-laki
yang melindungi pacarnya) bukannya malah berkata tajam. Eun Seol mencoba
menyembunyikan tawanya namun gagal. Hehe.. siapa suruh punya pacar yang
dramaqueen banget.
Di salon, ibu Moo Won berkomentar kalau ibu Na Yoon sepertinya lebih
membenci Eun Seol daripadanya. Ibu Na Yoon beralasan karena Eun Seol
akan menurunkan derajat mereka, jika Eun Seol diterima di kalangan
mereka. Gosip yang tersebar mengabarkan tentang hubungan antara Ji Heon
dan Eun Seol.
Manager Park tiba-tiba menelepon ibu Moo Won yang sebal menerimanya.
Mata-matanya itu selalu meneleponnya terus menerus. Setelah menerima
telepon, ia pergi meninggalkan salon. Melalui telepon, ibu Na Yoon
menyuruh anak buahnya untuk memata-matai temannya, tapi ia memutuskan
untuk melakukannya sendiri.
Manager Park berulang kali meminta ganti lokasi pertemuan dengan ibu Moo
Won, membuat ibu Moo Won bertambah sebal. Apa Manager Park minta untuk
dipukuli olehnya? Manager Park beralasan karena ia merasa dikuntit oleh
seseorang.
Ia melaporkan kalau ia sepertinya akan menangkap ikan yang besar. Walaupun ia belum tahu secara jelas, tapi hal itu mungkin dapat digunakan untuk menyingkirkan Presdir Cha.
Ia melaporkan kalau ia sepertinya akan menangkap ikan yang besar. Walaupun ia belum tahu secara jelas, tapi hal itu mungkin dapat digunakan untuk menyingkirkan Presdir Cha.
Namun saat ibu Moo Won menanyakan hal apakah itu, Manager
Park malah berkeluh kesah tentang ketakutannya akan Presdir Cha yang
mengundangnya pergi memancing di lautan yang sepi. Hal itu menimbulkan
kesadaran baru baginya kalau tak ada yang paling penting dibandingkan
sebuah kehidupan.
Dan ketakutannya terbukti, karena sepeninggal ibu Moo Won, ia ditangkap
oleh sekelompok orang berjas hitam. Ia langsung meminta ampun pada
Presdir Cha, mengira orang-orang itu adalah suruhan Presdir Cha.
Ternyata, setelah jendela mobil sedan hitam terbuka, muncullah ibu Na
Yoon.
Na Yoon mengajak Eun Seol untuk berangkat kerja bareng, karena ia juga
akan ke DN Group. Eun Seol tahu Na Yoon tak tahu bagaimana menghadapi
Moo Won. Dan Eun Seol menyarankan untuk langsung ke sasaran, tidak berputar-putar seperti dirinya.
Na Yoon bertemu dengan Ji Heon dan Moo Won karena DN akan meluncurkan
smartphone terbaru. Moo Won meminta Na Yoon untuk membuat konsep promosi
yang sesuai dengan target pasar mereka. Sementara Ji Heon pamit dan
membawa dua buah handphone untuk menguji cobanya.
Sesuai saran Eun Seol, Na Yoon mengeluarkan undangan menonton teater ke atas meja. Namun
belum mulai, ia sudah kesal duluan. Komentar Moo Won yang mengatakan
kalau ia tak dapat menemukan partner nonton LAGI, membuatnya
tersinggung. Sekarang hidupnya sudah baik. Ia sudah bisa makan dan
nonton sendirian.
Moo Won tersenyum dan mengatakan oke, sambil mengembalikan undangan itu. Na Yoon memberanikan diri untuk bertanya apakah Moo Won tak mau pergi? Moo Won geli melihat udang di balik batu-nya Na Yoon. Ia menerima undangan Na Yoon dan akan pergi walaupun ia tak dapat janji 100%, karena ia sangat sibuk.
Na Yoon kembali menjadi Na Yoon si super gengsi dan mengatakan kalau
bukan hanya Moo Won saja yang super sibuk. Ia juga 100% tak dapat
berjanji, tapi ia akan mengusahakannya. Na Yoon pun meninggalkan Moo
Won.
Ji Heon kabur dari rapat untuk memberikan salah satu handphone untuk Eun
Seol dan menjadikannya couple phone. Eun Seol berkomentar kalau ia baru
memiliki handphone yang baru. Jadi Eun Seol tak mau? Tentu saja mau.
Tapi apakah ia boleh menjualnya?
