DRAMA KOREA (Tahun Film)

Kamis, 14 Juni 2012

Sinopsis Protect the Boss Episode 5

Kedatangan Eun Seol yang tiba-tiba ke dalam ruang rapat mengagetkan semua peserta rapat termasuk Moo Won. Apalagi saat wajah Ji Heon muncul di layar proyektor, menyapa mereka dan meminta maaf karena keterlambatannya.
Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi?
Ide ini timbul dari kepala cepol Eun Seol 7 jam yang lalu saat ia sedang menyikat gigi. Pagi itu ayahnya meneleponnya dengan video call sambil marah-marah dan bertanya mengapa Eun Seol berada di halaman depan koran? Eun Seol menjelaskan kalau semua itu hanya kesalahpahaman dan akan menceritakan hal yang sebenarnya jika sel-sel di otaknya tak bekerja dan menemukan ide brilian untuk masalah Ji Heon. Ia buru-buru pamit pada ayahnya dan segera pergi.
Sinopsis Protect The Boss Episode 5
Tanpa tedeng aling-aling, Eun Seol menyerbu masuk ke kamar Ji Heon dan kesal melihat bossnya masih tertidur lelap. Bagaiamana mungkin Ji Heon bisa tidur sementara ia tak dapat tidur semalaman karena pusing memikirkan jalan keluar?
Ia membangunkan Ji Heon dengan menarik selimutnya dan terkejut. Celana pendek pemberiannya dipakai! Ji Heon langsung terbangun karena malu. Eun Seol mengabaikan rasa malu Ji Heon karena ia sudah pernah melihatnya sebelumnya. Tak mempedulikan Ji Heon yang berteriak padanya, ia menarik Ji Heon untuk keluar kamar.
Ji Heon akhirnya keluar rumah dengan pakaian kerja yang masih belum rapi dan melihat Myung Ran dan sekretaris lamanya telah menunggunya di dalam mobil. Sekretaris Kim dan Myung Ran menyapanya dengan riang. Belum sempat Ji Heon memberi sapaan khasnya pada Sekretaris Kim, Eun Seol menyuruhnya masuk ke dalam mobil karena ia akhirnya menemukan jawaban untuk masalahnya.
Jawaban itu adalah ia akan memberikan presentasinya dari kantor lain (yang sepi tanpa banyak orang) melalui video call. Ji Heon  mencoba memberikan presentasinya dan puas pada hasilnya. Begitu pula Sekretaris Kim dan Eun Seol. Myung Ran? Ia tertidur dan saat terbangun menyuruhnya untuk berbicara dengan penuh kepercayaan diri.
LOL. Eun Seol menggebrak meja dan mengisyaratkan Myung Ran untuk menutup mulutnya. Eun Seol memuji Ji Heon dan mengobarkan semangatnya dengan mengatakan kalau presentasi JI Heon seperti Steve Jobs. Cha Steve Jobs.
Tentu saja Eun Seol belum pernah mendengar presentasi Steve Jobs, tapi kata-kata Eun Seol memang membangkitkan semangat Ji Heon.
Hasilnya?
Semua peserta rapat terkejut dengan presentasi Ji Heon, baik cara mengutarakan maupun materi presentasinya. Ide Ji Heon sangat baik sekali karena ia menempatkan pesaing dari Taman bermain mereka bukanlah pesaing konvensional, yaitu Taman bermain yang lain. Tapi pesaing utama mereka sebenarnya adalah smart phone, gadget untuk nge-game, internet, dan dunia maya. Jadi Ji Heon menawarkan ide untuk menarik para netizen kembali ke dunia nyata dan bermain di taman hiburan.
Presdir Cha tak dapat menyembunyikan kegembiraannya pada sosok Ji Heon yang percaya diri memaparkan presentasinya. Apalagi saat selesai rapat para stakeholders memuji Ji Heon. Jadi saat kakak iparnya lewat, ia tak tahan untuk tak menyombongkan Ji Heonnya hari ini. Ibu Moo Won tentu saja kesal.
Kebetulan ia tersenggol oleh salah satu peserta rapat, dan ia menggunakan kesempatan ini untuk sekuat tenaga menghunjamkan hak tingginya ke kaki Presdir Cha.
Presdir Cha menjerit kesakitan dan bertanya mengapa kakak iparnya begitu kekanak-kanakkan seperti ini? Ibu Moo Won berkata kalau ia memang seperti ini jadi ayah Ji Heon jangan membuat masalah dengannya lagi.
Sinopsis Protect The Boss Episode 5
LOL. Lupakan omongan saya saat mengatakan kalau generasi kedua Cha tak bertengkar seperti anak-anak mereka. Lebih parah lagi malah..
Ibu Moo Won melampiaskan kekesalannya pada Moo Won. Namun Moo Won yang seakan tak peduli akan kemarahan ibunya yang sangat malu akan keberhasilan Ji Heon hari ini. Ia hanya meneruskan pekerjaannya.
Sementara itu Eun Seol berlari dengan riang, tak dapat menyembunyikan kegembiraan akan sukses yang diraihnya. Ia menemui Ji Heon yang baru saja keluar dari ruang rapat bersama Sekretaris Kim dan Myung Ran. Ia memeluk Myung Ran dan Sekretaris Kim, berterimakasih atas kerja keras mereka.
Dan saat ia memeluk Ji Heon (yang memang sudah bersiap-siap untuk dipeluk, LOL), ia tak dapat memikirkan kembali apa yang terjadi kemarin malam. Begitu juga dengan Ji Heon. 
