Sejenak Eun Seol tak dapat mengatakan sepatah katapun. Dengan
terbata-bata dan hampir salah kata, ia menjawab kalau Moo Won lah orang
yang memperlakukannya sebagai pria yang melihat dirinya sebagai wanita.
Dan Moo Won menegaskan kalau perlakuan itu karena ia menyukai Eun Seul.
Selama ia dapat bersama Eun Seol, ia akan selalu bahagia. Pengakuan
lanjutan itu membuat Eun Seol kembali speechless. Namun entah kenapa
pengakuan Moo Won malah mengingatkannya pada pengakuan-pengakuan cinta
Ji Heon. Ia menggeleng-gelengkan kepala mencoba menghilangkan kenangan
itu, bergumam sendiri mengapa (kenangan pengakuan) itu muncul tiba-tiba.
Moo Won salah sangka, mengira kata-kata itu ditujukan untuknya. Dengan malu-malu, ia mengaku kalau ia sendiri juga tak menyangka akan mengucapkan kata-kata itu. Tapi melakukan sesuatu tanpa mengetahui pasti akan hasil akhirnya membuatnya menyadari kalau ia memang menyukai Eun Seol lebih dari yang ia bayangkan.
Moo Won salah sangka, mengira kata-kata itu ditujukan untuknya. Dengan malu-malu, ia mengaku kalau ia sendiri juga tak menyangka akan mengucapkan kata-kata itu. Tapi melakukan sesuatu tanpa mengetahui pasti akan hasil akhirnya membuatnya menyadari kalau ia memang menyukai Eun Seol lebih dari yang ia bayangkan.
Eun Seol mengalihkan pandangannya dari Moo Won ke luar jendela. Dan
betapa terkejutnya dia saat melihat Ji Heon berdiri melihat mereka
dengan tatapan masam. Dengan tangannya, Ji Heon mengisyaratkan agar
mereka berganti posisi. Ia di dalam, Eun Seol keluar. Buru-buru Eun Seol
berkata pada Moo Won kalau ia tak dapat menjawab sekarang karena
pertanyaannya itu bukan sesederhana itu, dan dia sebentar lagi akan
diseret keluar. Moo Won tersenyum dan mengatakan kalau ia mengerti.
Mereka akan bertemu lagi lain kali, dan selama itu ia minta agar Eun
Seol tak menolaknya atau melarikan diri jika bertemu dengannya. Walaupun
agak susah, tapi Eun Seol menyanggupinya.
Eun Seol pun dengan cepat keluar dari restoran dan mengajak Ji Heon
untuk pulang ke kantor. Ji Heon menyindirnya, apa karena ia menyukai Eun
Seol membuat ia lupa posisi dirinya dimana? Siapa yang boss siapa yang
sekretaris? Ji Heon menyuruhnya pulang ke kantor sekarang juga. Eun Seol
menyanggupinya, tapi ia mencoba mengikuti Ji Heon yang masuk ke dalam
restoran, yang segera ditahan oleh Ji Heon.
Di dalam restoran, Ji Heon mulai menginterogasi Moo Won yang tetap tak
bergeming walaupun Ji Heon memintanya untuk menjauhi Eun Seol. Ia
bersedia menukarkan apa saja bahkan perusahaan dengan Eun Seol. Ia juga
berterimakasih karena keputusan Moo Won lah Eun Seol dapat direkrut
menjadi sekretarisnya.
Moo Won langsung memotong karena sekarang ia menyesali keputusan itu.
Tapi Ji Heon tak peduli akan penyesalan Moo Won, karena Eun Seol adalah
sekretarisnya dan akan menjadi miliknya. Dengan kalem Moo Won meminta Ji
Heon tak seyakin itu.
Ji Heon yang sedikit goyah kepercayaan dirinya namun tetap keras kepala dan meminta Moo Won melepaskan Eun Seol karena Moo Won adalah pria keren yang dapat hidup tanpa Eun Seol, tapi tidak dengan dirinya. Ia tak dapat hidup tanpa Eun Seol. Tapi Moo Won menolaknya karena tak mudah untuk selalu menjadi keren seperti dirinya, dan karena itulah ia membutuhkan Eun Seol juga.
Ji Heon yang sedikit goyah kepercayaan dirinya namun tetap keras kepala dan meminta Moo Won melepaskan Eun Seol karena Moo Won adalah pria keren yang dapat hidup tanpa Eun Seol, tapi tidak dengan dirinya. Ia tak dapat hidup tanpa Eun Seol. Tapi Moo Won menolaknya karena tak mudah untuk selalu menjadi keren seperti dirinya, dan karena itulah ia membutuhkan Eun Seol juga.
Percayakan pada Moo Won untuk selalu narsis walaupun sedang memperjuangkan cintanya.
Tak ada yang mau mengalah dalam perang kata-kata, mereka memulai perang
dengan pandangan mata. Dan hal itu tak luput dari intaian Eun Seol yang
kembali lagi ke restoran karena khawatir pada dua saudara Cha itu.
Ji Heon menanyakan sekali lagi kalau apakah Moo Won tak mau melepaskan
Eun Seol? Moo Won tak mau menjawab, karena Eun Seol sendiri juga belum
memberikan jawaban pada mereka. Ia beranjak pergi meinggalkan restoran.