Bwahaha Eun Seol lucu juga. Tapi Ji Heon lebih lucu lagi karena ternyata
ia memberikan handphone yang belum aktif. Ia menelepon Eun Seol dan Eun
Seol mencoba mengangkatnya. Mereka berhalo-halo-an namun tak terdengar
apapun.
Tiba-tiba Na Yoon masuk, menabrak Ji Heon dan langsung memeluk Eun Seol.
Ia berkeluh kesah tentang dirinya yang tak tahu harus melakukan apa
sekarang. Eun Seol hanya menepuk-nepuk bahu bersimpati padanya. Ji Heon
ingin menebak sesuatu yang terjadi pada Na Yoon, tapi langsung dibentak
olehnya,
“Kau pikir aku akan menangisimu selamanya? Nggak mungkin banget!” |
LOL. Sepertinya tombol bipolar-nya Na Yoon lupa dimatikan, deh..
Ji Heon sepertinya tak keberatan dengan perlakuan Na Yoon.
Sepeninggalnya, ia malah mencoba memeluk Eun Seol (yang langsung gagal
total). Ia berkilah kalau tadi ia belum dipeluk oleh Na Yoon. Tapi ia
kemudian mengejar Na Yoon.
Ingin mendapat pelukan Na Yoon? Tentu bukan. Ji Heon bertanya pada Na
Yoon, apakah ibu Na Yoon merencanakan sesuatu lagi untuk mencelakakan
Eun Seol? Na Yoon merasa tak pasti, tapi ia akan terus mengawasi dan
memberitahukan pada Ji Heon jika ia mengetahui sesuatu yang aneh.
Na Yoon teringat akan ‘rencana kerja keluar kota’ Ji Heon bersama Eun
Seol. Ia menyindir Ji Heon yang baru sekarang tumbuh dewasa, karena saat
berpacaran dengannya, Na Yoon lah yang harus merencanakan hal-hal
seperti itu. Bahkan ia harus menipu Ji Heon agar Ji Heon mau pergi.
Ji Heon tak sudi dikatai seperti anak kecil. Apa? Sejak kapan ia
melakukan hal seperti itu? Na Yoon pun mendelik dan menantangnya,
"Apa?!" Ji Heon pun tak mau
kalah dan menantang balik, "Apa?!" Dan mereka berdua saling membentak
bersahut-sahutan seperti dua anak kecil.
Presdir Cha yang baru saja menghadiri pertemuan dengan
eksekutif-eksekutif lainnya tersinggung saat salah satu temannya
menanyakan kebenaran gosip yang beredar tentang Ji Heon dan
sekretarisnya. Apalagi temannya mengira Ji Heon sedang ‘bermain-main’
dan menyarankan agar Ji Heon tak melakukannya karena citranya sekarang
masih buruk.
Presdir Cha marah sekali dan mengatakan kalau mungkin saja anak temannya
seperti itu, tapi Ji Heon-nya bukan tipe laki-laki seperti itu. Dan
sekretarisnya juga bukan gadis seperti itu. Kebetulan Ibu Moo Won
melihat luapan emosi Presdir Cha di depan umum.
Ibu Moo Won mentraktir Presdir Cha makan untuk menghargai apa yang telah
ia lakukan untuk mengatasi masalahnya. Ia mengungkit luapan amarah
Presdir Cha yang di luar kebiasaannya. Presdir Cha mengakui hal itu dan
ia benci pada dirinya saat itu. Dengan kalem ibu Moo Won menjawab,
Presdir Cha tentu saja tidak tertawa seperti saya. Ia kesal namun tetap
berkeluh kesah jika ada orang seperti temannya yang mengatakan hal yang
menghina Ji Heon dan Eun Seol, maka ia tak terima. Ibu Moo Won pun
menjawab,
Presdir Cha semakin kesal mendengar ibu Moo Won yang selalu
berputar-putar pada hal yang sama. Seekor tupai saja tak berputar-putar
sebanyak mereka. Ia juga mengatakan kalau ia telah membelikan sepatu
sebagai ganti sepatu yang dilemparkan ibu Moo Won padanya.
Aww.. walaupun Ibu Moo Won mengatakan kalau ia telah memiliki banyak
sepatu, ia sepertinya merasa tersentuh dengan pemberian Presdir Cha.
Eun Seol mendapat telepon dari seseorang yang memintanya untuk bertemu.
Ketika telah bertemu, ia menjadi waspada saat orang itu memperkenalkan
diri dari LSM dan mengatakan kalau Eun Seol-lah yang meneleponnya untuk
bertemu.