Mereka langsung melepaskan pelukan dan Eun Seol dengan canggung meminta Ji Heon untuk segera ke kantor karena akan ada jamuan. Ji Heon menolaknya karena tak suka dengan acara seperti itu. Tapi Eun Seol memintanya datang karena kalau tidak Presdir Cha akan memarahinya. Mendengar hal itu, Ji Heon langsung menyanggupinya.
Hal ini tak lepas dari pengamatan Sekretaris Kim yang melihat perubahan Ji Heon, yang dulu memilih membiarkan dirinya dimarahi Presdir Cha daripada hadir di perjamuan perusahaan.
Hehe.. kalau Ji Heon naksir dirinya mungkin hal itu tak akan terjadi. Tapi tentu saja acara naksir menaksir itu juga tak akan mungkin terjadi, kan?
Ji Heon menanyai Eun Seol apakah ia akan datang ke acara itu? Eun Seol tak dapat datang karena semua sekretaris seniornya akan datang ke acara tersebut, maka ia sebagai junior-lah yang harus membereskan ruang meeting. Ji Heon menyuruhnya agar Eun Seol langsung pulang ke rumah setelah membereskan semuanya.
Myung Ran yang menjawab perintah Ji Heon. Memang siapa dia bisa menentukan kemana dan apa yang harus dilakukan oleh Eun Seol? Ia hampir memukul Ji Heon kalau saja Ji Heon tak berkelit menghindarinya. 
Namun moodnya sedang bagus dan hanya mendecakkan lidahnya pada Myung Ran.
Eun Seol membereskan ruang meeting dan ia tak dapat menyembunyikan kegembiraannya melihat layar yang masih belum dimatikan dan teringat pada Ji Heon yang memberikan presentasinya dengan penuh kepercayaan diri.
Terlepas dari ketidakpedulian Moo Won akan kemarahan ibunya, ia sebenarnya sangat kecewa dengan hasil presentasi tadi. Dengan mood yang jelek, ia keluar dari ruangannya namun terhenti karena ia mendengar nyanyian nge-rap dari Eun Seol. Ia tak dapat menyembunyikan tawanya melihat gaya Eun Seol yang hot banget menyanyikan lagu tentang dirinya sebagai sekretaris yang paling oke.
Setelah sekian lama, akhirnya Eun Seol menyadari kalau ada penonton yang mengamati penampilannya. Ia kaget melihat Moo Won, tanpa sadar tangannya yang penuh sabun gemetar memegang piring. Dengan masih ada senyum di wajahnya, Moo Won meminta maaf karena mengganggu aksi Eun Seol.
Eun Seol yang gemetar, meletakkan piring di bak cuci agar tak pecah. Namun karena groginya, ia menggenggam piring itu terlalu erat dan malah mematahkan piring itu.
Bwahaha… 
Sinopsis Protect The Boss Episode 5
Moo Won bertanya apakah Eun Seol sudah makan? Jika belum, ia mengajak Eun Seol untuk makan. Namun jika sudah, ia tetap meminta Eun Seol untuk makan lagi bersamanya. Eun Seol pun mengiyakannya.
Namun saat di restoran, Moo Won seperti tak ada semangat untuk makan. Ia juga tak memperhatikan Eun Seol yang bersikap jaim dengan sebelumnya mengambil sesuap besar spaghetti kemudian menyingkirkan sebagian besar spaghetti dan hanya menyisakan sedikit untuk dimakannya. Perubahan sikap Moo Won itu tak lepas dari pengamatannya. Apa ada masalah?
Moo Won bercerita kalau ia baru saja dimarahi oleh seseorang. Jiwa preman Eun Seol pun muncul dan mengatakan siapa orang yang berani memarahi Moo Won? Ia akan membalasnya. Namun jiwa itu ciut saat tahu orang itu adalah ibu Moo Won. Moo Won tertawa melihat Eun Seol yang salah tingkah, dan memilih untuk curhat pada Eun Seol.
Selama ini ia mencoba menjadi anak baik. Dia sudah melakukan yang terbaik darinya. Namun sekarang ia tak tahu bagaimana mempertahankannnya. Eun Seol memberi saran dengan memberikan analogi tentang dua orang anak. Yang satu selalu pulang tepat waktu. Suatu ketika saat ia pulang jam 10 malam, anak itu menjadi anak nakal. Sementara anak lain selalu pulang tengah malam. Dan suatu ketika ia pulang jam 10 malam, ia akan disambut dengan penuh kasih sayang.
Moo Won mengerti analogi Eun Seol. Ia yang selalu sempurna, saat melakukan sedikit kesalahan saja ia akan dimarahi sedangkan Ji Heon hanya perlu melakukan sedikit kesuksesan agar ia mendapat pujian. Eun Seol setuju walaupun ia tak menyarankan untuk meniru Ji Heon.
Moo Won setuju, tapi ia juga ingin sekali-kali melakukannya. Ia beranjak pergi dengan antusias. Namun ia berhenti di tengah jalan membuat Eun Seol menubruknya.
Apa yang harus dilakukannya? Sejujurnya Eun Seol juga tak tahu, karena ia sudah lama tak pernah melakukannya.
Jadi Eun Seol membawa Moo Won ke jalanan umum. Namun Moo Won langsung ciut dan berbalik menyembunyikan diri, karena bagaimanapun juga ia sangat dikenal luas di lingkungan bisnis. Dia memiliki reputasi yang harus dijaga. Eun Seol kemudian membawanya ke tempat bermain (seperti Time Zone), namun ia juga tetap menolak bahkan menutupi wajahnya. Dengan alasan yang sama, bahkan ia menambahkan kalau di Twitter orang menjulukinya dengan Pangeran dunia bisnis.