Dan apa yang kemudian terjadi? Tentu saja, Girl’s fight! Kedua Cha itu
saling memukul, mendorong, menjambak, dan semakin menarik perhatian
pengunjung restoran yang sudah sedari tadi memperhatikan mereka. Beberapa
pengunjung langsung mengenali mereka sebagai bos besar mereka di
kantor. Eun Seol mencoba menengahi mereka namun tak berhasil.
Sekretaris Moo Won mendapat kabar perkelahian bosnya, seketika itu juga ia
menginstruksikan agar pengunjung tak boleh keluar. Dengan efisien ia
menyuruh sekretaris yang lain untuk menghubungi bagian Humas untuk
menyiapkan gift certificate, tentunya untuk para pengunjung agar tak
buka mulut atas insiden ini. Dan para sekretaris itu pun langsung
berlari menuju TKP. Tak ketinggalan pula Sekretaris Jang juga ikut
bergabung dengan mereka, setelah meninggalkan Presdir Cha, yang sedang
bermain catur denganya, dengan berpura-pura sakit perut dan pamit pergi
ke toilet.
Di restoran, Ji Heon dan Moo Won masih tetap saling menjambak dan
berguling-guling di lantai tak mempedulikan sekitarnya. Hanya Eun Seol
yang berteriak memohon agar mereka menghentikan perkelahian ini, tapi
tak digubris. Ia juga meminta para pengunjung untuk tak mengambil foto
perkelahian itu juga tak berhasil.
Akhirnya ia mengambil taplak meja dan menutupkan taplak itu ke tubuh Ji Heon dan Moo Won yang tak mau lepas sehingga para pengunjunga tak dapat melihat dan mendengar apa yang mereka katakan.
Akhirnya ia mengambil taplak meja dan menutupkan taplak itu ke tubuh Ji Heon dan Moo Won yang tak mau lepas sehingga para pengunjunga tak dapat melihat dan mendengar apa yang mereka katakan.
Kecuali kata-kata Ji Heon yang menyuruh Moo Won untuk berhenti menggigitnya.
Di perjalanan pulang, Sekretaris Jang menginterogasi Eun Seol tentang
kelakukan Ji Heon dan Moo Won yang baru pertama kalinya melakukan
perkelahian fisik, biasanya mereka hanya perang kata-kata. Sekretaris
Jang kemudian meminta Ji Heon dan Moo Won untuk masuk lewat pintu
samping agar tak ketahuan oleh Presdir Cha.
Namun terlambat.
Karena Presdir Cha kebetulan berjalan keluar kantor dan melihat wajah
mereka babak belur. Ia berteriak marah pada Sekretaris Jang yang berani
membohonginya dan menyuruh mereka mengikutinya.
Ke mana?
Kemana lagi kalau masuk ke dalam lift. Sekretaris Jang memastikan kalau
berita perkelahian itu tak akan menyebar karena ia sudah menanganinya
dengan baik. Tapi Presdir Cha tak puas. Karena setelah itu ia menendang
Moo Won. Ji Heon tertawa geli melihat ayahnya menendang Moo Won, tapi
menjerit kesakitan karena ayahnya juga menendangnya, bahkan lebih keras.
Presdir Cha kemudian meminta Moo Won agar tak mengadukan pada ibu Moo
Won kalau ia menendang Moo Won.
LOL. Moo Won mengangguk mengiyakan.
Dan interogasi pun berlanjut di ruangan Presdir Cha. Ji Heon dan Moo Won
memang berkelahi memperebutkan Eun Seol, tapi mereka tetap melindungi
Eun Seol. Jadi mereka mengarang sebab perkelahian itu karena pekerjaan.
Tapi Presdir Cha tak percaya. Maka Ji Heon pun berdalih kalau ia marah
karena Moo Won menyebut dirinya Dewa Moo, yang diamini oleh Moo Won.
BTW, untuk selanjutnya penggunaan kata dewa Moo akan saya ganti dengan Moo Neu-nim ya? Karena rasanya kok seperti menyebut dewa sapi ya? *Kebanyakan keju Kraft dan susu Yess*
Presdir Cha menyuruh Moo Won keluar dan tinggal Ji Heon dan Eun Seol. Dan ia pun melanjutkan interogasinya. Siapa yang memukul lebih banyak?
Bwahaha.. Naluri Presdir Cha yang tak mau kalah tetap ada. Ji Heon
memastikan dirinya yang memukul lebih banyak. Eun Seol pun tak kuasa
menahan senyumnya mendengar pertanyaan Presdir Cha. Presdir Cha berkilah
kalau memang seperti itulah perasaan orang tua pada anaknya. Ia
kemudian menyuruh Ji Heon pergi dan menyuruh Eun Seol tinggal. Ji Heon
tak mau tapi Presdir Cha berkata kalau ia menyuruh Eun Seol tinggal
untuk membuktikan kebenaran ucapan Ji Heon, apakah benar Ji Heon memukul
lebih banyak daripada Moo Won?
Setelah berdua, Presdir Cha menginterogasi Eun Seol, memastikan
kecurigaannya kalau perkelahian mereka sebenarnya adalah masalah wanita.
Eun Seol terpana mendengar tebakan Presdir Cha yang tepat. Tapi ia tak
berani mengiyakan. Tapi Presdir Cha yakin kalau kedua sepupu itu pasti
berkelahi masalah wanita. Tak mungkin tidak. Pasti mereka bertengkar
tentang Na Yoon.