Ia menarik dasi orang LSM itu dan hendak menghajarnya karena ia mengira orang itu hanya menjebaknya. Tapi setelah menggoogle tentang
kredibiltas orang itu, ternyata ia memang benar dari LSM. Eun Seol
minta maaf tapi ia mengatakan kalau ia memang tak pernah meneleponnya.
Walaupun begitu, orang LSM bertanya apakah Eun Seol memang tak tahu
mengenai sesuatu hal? Eun Seol tak yakin menjawab tidak. Maka orang LSM
itu meminta Eun Seol menghubunginya jika ia menemukan sesuatu yang
illegal dan nama Eun Seol akan menjadi anonim.
Ketika Eun Seol dan orang LSM itu mengucapkan selamat tinggal, ada
seseorang di dalam mobil yang mengambil gambar mereka. Eun Seol langsung
lari mengejar si pemotret itu,namun orang itu keburu kabur dengan
mobilnya.
Eun Seol melaporkan hal ini pada Sekretaris Jang yang langsung khawatir
kalau Eun Seol membocorkan masalah penggelapan pajak pada LSM itu. Eun
Seol tak akan melaporkan hal itu pada LSM, tapi ia akan melaporkannya
pada Presdir Cha dan memintanya untuk menghentikan semua hal illegal
itu.
Sekretaris Jang langsung melarangnya, karena walaupun Presdir Cha
menyayanginya, tapi ia akan menghukum Eun Seol juga dirinya. Eun Seol
tak tahu harus melakukan apa lagi, karena ia tak ingin melihat Ji Heon
duduk di kursi roda seperti terdakwa lain.
Dan seperti yang lalu, Manager Park menguping pembicaraan mereka. Ia bergumam kalau Eun Seol bukan seperti wanita kebanyakan.
Seperti paranoid, Eun Seol selalu melihat sekeliling untuk memastikan
tak ada orang yang menguntit mereka, membuat Ji Heon bingung.
Di luar teater, Na Yoon menunggu kedatangan Moo Won dengan harap-harap
cemas. Ketika tiba saatnya masuk, Moo Won belum juga datang. Akhirnya ia
pun masuk dan menonton sendirian.Moo Won yang masih sibuk dengan rapat
dan ketika selesai rapat, ia kaget menyadari waktu yang telah berlalu.
Ji Heon, Eun Seol dan Sekretaris mengadakan kunjungan dinas di lokasi
kantor baru mereka. Saat melihat-lihat, Ji Heon memberi isyarat pada
Sekretaris Kim. Menagnkap isyarat itu, dengan terbata-bata Sekretaris
Kim minta ijin untuk pulang ke Seoul terlebih dulu karena.. karena ada
.. ada hal penting. Ya, ada hal penting yang harus ia kerjakan di Seoul.
Dan ia pun kabur meninggalkan Ji Heon yang bermuka polos. Tapi Eun Seol
tahu trik ini, dan ia pun mendorong Ji Heon kesal. Ji Heon pun merutuki
Sekretaris Kim yang tak mahir berbohong.
Pada break pertama pertunjukkan teater, Moo Won belum juga datang.
Sendirian di dalam teater, Na Yoon membesarkan hatinya dengan mengatakan
pada diri sendiri kalau dia sudah terbiasa ditolak, maka penolakan kali
ini pun tak masalah baginya. Dan ada suara yang menyela monolognya,
Moo Won duduk di samping Na Yoon dan bertanya tentang cerita teaternya.
Na Yoon tak dapat menjawab, membuat Moo Won menebak kalau Na Yoon
tertidur lagi.
Setelah pertunjukkan usai, Moo Won bertanya pada Na Yoon,
Na Yoon menahan nafas kaget. Namun ia pun mengiyakannya. Bisakah?
“Apakah kau ingin kembali lagi padaku?” |
Ji Heon dan Eun Seol akan menempati kamar yang terpisah di bangunan yang
terpisah. Ji Heon menelepon Eun Seol untuk datang ke kamarnya. Seperti
dulu, ia tak dapat tidur di lingkungan yang baru.
Eun Seol pun datang untuk memijat tangannya seperti dulu. Tapi Ji Heon
tetap tidak mengantuk. Mereka berbaring seperti posisi bayi dalam
kandungan seperti dulu. Tapi Ji Heon juga tetap tidak mengantuk.
Eun Seol menyarankan agar mereka tetap berbaring seperti ini sampai Ji
Heon mengantuk. Ji Heon mengatakan kalau ia melakukan ini, mungkin ia
akan mengantuk. Dan Ji Heon pun mencium Eun Seol.