Bwahaha.. kalo nggak narsis gak eksis, ya Moo Won?
Eun Seol langsung teringat dengan perilaku Ji Heon yang mirip dengan Moo Won sekarang ini. Ia tak dapat menyembunyikan kegeliannya pada dua sepupu yang sangat berbeda tapi ternyata memiliki persamaan juga. Sama-sama tak nyaman berada di tempat umum.
Akhirnya Eun Seol membawanya ke kios kacamata. Dan berbagai kacamatapun mereka coba. Dari yang lucu sampai paling aneh pun ada. Dengan menggunakan samaran kacamata, mereka menikmati kehidupan malam  Seoul. Dari menonton musik jalanan, sampai minum bir di tangga sebuah toko. Tak mereka sadari ada seseorang yang mengambil gambar mereka.
Yang minum-minum ternyata bukan hanya Eun Seol dan Moo Won, tapi juga ayah Ji Heon. Ji Heon membawa pulang ayahnya yang sudah mabuk, dan bersama nenek ia membawa ayahnya untuk berbaring di kamar.
Ayah mabuk karena tak dapat menyembunyikan kegembiraannya. Dan ayah Ji Heon kalau mabuk, mabuknya lucu-lucu ngeselin. Ia mengaku belum mabuk pada nenek dan menguji cobanya dengan menyemburkan nafasnya pada nenek (yang naga banget!). Ia juga sudah tak peduli dengan urusan Eun Seol dan Sekretaris Kim (yang mengakibatkan ayah mendapat hukuman pelayanan masyarakat) dan menyerahkannya pada Ji Heon. Ji Heon menyanggupi namun mengingatkan ayah agar tak melupakannya saat ia sadar nanti.
“Jika aku seperti itu, maka aku akan menjadi anakmu!”
Bwahaha.. tak pernah ada penyesalan di kamus orang mabuk. Waktu sadar sih iya..
Ji Heon menerima dengan senang hati. Tinggal nenek yang mengeluh akan kelakuan anaknya yang seperti ini. Ia melepas jas dan kaos kaki ayah Ji Heon yang menurut seperti anak kecil. Ia tak dapat menyembunyikan kekagetannya akan lebam yang muncul di kaki ayah Ji Heon.
Ayah Ji Heon mengaku kalau semua itu adalah ulah kakak iparnya. Dan ia merasa kalau Moo Won sebenarnya menyukainya, hanya karena rasa sayang pada ibunyalah yang membuat ia bersikap seolah-olah membencinya. Bagaimanapun juga nenek tetap memikirkan Moo Won yang mungkin sekarang sedang menangis seperti anak kecil.
Perkiraan nenek sedikit benar, hanya saja Moo Won tidak menangis namun mabuk seperti ayah Ji Heon. Ji Heon yang sudah berada di tempat tidur, ragu-ragu untuk menelepon Eun Seol. Ia mencoba mengirim SMS tapi malah menghapusnya. 
Dan ia sangat senang sekali saat mendengar dering telepon dari Eun Seol. Nada suaranya terdengar tak peduli saat menjawab panggilannya. Tapi hal itu berubah 180 derajat saat mendengar Eun Seol sekarang bersama dengan Moo Won yang mabuk.
Sesampainya di lokasi, ia menjerit melihat Moo Won menepuk-nepuk kepala Eun Seol, dan Eun Seol pun tak menampiknya. 
Ji Heon:  “Kepala No Eun Seol adalah milikku!”
LOL, sejak kapan?
Moo Won menyambut kedatangan sepupunya dan memintanya untuk kembali. Ji Heon kesal dan memukuli Moo Won. Lucunya, ia tak sanggup memukul benar-benar dan hanya memukuli udara di atas kepala Moo Won dan kemudian menepuk lututnya. Hihihi.. Pelampiasan kekesalan Ji Heon lucu sekali.
Ji Heon malah menyalahkan Eun Seol yang tak menuruti perintahnya untuk langsung pulang ke rumah. Apa Eun Seol berniat menggoda Moo Won? Belum sempat Eun Seol menjelaskan yang sebenarnya, mereka dikejutkan oleh Moo Won yang muntah.
Akhirnya Ji Heon membawa Moo Won ke rumahnya, dan ibunya mengomeli Ji Heon yang disangkat telah meracuni anaknya hingga melakukan hal-hal yang tak baik. Ji Heon tak menanggapi omelan ibu Moo Won dan menganggap itu adalah cara berterima kasih ibu Moo Won. Ia meminta ibu Moo Won agar menyampaikan pesannya untuk tak mengincar barang milik orang lain. Ia tak akan membiarkannya terjadi, atau kalau tidak Moo Won akan mati di tangannya.
LOL, si dramaqueen kembali lagi. Dan sejak kapan Eun Seol menjadi barang bukan manusia?
Ibu Moo Won kaget dengan sikap Ji Heon. Tapi ia juga kaget dengan Moo Won-nya yang sekarang tertidur karena mabuk.
Si Dramaqueen sekarang melampiaskan kekesalannya pada Eun Seol yang masih menunggunya di dalam mobil? Kenapa masih belum pulang juga? Ji Heon mengatainya tak punya harga diri. Tapi Eun Seol tak mengambil hati ucapan Ji Heon. Ia berkata kalau ia sekarang sedang menghemat uang taksi dan ia ingin menyimpan uangnya untuk membeli sesuatu.