LOL. Presdir Cha clueless banget..
Eun Seol mencoba meyakinkan sekali lagi kalau bukan Na Yoon yang mereka
pertengkarkan. Tapi Presdir Cha tetap yakin pada pendiriannya.
Sementara itu ibu Moo Won dan ibu Na Yoon bertemu, dan mereka saling
curhat tentang rasa frustasi mereka akan Eun Seol yang ingin mereka
intimidasi tapi tak berhasil. Ibu Na Yoon menyarankan untuk menyuruh
orang memukuli Eun Seol, tapi ibu Moo Won menyarankan agar Eun Seol
dikirim ke luar negeri dan tak boleh kembali ke Korea. Ibu Na Yoon
menyukai ide itu.
Namun belum sempat mereka menjalankan rencananya, Nenek memanggil mereka
berdua dan menyuruh mereka untuk tak melakukan hal yang macam-macam
pada Eun Seol. Jika tidak ia akan menyebarkan gosip yang tidak-tidak
tentang mereka berdua.
Nyali Ibu Moo Won dan Ibu Na Yoon langsung menciut mendengar ancaman nenek karena nenek tahu benar apa yang mereka selalu jaga, yaitu pencitraan alias jaga image.Nenek juga menyuruh mereka untuk menjaga mulut mereka saat berbicara dengan ayah Ji Heon.
Nyali Ibu Moo Won dan Ibu Na Yoon langsung menciut mendengar ancaman nenek karena nenek tahu benar apa yang mereka selalu jaga, yaitu pencitraan alias jaga image.Nenek juga menyuruh mereka untuk menjaga mulut mereka saat berbicara dengan ayah Ji Heon.
Moo Won dan Ji Heon sama-sama mengobati lukanya bersama sekretarisnya
masing-masing. Dan Ji Heon menggunakan kesempatan ini untuk meminta Eun
Seol untuk mengoleskan obat ke lukanya dengan dalih tangannya sekarang
sakit karena perkelahian tadi. Walaupun sedikit enggan, akhirnya Eun
Seol melakukannya juga.
Dan Ji Heon pun kemudian melancarkan provokasinya dengan mengatakan mungkin Eun Seol tak menyadari kalau mungkin ia sudah menentukan perasaannya. Tapi Eun Seol tak jatuh dalam provokasinya. Ia malah bertanya balik, perasaannya pada siapa? Pada Direktur ini .. atau Direktur itu (menunjuk pada ruangan Moo Won)?
Dan Ji Heon pun kemudian melancarkan provokasinya dengan mengatakan mungkin Eun Seol tak menyadari kalau mungkin ia sudah menentukan perasaannya. Tapi Eun Seol tak jatuh dalam provokasinya. Ia malah bertanya balik, perasaannya pada siapa? Pada Direktur ini .. atau Direktur itu (menunjuk pada ruangan Moo Won)?
Ji Heon buru-buru meluruskan telunjuk Eun Seol agar mengarah padanya dan
kesal karena Eun Seol menatapnya skeptis. Eun Seol hanya tertawa dan
berlalu pergi.
Berdasarkan hasil interogasinya pada Eun Seol, Presdir Cha memanggil Na
Yoon ke kantornya dan meminta Na Yoon untuk segera memutuskan kemana
hatinya berpihak, dan tak membuat kedua sepupu itu berkelahi. Na Yoon
tak percaya pada pendengarannya. Mereka berkelahi? Namun Na Yoon pun
juga tak tahan berkomentar “Maaf mengatakan ini, Paman. Tapi Paman
lamban sekali, sih,” karena Presdir Cha salah menarik kesimpulan. Tapi
ia tak membeberkan kesalahan Presdir Cha lebih lanjut.
Na Yoon hanya dapat melemparkan kekesalannya pada Ji Heon dan Moo Won
yang ditemuinya di lift. Berani-beraninya mereka menggunakannya sebagai
alasan perkelahian. Dengan polos Moo Won bertanya apa Ji Heon
menggunakan Na Yoon sebagai alasan? Dengan polos juga Ji Heon menjawab
tidak, membuat Na Yoon bertambah kesal karena mereka berdua mengaku
tidak berkelahi karena dirinya.
Ia melampiaskan kekesalannya pada Eun Seol yang ia tahu Eun Seol-lah yang menjadi penyebabnya. Ji Heon dan Moo Won langsung membela Eun Seol membuat kekesalan Na Yoon naik ke ubun-ubun.
Ia melampiaskan kekesalannya pada Eun Seol yang ia tahu Eun Seol-lah yang menjadi penyebabnya. Ji Heon dan Moo Won langsung membela Eun Seol membuat kekesalan Na Yoon naik ke ubun-ubun.
Hehe.. walaupun sedang bermusuhan, Ji Heon dan Moo Won langsung kompak jika berhubungan dengan Eun Seol.
Ayah melaporkan perkelahian Ji Heon dan Moo Won pada nenek. Ia sedikit
bangga karena Ji Heon sekarang sudah memiliki keinginan untuk menang.
Nenek yang tahu cerita dibalik pertengkaran itu hanya dapat menghela
nafas saja, bertanya-tanya apakah hal itu berarti hubungan mereka
membaik atau memburuk?