Ji Heon tak berkata-kata lagi, dan mengantarkan Eun Seol pulang. Tapi ia tak membiarkan Eun Seol pulang dengan tenang. Saat Eun Seol menaikkan kaca jendela, Ji heon menaikkannya kembali. Terjadilah adu kekuatan antara mereka berdua yang dimenangkan oleh Ji Heon yang akhirnya mengunci jendela itu hingga tetap terbuka.
Hasilnya? Rambut Eun Seol mencuat seperti burung bul-bul.
Ji Heon pura-pura merasa tak bersalah melihat Eun Seol yang cemberut. Ia malah menyuruh Eun Seol bersyukur karena ia masih mau mengantarkan Eun Seol yang tak pernah mendengarkan perintahnya dan mengkhianatinya. Eun Seol pun membalasnya dengan mengatakan kalau wajahnya seperti ini adalah ucapan terima kasihnya.
Eun Seol keluar dari mobil yang diikuti oleh Ji Heon. Ji Heon memburunya dengan berbagai pertanyaan: apakah Eun Seol berencana untuk ekat dengan Moo Won? Apa ia menyukai Moo Won?
Eun Seol yang ingin menutup mata menghadapi kenyataan yang mungkin terjadi tapi sekarang tak tahan lagi. Dengan lugas ia bertanya, apakah Ji Heon menyukainya? Ji Heon bertanya balik, apa ia sudah gila? Menyukai Eun Seol yang jelek, selalu berantakan, ia tak tahu bagaimana bisa menyukai Eun Seol. Jadi jawabannya adalah searang ia pasti sedang gila karena ia menyukai Eun Seol.
Dan Ji Heon meminta Eun Seul untuk menjawabnya sekarang. Jantung Eun Seol berdetak kencang, dan ia memegang dadanya seolah menenangkannya dan menjawab kalau ia meminta agar Ji Heon mengembalikan kewarasannya secepat mungkin.
Ji Heon tak terima dengan jawaban itu. Ia mengejar Eun Seol yang berlalu pergi dan bertanya bagaimana mungkin Eun Seol tega melukai perasaannya. Apakah ia tak punya hati?
“Jika aku tak dapat menerima hatimu, maka akan lebih baik jika aku menginjaknya.”
Ia memberikan alasannya. Pertama (Ji Heon: “Haah? Alasannya lebih dar satu?”) Ia tak mau orang berpikir kalau dirinya adalah sekretaris yang menggoda bossnya. Jika ia berhasilpun dalam pekerjaannya, orang akan tetap meremehkannya. Begitu juga dengan pandangan orang pada Ji Heon. Dan kedua, jika Presdir Cha mengetahui Ji Heon menyukai gadis seperti dirinya, walaupun sekarang Presdir Cha menyukainya, ia akan menguburnya dalam-dalam di Samudra Pasifik. Ji Heon bertanya, apakah Eun Seol takut pada ayahnya? Eun Seol menjawab tidak. Tapia da alasan yang ketiga, ia memang menyukai Ji Heon, tapi sukanya terbatas pada hubungan atasan dan bawahan. Tak lebih dari itu. 
Jadi jika semua alasan itu digabung, hubungan mereka sekarang ini adalah yang paling tepat. Ji Heon tak mengatakan apapun. Ia hanya menggigit-gigit kukunya. Eun Seol minta maaf karena ia lebih mengkhawatirkan kelangsungan pekerjaannya di kantor dan ia tak mau kehilangan kartu karyawannya. Ia meminta Ji Heon untuk melihat betapa egois dirinya dan menjadi kembali waras.
Tapi Ji Heon tak mau mengembalikan kewarasannya. Jadi apakah Eun Seol harus keluar kerja? Ji Heon terkejut tak percaya karena Eun Seol mengancamnya. Eun Seol membenarkan kalau ia memang mengancam Ji Heon. Ji Heon panik dan berkata kalau ia akan memikirkannya lagi, asal Eun Seol tak mengancam akan keluar. Hatinya akan terasa diremas-remas jika Eun Seol melakukan hal itu lagi.
Eun Seol berterima kasih dan meminta Ji Heon agar memikirkan kembali semuanya. Kewarasannya harus kembali. Eun Seol berbalik dan meninggalkan Ji Heon yang bolak-balik ingin mengejar Eun Seol tapi selalu diurungkannya.
Sampai ketika Eun Seol menghilang dari pandangannya, akhirnya Ji Heon jongkok terduduk dengan perasaan galau. Ia memegang hatinya seolah ingin menenangkannya. Akhirnya Ji Heon menghela nafas panjang untuk meredakan hatinya yang sekarang sedang patah.
Apakah Eun Seol memang tak memiliki perasaan pada Ji Heon? Di rumah ia bertanya pada Myung Ran,  apa yang harus ia lakukan pada Ji Heon? Ia memeluk Myung Ran dengan perasaan galau. Myung Ran hanya dapat membalas pelukannya. Namun ia mengungkapkan jika ia menjadi Eun Seol, ia akan menerima cinta Ji Heon.
Dan bagaimana dengan Ji Heon? Ia memang patah hati. Dan kesal. Ia melampiaskan kekesalannya dengan melempar paser ke gambar Eun Seol.
  
Ia hanya berpura-pura kalau ia akan mempertimbangkan keputusannya. Sebaliknya, ia yang akan membuat Eun Seol untuk mempertimbangkan putusannya sendiri. Dan ia pun menempelkan hansaplast ke seluruh luka-luka bekas jarum paser yang ada di seluruh gambar Eun Seol.
Aww.. so cute.
Keesokan harinya Moo Won terbangun dengan ingatan akan dirinya menepuk-nepuk kepala Eun Seol dan muntah di hadapan Ji Heon. Ia mendesah, dan menyembunyikan dirinya dalam selimut. Sepertinya Moo Won tak pernah menunjukkan kelemahannya di depan orang lain. 
Ibu Moo Won menyiapkan sarapan untuknya dan meminta maaf karena telah memarahinya sebagai pengganti amarahnya ke Presdir Cha. Ia juga meminta agar Ji Heon tak melakukan perbuatannya yang kemarin. Moo Won pun mengiyakannya.
Ji Heon dan Eun Seol memiliki pikiran yang sama untuk membuat pihak lain mempertimbangkan keputusan (untuk naksir atau tak naksir). Ji Heon berdandan sekeren mungkin dan Eun Seol menjadi itik buruk rupa. Setiap hari Ji Heon memilih dandanan yang paling keren (menurut Ji Heon) dan Eun Seol berpenampilan yang akan membuat orang memicingkan mata (gaya bangun tidur yang belum keramas sampai gaya premannya saat SMA). 
Sinopsis Protect The Boss Episode 5 - 2
Dan bagaimana kabar Moo Won? Ia bersikap acuh pada Ji Heon dan Eun Seol. Tapi tetap usil. Karena saat berpapasan sapaan yang diberikan bukannya ‘apa kabar?’ malah menyentil kacamata Ji Heon ke atas (untung Ji Heon langsung menangkapnya).
Presdir Cha sangat puas dengan ide yang dipresentasikan oleh Ji Heon. Respon yang datang pun juga memuaskan. Ia menyuruh sekretarisnya untuk mempublikasikan kinerja Ji Heon di media massa dengan foto yang paling besar. Dan sedikit berita yang sedikit hiperbola juga tak masalah. 
Ternyata ibu Moo Won pun juga melakukan hal yang sama. Hasilnya?
Moo Won dan Ji Heon sama-sama muncul di surat kabar yang sama di hari yang sama pula. Namun foto dan berita Moo Won jauh lebih besar daripada Ji Heon. Presdir Cha kesal setengah mati melihatnya. Ia melemparkan tantrum dengan menghujat saudara iparnya sebagai serigala licik dan menendang-nendang kursi mobil yang diduduki oleh sekretarisnya.
LOL. 
Sekretaris Kim berterima kasih pada Ji Heon karena ia dapat bekerja kembali pada Ji Heon. Walaupun ia sedikit mengeluh karena bekerja pada Ji Heon, ia harus berbicara formal pada Ji Heon yang telah dianggapnya teman. Maka Ji Heon mengusulkan agar Sekretaris Kim tak bekerja lagi padanya sehingga Sekretaris Kim dapat berbicara informal padanya. Hehe..
Saat Eun Seol datang, ia dengan jelas mengatakan pada Sekretaris Kim agar menangani proyek online “Smart Working” sendiri karena ia saat ini akan berhenti bekerja. Eun Seol yang tahu maksud Ji Heon, langsung meminta waktu bicara empat mata.
Eun Seol mengatakan kalau kelakuan Ji Heon sangat menyebalkan. Ji Heon tahu itu, tapi ia tahu kalau ancaman Eun Seol untuk mengundurkan diri juga pura-pura, karena pekerjaan ini sangatlah penting bagi Eun Seol. Jadi kali ini ia yang akan mengancam Eun Seol.
  “Sebelum No Eun Seol menjadi gila, aku tak mau bekerja dan menjadikanmu karyawan tetap!”
Ancaman itu membuat Eun Seol mengangkat kepalan tangannya ingin memukul Ji Heon, membuat Ji Heon sedikit mundur. Tapi niatnya tak akan mundur. Kenapa? Karena sekretarisnya ini paling benci melihatnya tak bekerja.
Eun Seol pun hanya bisa mengepalkan tinjunya putus asa.
Sementara itu Sekretaris Kim yang meninggalkan ruangan Ji Heon dan bertemu dengan orang terakhir yang ingin ditemuinya. Presdir Cha.   
Presdir Cha teringat pada Sekretaris Kim, orang yang membocorkan aksi premannya. Ia pun mengejar Sekretaris Kim, namun terlambat sepersekian detik karena Sekretaris Kim berhasil meloloskan diri masuk ke dalam lift.
Ji Heon mengingatkan ayah akan ucapannya saat mabuk dulu. Urusan Eun Seol dan Sekretaris Kim diserahkan sepenuhnya padanya, kalau tidak Presdir Cha akan menjadi anak Ji Heon. Ayah hampir marah mendengarnya, namun ada lagi ucapan Ji Heon yang membuatnya panas.
Ji Heon, yang teringat ucapan Eun Seol akan kriteria Bos yang baik, berencana membayar pajak penuh dengan nilai yang sebenarnya. Ayah menganggap niat Ji Heon mengada-ada. Apa Ji Heon tak takut akan kelangsungan nilai saham perusahaannya? Tapi niat Ji Heon sudah bulat karena ia tak ingin duduk di kursi roda berpura-pura sakit untuk menghindari pemeriksaan.
Ayah menganggap ucapan Ji Heon itu menyindirnya. Ia sudah hampir marah lagi, namun Ji Heon memberikan bom yang ketiga.
Ia berencana akan cuti sementara waktu untuk mengisi ulang dirinya kembali. Sekarang ayah benar-benar tak dapat mengendalikan kemarahannya. Bagaimana mungkin Ji Heon ingin cuti hanya karena telah melakukan pekerjaan yang sepele? Tapi Ji Heon dengan senyum, meyakinkan ayahnya kalau ia akan melakukan sesuatu yang sangat penting baginya.