Sementara itu Eun Seol juga curhat pada Myung Ran tentang pengakuan Moo
Won yang menyukainya. Namun saat ditanya siapa yang akan ia pilih, Eun
Seol tak dapat menjawab. Ia tak dapat memilih Moo Won karena ia tak tahu
apa yang akan terjadi pada Ji Heon jika hal itu terjadi.
Ia juga tak dapat memilih Ji Heon karena berarti Moo Won akan ditolak dua kali. Lagipula, ia telah berjanji pada ibu Moo Won dan ibu Na Yoon kalau ia tak akan berkencan dengan orang kaya. Kenapa? Karena setiap orang pasti akan kembali pada akal sehatnya. Seperti mereka berdua. Dulu mereka bermain-main, namun sekarang mereka hidup dengan benar. Begitu juga dengan kedua sepupu Cha itu.
Ia juga tak dapat memilih Ji Heon karena berarti Moo Won akan ditolak dua kali. Lagipula, ia telah berjanji pada ibu Moo Won dan ibu Na Yoon kalau ia tak akan berkencan dengan orang kaya. Kenapa? Karena setiap orang pasti akan kembali pada akal sehatnya. Seperti mereka berdua. Dulu mereka bermain-main, namun sekarang mereka hidup dengan benar. Begitu juga dengan kedua sepupu Cha itu.
Myung Ran mendesak lebih jauh lagi, apakah Eun Seol tak memiliki
sedikitpun perasaan pada salah satu dari mereka? Walaupun ia mengatakan
sedikit, tapi ia tak mau memberitahukan siapa orang tersebut.
Dan ketiga orang itu hanya dapat saling menebak dan menduga. Beberapa
kali saat Eun Seol menemui Moo Won karena ingin mengatakan sesuatu, Moo
Won menduga kalau Eun Seol akan menolaknya dan iapun buru-buru
menghindar dengan mengatakan dia harus mengikuti rapat sebentar lagi.
Dan Ji Heon pun melihat pertemuan singkat mereka dengan tatapan menuduh.
Dan Ji Heon pun melihat pertemuan singkat mereka dengan tatapan menuduh.
Ternyata ada yang menyebarkan berita perkelahian Ji Heon dan Moo Won di
internet. Mendengar perkembangan seperti itu Presdir Cha marah, namun
mereka harus melakukan antisipasi untuk mencegah berita itu meluas.
Dengan cara apa?
Ibu Moo Won menemani ayah Ji Heon melakukan pelayanan masyarakat dan Ji
Heon dan Moo Won bertemu dan saling berangkulan. Tentu dengan beberapa
wartawan yang selalu berada di samping mereka
Saat makan malam bersama, Nenek mencemooh cara penanggulanan yang
dilakukan keturunannya itu. Apa seluruh Korea dapat dibohongi dengan
mudahnya? Presdir Cha berkata kalau mereka harus melakukannya sedrastis
mungkin, hingga masyarakat percaya kalau sedikit banyak pasti berita
yang mereka buat memiliki kebenaran.
Ibu Moo Won pun menyetujuinya. Nenek kemudian berkata, jika memang seperti itu maka agar lebih dipercaya lagi maka akan ada makan malam seperti sekarang sekali dalam seminggu. Tentu saja semua menolaknya. Tapi Nenek tak mau kalah.
Setiap ada yang menolak, Nenek menaikkan frekuensi makan malam mereka semakin banyak sampai Nenek mengatakan jika mereka tak mau hidup rukun, maka ia akan mengambil langkah drastis yaitu ia akan mencabut warisannya dan menyumbangkan pada masyarakat.
Ibu Moo Won pun menyetujuinya. Nenek kemudian berkata, jika memang seperti itu maka agar lebih dipercaya lagi maka akan ada makan malam seperti sekarang sekali dalam seminggu. Tentu saja semua menolaknya. Tapi Nenek tak mau kalah.
Setiap ada yang menolak, Nenek menaikkan frekuensi makan malam mereka semakin banyak sampai Nenek mengatakan jika mereka tak mau hidup rukun, maka ia akan mengambil langkah drastis yaitu ia akan mencabut warisannya dan menyumbangkan pada masyarakat.
Tentu saja hal itu membuat semua berbalik 180 derajat. Presdir Cha
langsung mengambilkan makanan untuk ibu Moo Won yang menerimanya dengan
senyum lebar. Begitu juga Moo Won yang mengambilkan telur untuk Ji Heon.
Namun Ji Heon yang sebelumnya mengatakan ia tak peduli akan harta
warisan Nenek menolak memakannya karena ia tak menyukai telur.
Moo Won mengambilkan makanan lainnya, namun Ji Heon menolaknya lagi. Untuk ketiga kalinya Moo Won mengambilkan makanan lagi, membuat Ji Heon kesal dan mengatakan ia akan memakannya kalau Moo Won berhenti mengambilkan makanan untuknya.
Moo Won mengambilkan makanan lainnya, namun Ji Heon menolaknya lagi. Untuk ketiga kalinya Moo Won mengambilkan makanan lagi, membuat Ji Heon kesal dan mengatakan ia akan memakannya kalau Moo Won berhenti mengambilkan makanan untuknya.
Sepertinya Moo Won senang menggoda Ji Heon. Karena selesai makan,
Moo Won masuk ke kamar Ji Heon dan langsung tiduran di kamarnya, membuat
Ji Heon semakin kesal. Ia menyuruh Moo Won keluar dari kamarnya
sekarang, tapi Moo Won menolaknya. Bukankah Nenek menyuruh mereka untuk
bermain bersama kembali?