Dan iapun kabur meninggalkan ayah yang mendadak kumat pusingnya melihat aksi Ji Heon.
Manager Park, yang tadi ikut meeting dengan Ji Heon – Presdir Cha, melaporkan semuanya pada ibu Moo Won dalam sebuah pertemuan rahasia. Ia juga memberikan informasi kepemilikan saham Presdir Cha. Ibu Moo Won heran kenapa nilai saham mereka terus naik. Sama seperti anggapan Presdir Cha padanya, Ibu Moo Won pun juga menganggap saudara iparnya itu serigala yang licik.
Dan tiba-tiba ia meminta mobilnya berhenti karena ia melihat serigala dan ingin memukulnya. Ibu Moo Won dan Manager Park pun turun dari mobil. Dengan penuh nafsu, ibu Moo Won mulai memainkan mesin pukul memukul yang mirip di Time Zone, sambil berkata “Aku akan membunuhmu! (POK!!) Seperti ini!! (POK!!)”
Hanya saja Manager Park mengingatkan kalau binatang yang dipukul bukanlah serigala, melainkan tikus tanah. Tapi ibu Moo Won tak pedul, ia terus memukuli serigala itu dengan semangat yang tinggi.
Sementara itu ada orang yang mengambil foto lagi. Kali ini korbannya adalah ayah Eun Seol yang sedang mengumpulkan jamur di hutan. Ternyata orang itu suruhan dari ibu Na Yoon yang ingin mengetahui latar belakang keluarga Eun Seol. Ia memberikan foto-foto itu pada Na Yoon yang langsung meminta ibunya untuk menghentikan aksi mata-matanya ini. Apalagi menunjukkan pada ibu Moo Won ataupun ayah Ji Heon karena hal ini akan membuatnya tampak menyedihkan.
Ibu tetap menolaknya dan tetap ingin pergi menemui ibu Moo Won, membuat Na Yoon panik dan tak sengaja memiting tangan ibunya, membuat ibu berteriak kesakitan. Na Yoon langsung melepaskan dan meminta maaf karena akhir-akhir ini ia ikut latihan beladiri. Saat ibu tanya kenapa, Na Yoon menjawab kalau dunia sekarang sudah tak aman dan dia harus mulai bisa menjaga diri.
Apa yang membuatnya berpikir seperti itu? Tak lain adalah pengalamannya ditimpuk kaleng kosong oleh Eun Seol. Heheh.. Na Yoon mengatakan kalau ia akan mengatasi masalahnya sendiri.
Caranya?
Ia menemui Eun Seol dan mengatakan niatnya untuk kembali pada Ji Heon, karena yang ia rasakan bukanlah karena pernikahan yang dijodohkan tapi karena ia memang suka pada Ji Heon. Eun Seol lega mendengarnya. Ia tak bisa berjanji tak akan menemui Ji Heon karena ia adalah sekretarisnya. Tapi ia berjanji akan menghindari Ji Heon untuk urusan pribadi. Na Yoon menawarkan untuk memberikan pekerjaan lain padanya, tapi Eun Seol menolak.
Ia tak ingin dianggap mendompleng dan melakukan nepotisme jika ia menerima pekerjaan Na Yoon. Tentunya Na Yoon juga memiliki perasaan seperti itu kan, karena ia adalah generasi kedua atau ketiga dari keluarga yang berpengaruh. Na Yoon tersinggung mendengarnya, karena ia merasa meraih kesuksesan itu sendiri bukan karena keluarganya.
Kemudian Na Yoon menemui ayah Ji Heon yang sedang melakukan pelayanan masyarakat. Ia bersikap manis dengan menyarankan ayah agar menyuruh orang lain untuk menggantikannya. Tapi hak itu malah membuat ayah marah. Apalagi ia masih belum melupakan kelakuan Na Yoon dahulu pergi tanpa meninggalkan pesan dan karenanya, Ji Heon.. Ayah tak sanggup meneruskan kata-katanya.
Ia mengakui kalau peristiwa itu adalah tak disengaja dan bukan salah Na Yoon. Na Yoon mengakui kalau saat itu ia juga bersalah, ia pun juga menderita merasakan akibatnya. Tapi ia berjanji akan melakukan lebih baik mulai sekarang.
Ayah berjanji kalau ia tak akan mencampuri urusan Ji Heon lagi. Na Yoon tak mau menyerah begitu saja. Ia mulai mengungkit masalah Eun Seol yang menjadi Sekretaris Ji Heon, apa kata orang jika pria dan wanita selalu berdua-dua. Hal ini malah membuat ayah marah dan memberitahu kalau pria tak suka jika Na Yoon ikut campur urusan kerja. Dan ayah malah mengusir Na Yoon yang mengganggu pekerjaan pelayanan masyarakatnya.
Malamnya, Eun Seol membicarakan Na Yoon yang disebutnya gadis es krim yang kemungkinan disukai oleh Moo Neu Nim atau Dewa Moo, panggilan Eun Seol pada Moo Won. Jika saja gadis es krim tak menyukai Ji Heon, ia akan mendukung gadis es krim 100 %. 
Myung Ran pun menggambarkan secara karikatur hubungan mereka di awang-awang, dengan Moo Won menyukai Na Yoon, Na Yoon menyukai Ji Heon dan Ji Heon menyukai Eun Seol. Jika Eun Seol menyukai Moo Won, -Myung Ran menghubungkan gambar Moo Won dan Eun Seol- hubungan cinta mereka akan menjadi cinta segiempat yang sempurna. 
Tapi Eun Seol buru-buru menangkap tangan Myung Ran dan mengatakan kalau ia hanya menyukai dirinya sendiri. 
Bwahaha.. Tapi setelah mengatakan hal itu, bayangan Ji Heon malah muncul di benaknya.
Mungkin kata-kata Na Yoon mengena pada Presdir Cha, karena keesokan harinya ia memanggil Eun Seol untuk memastikan hubungan Eun Seol dengan Ji Heon. Saat tahu kalau hubungan mereka bukan seperti yang ia pikirkan, Presdir Cha lega. Ia meminta Eun Seol untuk terus membantunya dan menegaskan kalau sekarang ini adalah saat-saat penting bagi mereka. Karena jika Eun Seol berhasil membuat Ji Heon sukses, Eun Seol dapat memperoleh promosi besar-besaran yang hanya Presdir Cha yang mampu melakukannya. Namun jika hasilnya sebaliknya, maka Eun Seol akan diberhentikan saat kontraknya berakhir.
Presdir Cha meminta bantuan Eun Seol bukan hanya untuk Ji Heon saja, tapi juga demi dirinya sendiri yang sudah dibuat gila oleh Ji Heon. Dan hitung-hitung, Presdir Cha minta bantuan ini sebagai ganti rugi pelayanan masyarakat yang selama ini ia lakukan. Ia percaya kalau Eun Seol mampu membantu Ji Heon untuk menjadi sukses. Ia akan mempercayai Eun Seol.
Kata-kata Presdir Cha sangat membekas dan ia mendesah seperti membawa beban berat. Moo Won melihatnya berlalu, dan berniat untuk mengejarnya. Tapi ia menggelengkan kepala seakan ingin mengurungkan niat itu dan pergi berlawanan arah dengan Eun Seol. 
Sekretarisnya menanyakan kelanjutan rencana Moo Won untuk menggunakan Eun Seol menjadi mata-matanya, tapi Moo Won mengatakan rencana itu sudah gagal sejak dulu.
Eun Seol masih memikirkan ucapan Presdir Cha dalam perjalanan pulangnya di dalam bis. Tiba-tiba seorang pria berdiri di belakangnya dan mulai melakukan pelecehan padanya. Ia langsung menyikut pria itu sehingga pria itu langsung jatuh tersungkur.
Sementara itu Ji Heon menepati kata-katanya. Ia sedang bermalas-malasan di rumahnya, namun hal ini tak membuatnya senang karena ia kangen pada Eun Seol. Tiba-tiba ia mendapat telepon dari Myung Ran.
Ternyata Myung Ran meneleponnya karena Eun Seol sedang ada di kantor polisi karena kasus pemukulan yang baru saja ia lakukan. Myung Ran meminta damai saja, tapi Eun Seol tak mau karena mereka tak mampu membayarnya. Tapi ada orang yang sanggup. Dan orang itu sekarang berlari sambil berteriak,
“Siapa yang berani memegang pantat Eun Seol-ku?”
Bwahaha.. Eun Seol saja malu mendengarnya.
Di luar pria itu berterima kasih karena mendapat uang ganti rugi yang sangat besar. Tapi Ji Heon mengatakan kalau sekarang ini tak ada makan siang yang gratis. Uang sebesar itu diberikan karena ia juga akan menghajarnya.
Ji Heon melayangkan pukulan ke pria itu, tapi pria itu berhasil bangun dan membalasnya. Eun Seol yang tak terima, kembali melayangkan tinjunya pada pria itu. Dan kali ini pria itu tersungkur jatuh untuk kedua kalinya.
Ji Heon dan Myung Ran menatap Eun Seol kagum.
Akhirnya Ji Heon dan Eun Seol bicara empat mata lagi. Mengenai perasaan Ji Heon, Eun Seol akan mempertimbangkan kembali, jadi ia minta agar Ji Heon kembali bekerja. Dengan riang, Ji Heon menyanggupinya.
Tapi sesuai permintaan ayah Ji Heon yang ingin membuat Ji Heon menjadi orang sukses, Eun Seol akan mereformasi Ji Heon, termasuk sindrom panik saat bicara di depan public. Dan pekerjaan itu bukan hal yang ringan bagi Ji Heon. Apa Ji Heon bersedia?
Tentu saja, dengan semangat tinggi Ji Heon tetap menyanggupinya. Eun Seol yang mencoba untuk menggoyahkan kemauan Ji Heon mengatakan kalau ia tak akan bersikap lunak pada Ji Heon. Tapi, Ji Heon tetap bersedia melakukannya, membuat Eun Seol menggerutu kesal.
Hehe.. sepertinya siksaan apapun yang diberikan Eun Seol akan diterima Ji Heon dengan senang hati asal Eun Seol mempertimbangkan perasaannya kembali.
Nenek kembali kehilangan barang miliknya. Jika dulu yang hilang adalah sepatunya, sekarang adalah mobilnya. Dan kali ini sepertinya nenek sudah dapat menduga siapa yang mengambil mobilnya itu.
Orang itu sekarang sedang menyetir mobil nenek dan bergoyang riang mengikuti irama music. Ji Heon juga menelepon Moo Won dan dengan sedikit sombong mengatakan kalau sebentar lagi ia akan sibuk karena ia akan bekerja bersama dengan Eun Seol. Jadi ia memperingatkan Moo Won agar jangan dekat-dekat dengan Eun Seol dan menganiaya Eun Seol lagi.
LOL, Moo Won literally rolls his eyes hearing his childish and ridiculous command.