Dulu Ji Heon selalu memintanya bermain dan selalu menangis saat ia harus pulang? Menurut Moo Won kondisi sekarang ini sangatlah menyenangkan. Pernyataan itu membuat Ji Heon bingung, dan Moo Won menjelaskan kalau mereka, Ji Heon dan dirinya sama-sama menyukai Eun Seol. Ji Heon tak menganggap hal ini lucu, tapi Moo Won menganggapnya seperti itu dan ia juga akan mengambil semuanya yaitu perusahaan dan Eun Seol.
Hal itu membuat Ji Heon marah dan mulai memukuli Moo Won dengan bantal dan mengatakan kenapa Moo Won harus mengambil semuanya. Ia akhirnya menendang Moo Won keluar dari kamar, dan aksi ini terlihat oleh ibu Moo Won yang khawatir karena kelakuan kedua sepupu itu menjadi aneh. Ayah Ji Heon menenangkan kakak iparnya karena sangat lumrah kalau mereka bertengkar seperti itu. Ibu Moo Won menyindirnya lamban, sampai tak tahu apa yang sedang terjadi dan mengajak Moo Won untuk pulang.
Dulu Ji Heon selalu memintanya bermain dan selalu menangis saat ia harus pulang? Menurut Moo Won kondisi sekarang ini sangatlah menyenangkan. Pernyataan itu membuat Ji Heon bingung, dan Moo Won menjelaskan kalau mereka, Ji Heon dan dirinya sama-sama menyukai Eun Seol. Ji Heon tak menganggap hal ini lucu, tapi Moo Won menganggapnya seperti itu dan ia juga akan mengambil semuanya yaitu perusahaan dan Eun Seol.
Hal itu membuat Ji Heon marah dan mulai memukuli Moo Won dengan bantal dan mengatakan kenapa Moo Won harus mengambil semuanya. Ia akhirnya menendang Moo Won keluar dari kamar, dan aksi ini terlihat oleh ibu Moo Won yang khawatir karena kelakuan kedua sepupu itu menjadi aneh. Ayah Ji Heon menenangkan kakak iparnya karena sangat lumrah kalau mereka bertengkar seperti itu. Ibu Moo Won menyindirnya lamban, sampai tak tahu apa yang sedang terjadi dan mengajak Moo Won untuk pulang.
Perusahaan sepertinya memiliki sedikit masalah yang pelik, dan Presdir
Cha meminta sekretaris Jang untuk menyembunyikan masalah ini dari Ji
Heon dan ia tak ingin duduk di kursi roda lagi sebagai penyelesaiannya.
Ji Heon benar-benar tak ingin Eun Seol lepas dari pengawasannya. Eun
Seol harus mengerjakan tugas-tugasnya di dalam ruangannya agar Moo Won,
yang menurutnya seperti harimau, tak dapat mengawasinya. Eun Seol
mematuhi Ji Heon.
Ia memeriksa berita ekonomi terbaru yang mengabarkan kalau Ji Heon adalah generasi pewaris konglomerasi yang terburuk dibandingkan yang lain. Eun Seol hanya berkomentar kalau ia tak pernah menjadi yang terburuk, dan itu membuat Ji Heon kesal karena Eun Seol membandingkan kinerjanya dengan prestasi akademisnya. LOL.
Ia memeriksa berita ekonomi terbaru yang mengabarkan kalau Ji Heon adalah generasi pewaris konglomerasi yang terburuk dibandingkan yang lain. Eun Seol hanya berkomentar kalau ia tak pernah menjadi yang terburuk, dan itu membuat Ji Heon kesal karena Eun Seol membandingkan kinerjanya dengan prestasi akademisnya. LOL.
Presdir Cha memanggil Ji Heon untuk memberikan tugas selanjutnya, yaitu
mengerjakan franchise coffee shop. Ji Heon menyanggupinya dan langsung
melimpahkan tugas itu pada Eun Seol sehingga membuat Presdir Cha marah.
Ia menyuruh Eun Seol agar membiarkan Ji Heon untuk mengerjakannya
sendiri.
Ia juga menyuruh Ji Heon untuk ikut pergi bersamanya. Walaupun mulanya JI Heon menolak, akhirnya ia mau juga setelah berpesan pada Eun Seol agar mengerjakan penelitan awal tentang kopi, tak pergi kemana-mana dan tidak bekerja di ruang sekretaris.
Ia juga menyuruh Ji Heon untuk ikut pergi bersamanya. Walaupun mulanya JI Heon menolak, akhirnya ia mau juga setelah berpesan pada Eun Seol agar mengerjakan penelitan awal tentang kopi, tak pergi kemana-mana dan tidak bekerja di ruang sekretaris.
Eun Seol hanya memandang Ji Heon kesal. Yah.. benar-benar pesan yang
saling kontradiktif. Ia akhirnya pergi untuk melakukan riset awal
tentang kopi.
Saat ia berjalan di lobi kantor tiba-tiba Moo Won muncul dan berteriak mengagetkannya. Eun Seol kaget dan mengatakan kalau kelakuan Moo Won membuatnya mirip dengan sepupunya. Moo Won sedikit cemberut karena pernyataan Eun Seol membuatnya depresif. Eun Seol hanya tersenyum geli dan saat ditanya kemana tujuannya, Eun Seol mengaku kalau ia akan pergi minum kopi. Moo Won pun ingin ikut karena ia masih memiliki waktu 20 menit.
Saat ia berjalan di lobi kantor tiba-tiba Moo Won muncul dan berteriak mengagetkannya. Eun Seol kaget dan mengatakan kalau kelakuan Moo Won membuatnya mirip dengan sepupunya. Moo Won sedikit cemberut karena pernyataan Eun Seol membuatnya depresif. Eun Seol hanya tersenyum geli dan saat ditanya kemana tujuannya, Eun Seol mengaku kalau ia akan pergi minum kopi. Moo Won pun ingin ikut karena ia masih memiliki waktu 20 menit.
Di café, dengan begitu banyak kopi yang dibelikan Moo Won, Eun Seol
mulai melakuan tes rasa. Ia meminta waktu Moo Won untuk berbicara empat
mata. Moo Won mengusulkan untuk bertemu lagi pada akhir minggu ini. Eun
Seol pun menyetujuinya.
Moo Won menerima telepon dari ibunya yang menanyakan aktivitas Ji Heon sekarang. Dan saat Moo Won mengatakan tak tahu, hal itu membuat ibunya marah dan langsung pergi dari salon tempat rambutnya sedang ditata.
Moo Won memberitahukan tentang Ji Heon yang sekarang menemui Na Yoon dan ibunya, sepertinya mencoba mengorek isi hati Eun Seol. Eun Seol sedikit kaget mendengar kabar itu, namun perasaan itu langsung ditutupinya. Moo Won juga mengatakan kalau ia senang membolos kerja seperti ini hal yang baru pertama kalinya ia lakukan. Kata-kata Moo Won membuat Eun Seol merasa tak enak hati, karena ia seperti membawa Moo Won ke jalan yang salah. Tapi Moo Won malah menyukainya. Ia tetap akan menyukainya jika jalan yang Eun Seol tunjukkan adalah jalan yang paling berliku.
Ji Heon marah saat tahu ia akan bertemu dengan Na Yoon dan ibunya.
Apalagi saat ayah menjawab kalau pertemuan kali ini untuk membicarakan
pernikahan mereka. Ibu Na Yoon sebenarnya tak menyukai ide ini, tapi Na
Yoon hanya ingin menikah dengan Ji Heon.
Ia tak mau dengan yang lainnya. Ji Heon mengaku kalau ia tak dapat menjalin hubungan dengan Na Yoon lagi sejak kepergian Na Yoon dahulu. Saat ia pergi, kakaknya meninggal. Ia tak meyalahkan Na Yoon akan meninggalnya Ji Seok.
Ia tak mau dengan yang lainnya. Ji Heon mengaku kalau ia tak dapat menjalin hubungan dengan Na Yoon lagi sejak kepergian Na Yoon dahulu. Saat ia pergi, kakaknya meninggal. Ia tak meyalahkan Na Yoon akan meninggalnya Ji Seok.
Ji Heon meninggalkan ruangan yang segera dikejar oleh Na Yoon. Ia tak
mau menghentikan langkahnya walaupun Na Yoon memanggil-manggilnya. Hanya
ketika Na Yoon terjatuh, ia berhenti, berbalik dan mengulurkan
tangannya untuk membantu Na Yoon berdiri.
Karena kesal, Na Yoon tak mau menyambut tangan Ji Heon, hanya memegang ujung jas Ji Heon untuk berdiri. Ia marah karena Ji Heon menggunakan alasan masa lalu sebagai cara untuk melindungi Eun Seol dan menolaknya.
Dengan tenang Ji Heon mengatakan kalau yang ia katakan tadi bukan karena ingin melindungi Eun Seol, tapi itulah perasaannya yang sebenarnya. Saat itu, dua orang yang sangat penting baginya meninggalkannya dan ia akan terus mengingatnya.
Karena kesal, Na Yoon tak mau menyambut tangan Ji Heon, hanya memegang ujung jas Ji Heon untuk berdiri. Ia marah karena Ji Heon menggunakan alasan masa lalu sebagai cara untuk melindungi Eun Seol dan menolaknya.
Dengan tenang Ji Heon mengatakan kalau yang ia katakan tadi bukan karena ingin melindungi Eun Seol, tapi itulah perasaannya yang sebenarnya. Saat itu, dua orang yang sangat penting baginya meninggalkannya dan ia akan terus mengingatnya.
Ayah Ji Heon kembali mendapat sindiran yang sama seperti yang ia dapat
dari Ibu Moo Won dan Na Yoon. Ibu Na Yoon mengatainya buta karena tak
dapat melihat dengan jelas apa yang terpampang di depannya. Ia masih
memikirkan hal itu saat menunggu mobil (yang sudah dibawa pulang oleh Ji
Heon).
Di depan hotel, ia bertemu dengan ibu Moo Won yang mencoba mencari tahu
hasil pertemuan Ji Heon-Na Yoon. Setelah mengetahui kalau pertemuan itu
tak sesuai dengan harapan Presdir Cha (namun sesuai dengan harapannya)
ia berlalu pergi setelah menolak permintaan Presdir Cha yang ingin
meminjam mobilnya untuk kembali ke kantor.