Ji Heon menemui Eun Seol dan Myung Ran yang baru saja pulang jogging. Myung Ran tak dapat meyembunyikan kekesalannya karena mereka bertemu lagi setelah satu jam yang lalu bertemu.
Hehe, saya pikir Ji Heon menemui Eun Seol lagi esok harinya atau kapan, tapi ternyata satu jam lagi. Ji Heon benar-benar bertindak cepat juga..
Tapi kekesalan Myung Ran berakhir sedemikian cepat karena Ji Heon melemparkan kunci mobil (neneknya) pada Eun Seol. Ia menyuruh Eun Seol memakainya dan menyuruhnya datang kapanpun ia meminta. Dan Myung Ran tak boleh menaikinya karena mobil ini murni untuk pekerjaan saja.
Myung Ran mencibir karena Ji Heon tak tahu aturan mainnya. Kalau Ji Heon tak berbaik-baik padanya, maka Ji Heon sendiri yang rugi. Ji Heon pun mengalah.
Tapi Eun Seol yang tak mau mobil itu. Ia mengembalikan kunci mobil itu dan mengatakan kalau ia lebih suka naik kendaraan umum. Tapi Ji Heon mengkhawatirkan Eun Seol yang selalu mendapat masalah di luar seperti kejadian di bus sampai kehilangan sepatu. Myung Ran yang tak mau kehilangan mobil itu kemudian mengambil kunci itu namun ditahan oleh Eun Seol. Mereka bertengkar terus sampai akhirnya Ji Heon berteriak meminta mereka berhenti bertengkar.
Kesempatan itu dipakai Myung Ran untuk mengambil kunci itu. Ji Heon tersenyum melihatnya. Ia bertanya apakah rencana reformasi dirinya sudah siap, karena ia sudah siap. Eun Seol mengatakan belum siap karena ia masih harus mempelajari penyakit Ji Heon. Ji Heon kemudian meminta agar diantar pulang ke rumah.
Saat sampai di depan rumah Ji Heon, Eun Seol mengembalikan kunci mobilnya pada Ji Heon. Tapi Ji Heon menawarkan Eun Seol untuk mampir dulu ke rumah karena ia memiliki bahan-bahan yang diperlukan Eun Seol untuk menyembuhkan penyakit panik di depan umum.
Sementara itu ibu Na Yoon menemui ibu Moo Won. Namun sikap dinginnya tak luput dari pengamatan ibu Moo Won. Maka ibu Na Yoon menyerahkan foto-foto yang telah ia kumpulkan dan mengatakan kalau ia tak tahu tentang hubungan Moo Won dan gadis lain. Tapi ibu Moo Won malah tertarik pada foto Ji Heon yang sedang memukul pria yang melecehkan Eun Seol, dan ia tersenyum seperti mendapat ide.
Na Yoon menemui Moo Won dan memberikan foto-foto yang diberikan ibunya. Ia juga  memperingatkan kalau ibunya mungkin akan menunjukkan foto-foto itu pada ibu Moo Won. Walaupun ia merasa sepertinya Eun Seol berbohong tentang bisnis keluarganya yang ada di gunung. Moo Won mengatakan kalau Na Yoon salah mengartikan ucapan Eun Seol.
Na Yoon kesal dan mengatakan kalau ia memang selalu salah. Bahkan ia merasa menjadi bola yang ditendang kesana kemari untuk kesenangan orang lain.  Moo Won mengatakan kalau ia tak pernah menganggap Na Yoon seperti itu. Tapi Na Yoon mengingatkan kalau Moo Won juga menendangnya saat Moo Won menolak keinginan keluarga mereka untuk menjodohkan mereka.
Moo Won mengingatkan kalau ia bukan menolak Na Yoon, tapi ia menolak pernikahan yang tanpa cinta. Jika Na Yoon mau menikah dengan hati, ia akan mempertimbankan kembali. Na Yoon agak terkesima dengan pengakuan Moo Won, antara percaya dan tak percaya.
Sementara itu Ji Heon memberikan setumpuk buku tentang penyakitnya. Eun Seol tak tahu harus bagaimana untuk membawanya pulang. Ji Heon menyarankan agar mengambilnya sedikit demi sedikit atau datang ke rumahnya setiap hari untuk membacanya. Atau ia akan membacakan untuk Eun Seol saja? 
  
Eun Seol mengatakan kalau Ji Heon sudah membaca semua, mengapa penyakitnya tak bisa disembuhkan? Ji Heon menjelaskan kalau tak mudah baginya untuk menyembuhkan penyakit itu. Maka ia berniat untuk menunjukkannya.
Moo Won mengantarkan Na Yoon pulang. Na Yoon menangis, tak tahu apa yang harus ia lakukan dengan perasaannya. Moo Won mengatakan kalau mereka berdua memiliki kesulitan untuk menentukan pasangan hidup mereka. Namun ia mengatakan kalau Na Yoon sudah siap untuk melepaskan perasaannya, Na Yoon dapat datang menemuinya. Moo Won menyentuh pipi Na Yoon dan mendekat untuk menciumnya.
Sementara itu Ji Heon menunjukkan beberapa poin yang ada dibuku, membuat Eun Seol mengerti. Dan melihat Eun Seol berada di sampingnya, membuat Ji Heon tak kuasa untuk mendekatkan dirinya pada Eun Seol dan menciumnya.
 

Sumber : www.kutudrama.com


Episode 1 - 2 - 3 - 4 - 5 - 6 - 7 - 8 - 9 - 10 - 11 - 12 - 13 - 14 - 15 - 16 - 17 - 18 Tamat