Di dalam taksi, Presdir Cha memikirkan ulang, ada 3 orang yang menyindirnya berpikiran lamban dan satu orang mengatainya buta. Mungkinkah yang ia pikirkan selama ini salah? Mungkinkah yang sebenarnya adalah Sekretaris No Eun Seol?
Ji Heon pulang ke kantor dan langsung mencari Eun Seol. Setelah bertemu,
ia langsung menyuruhnya masuk ke dalam ruangannya. Dulu Eun Seol pernah
mengatakan kalau ia melakukan sesuatu tanpa ijin Eun Seol, ia bisa
dikatakan pervert. Tapi jika ia minta ijin terlebih dahulu, ia tak akan
menjadi pervert, kan?
Ya? Kata itu sebenarnya sebagai ganti kata “Apa?”, namun Ji Heon mengganggapnya sebagai persetujuan Eun Seol.
Mulanya Eun Seol menolak, namun saat Ji Heon mengatakan kalau ia hanya ingin memeluknya sebentar saja, ia merasakan kegalauan di hati Ji Heon. Ia pun luluh dan mengijinkannya. Ji Heon memintanya untuk tak pergi meninggalkannya. Eun Seol hanya menjawab ia tak akan pergi jika Ji Heon tak memecatnya. Ji Heon pun menyetujuinya.
Pelukan itu ternyata lebih singkat dari yang mereka bayangkan karena
pintu tiba-tiba terbuka, membuat Ji Heon dan Eun Seol melepaskan diri
sejauh mungkin.
Fiuhhh.. yang pertama kali terbayang di kepala saya adalah ayah Ji Heon yang datang memergoki pelukan Ji Heon.
Tapi untungnya, yang datang hanyalah sekretaris Kim. Eun Seol yang malu,
langsung berlalu meninggalkan mereka berdua. Sekretaris Kim menyindir
Ji Heon yang dulu selalu mengusiknya mencari si gadis gila berkepala
cepol, melemparinya dengan sepatu, dan sekarang hasilnya seperti ini?
Bukannya jengah atau apa, Ji Heon malah berteriak. Sepertinya Ji Heon
sangat kesal karena Sekretaris Kim mengganggu ‘kesibukannya’. LOL.
Ternyata ayah Ji Heon tak datang ke ruangan Ji Heon, ia hanya memanggil
Eun Seol dan mulai menginterogasinya, siapa wanita yang sebenarnya
penyebab perkelahian Ji Heon-Moo Won. Eun Seol pun mengaku kalau wanita
itu adalah dirinya. Mulanya ayah marah karena semua orang sudah
mengetahui hal ini kecuali dirinya.
Sebenarnya ia juga curiga, tapi ia mengabaikan pikiran itu karena Moo Won pun juga menyukai gadis itu, Moo Won yang berpikiran lurus bisa juga tergoda oleh Eun Seol? Eun Seol langsung menyanggah karena ia tak menggoda siapapun. Tapi Presdir Cha juga mengaku kalau iapun sebenarnya juga tergoda oleh Eun Seol (“Bapak tergoda oleh saya?” “Bukan tergoda seperti itu!!”) dan menyukai Eun Seol seperti putrinya sendiri.
Sebenarnya ia juga curiga, tapi ia mengabaikan pikiran itu karena Moo Won pun juga menyukai gadis itu, Moo Won yang berpikiran lurus bisa juga tergoda oleh Eun Seol? Eun Seol langsung menyanggah karena ia tak menggoda siapapun. Tapi Presdir Cha juga mengaku kalau iapun sebenarnya juga tergoda oleh Eun Seol (“Bapak tergoda oleh saya?” “Bukan tergoda seperti itu!!”) dan menyukai Eun Seol seperti putrinya sendiri.
Iapun bertanya pada Eun Seol, apa yang sekarang hendak ia lakukan, karena jelas-jelas Eun Seol harus menyadari kalau ia tak dapat bersanding dengan Ji Heon. Eun Seol pun tak berniat untuk menerima perasaan Ji Heon. Tapi ia juga mengaku kalau ia menggunakan perasaan Ji Heon padanya untuk menyelesaikan perintah dari Presdir Cha, yaitu membuatnya sebagai seorang pria yang berhasil.
Namun ia tak mampu berjanji untuk tak memiliki perasaan apapun pada Ji Heon, tapi ia akan berusaha untuk menghilangkan perasaan itu. Presdir Cha meminta Eun Seol untuk berusaha keras bahkan sampai pekerjaannya sebagai sekretaris selesai, karena
Presdir Cha sedikit kesal, bukan karena Eun Seol yang mungkin tertarik
pada anaknya, tapi lebih karena kualifikasi Eun Seol yang kurang baik
untuk Ji Heon, kenapa dahulu Eun Seol hanya bermain-main saja tak
berkembang lebih baik dari sekarang, sehingga pantas untuk
dipertimbangkan sebagai pendamping JI Heon. Eun Seol meminta Presdir Cha
untuk tak memecatnya setelah ini (“Tentu saja aku tak akan memecatmu.”)
dan ia meminta waktu lebih lama lagi sebagai sekretaris Ji Heon karena
ia akan melakukan sesuatu untuk membantunya.
Dan sepertinya bantuan itu berhubungan dengan agenda Eun Seol yang mengajak Ji Heon untuk hiking ke gunung besok.
Pengetahuan akan Moo Won yang menyukai gadis seperti Eun Seol sedikitnya
menaikkan penilaian Presdir Cha pada Moo Won. Saat di dalam lift, ia
memuji Moo Won sebagai orang yang baik, dan ia tak khawatir pada Moo Won
lagi. Moo Won hanya mengangguk namun tak mengerti akan ucapan Presdir
Cha.
Eun Seol masih memikirkan perbincangannya dengan Presdir Cha. Saat membantu Myung Ran mengangkut buku-buku di tempat kerjanya, ia tak dapat menghindari ingatan itu. Apalagi saat Myung Ran mengambil kesimpulan kalau mungkin setelah ini Eun Seol akan dimutasikan ke tempat lain dan besok mungkin saat-saat terakhir ia bertemu dengan Ji Heon.
Esoknya, ia mencoba mengorek keterangan dari Ji Heon, apakah ayahnya
berkata sesuatu pada Ji Heon? Dan ia agak lega dengan jawaban Ji Heon
yang tak tahu apa yang sedang dibicarakan oleh Eun Seol. Ia mengajak Ji
Heon untuk naik ke atas dan meminta Ji Heon untuk berorasi di depan umum
selama 3 menit tentang apapun yang ada di dalam pikirannya.
Mulanya Ji Heon menolak dengan mengatakan dadanya berdegup kencang, tapi
Eun Seol tak peduli dan hanya menyemangatinya, “Aja! Aja!”
Dan Ji Heon pun menutupkan tangan ke matanya dan melakukan pidato tentang sesuatu yang ada di pikirannya.
“Suatu hari, ada sebuah batu semesta kecil yang memukulku. Hingga masuk ke dalam kepalaku. Batu itu bernama No Eun Seol.” |
Eun Seol terpana mendengar perkataan Ji Heon. Ji Heon kemudian
menurunkan tangannya dan mulai memandang audiensnya (yang kebanyakan
wanita sudah berumur).
“Walaupun tak begitu jelas, tapi batu itu sangatlah cantik. Sangat cantik hingga aku akan selalu mengingatnya untuk seumur hidupku.” |
Ibu-ibu itu bertanya-tanya, apa ada batu secantik itu, tapi Ji Heon mengacungkan telunjukknya dan meneruskan perkataannya,
Eun Seol hanya dapat menatap Ji Heon dengan berkaca-kaca. Sesampainya di
rumah ia terus memikirkan ucapan Ji Heon yang mengatakan kalau Eun Seol
terus bersamanya, ia tak akan menjadi orang bodoh lagi, ia akan dapat
melakukan segala sesuatunya dengan berhasil.
Lamunannya terhenti karena Moo Won menelepon dan mengajaknya bertemu hari ini, Eun Seol pun mengiyakannya.
Dan Moo Won pun mempersiapkan diri sekeren mungkin untuk kencannya dengan Eun Seol.
Dan Moo Won pun mempersiapkan diri sekeren mungkin untuk kencannya dengan Eun Seol.
Ji Heon merasa kalau Eun Seol berlaku aneh hari ini, memintanya untuk tetap berlatih walaupun ia tak berada di sampingnya lagi.
Tak sengaja ia mengutarakan perasaannya dengan keras, membuat ayah Ji Heon marah karena JI Heon selalu teringat pada Eun Seol. Apa yang akan terjadi jika Eun Seol tak bersamanya. Ji Heon langsung tanggap dan bertanya apakah mungkin ayahnya melakukan sesuatu hal pada Eun Seol? Ayah tak menampik tuduhan itu, membuat Ji Heon marah, menghentikan mobil dan langsung pergi meninggalkannya.
Tak sengaja ia mengutarakan perasaannya dengan keras, membuat ayah Ji Heon marah karena JI Heon selalu teringat pada Eun Seol. Apa yang akan terjadi jika Eun Seol tak bersamanya. Ji Heon langsung tanggap dan bertanya apakah mungkin ayahnya melakukan sesuatu hal pada Eun Seol? Ayah tak menampik tuduhan itu, membuat Ji Heon marah, menghentikan mobil dan langsung pergi meninggalkannya.
Ayah yang menyadari hal itu langsung menelepon memberitahu Eun Seol yang
sedang menunggu bis untuk menemui Moo Won, kalau Ji Heon melompat dari
mobil tanpa membawa handphone dan dompetnya.
Moo Won memasuki restoran dan menunggu Eun Seol.
Ji Heon berjalan-jalan di taman sendirian, dan bertepuk tangan karena menurut Eun Seol, hal itulah yang harus ia lakukan saat merasa gugup. Tiba-tiba ia teringat saat terakhir ia bertengkar dengan ayahnya, ia berteriak-teriak memanggil Eun Seol, dan voila.. Eun Seol menemukannya.
Ji Heon tersenyum mengingatnya. Ia pun memanggil-manggil Eun Seol kembali.
Ji Heon berjalan-jalan di taman sendirian, dan bertepuk tangan karena menurut Eun Seol, hal itulah yang harus ia lakukan saat merasa gugup. Tiba-tiba ia teringat saat terakhir ia bertengkar dengan ayahnya, ia berteriak-teriak memanggil Eun Seol, dan voila.. Eun Seol menemukannya.
Ji Heon tersenyum mengingatnya. Ia pun memanggil-manggil Eun Seol kembali.
Dan..