Play Ball :
Lemparan yang dilakukan oleh wasit untuk memulai pertandingan baseball,
biasanya juga digunakan untuk menunjukkan permulaan dari suatu hal.
Play Ball kali
ini adalah sebuah video yang sudah beredar di internet yang menunjukkan
seorang laki-laki yang dibanting oleh seorang wanita.
Memalukan? Jelas. Apalagi bagi laki-laki tersebut, Park Mu Yeol (Lee Dong Wook), atlit baseball dari Red Dreamers, tim yang memenangkan Liga Baseball Korea tahun ini.
Pagi-pagi, Manager Publikasi Red Dreamers, Kim Tae Han (Kang Dong Ho)
menunjukkan bagaimana video itu sudah tersebar menjadi hits di internet
dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa Park Mu Yeol, orang
yang mempunyai antifans yang meningkat drastis sejak Liga Baseball
berakhir dan terpilih menjadi tokoh panutan yang buruk bagi anak-anak
bisa dibanting oleh seorang gadis di sebuah night club?
Mu Yeol berkilah kalau ia tak dibanting seorang gadis di night club. Itu noraebang! Noraebang=tempat karaoke.
Lalu bagaimana gadis itu bisa membanting Park Mu Yeol?
Pertanyaan itu
juga dilontarkan oleh bos gadis itu, pemilik Little Cabin sebuah agensi
pengawalan. Gadis itu adalah Yoo Eun Jae (Lee Shi Young),
bodyguard yang juga kredibilitasnya tak bersih-bersih amat. Baru satu
setengah bulan yang lalu agensi mereka muncul di media massa karena
seorang pelajar wanita dicederai oleh seorang bodyguard. Dan sekarang
ini?
Bos Eun Jae
sepertinya mengenal Eun Jae sangat baik sehingga saat bertanya berapa
gelas yang diminum Eun Jae dan Eun Jae menjawab satu gelas, ia tak
percaya. Begitu pula waktu Eun Jae menjawab minuman yang diminum
hanyalah bir. Pandangan tajam bos Eun Jae membuat Eun Jae berkata jujur
kalau yang ia minum adalah empat gelas bir dengan campuran soju.
Jadi saat ayah
merayakan hari ulang tahunnya di noraebang, mereka kebetulan bertemu
dengan Park Mu Yeol. Ayah Eun Jae yang sudah mabuk salah masuk ruangan
dan melihat kalau ruangan itu diisi oleh Mu Yeol yang datang untuk
menemui seorang wanita.
Melihat wajah orang yang menyebabkan kekalahan tim mereka, mereka tak berbuat yang lainnya selain mengkonfrontir Puck Mu Yeol sebagai pencuri. Puck Mu Yeol?
Iya, Eun Jae mengacungkan jari tengahnya dan berkata Puck (Fuck) Mu Yeol
Melihat wajah orang yang menyebabkan kekalahan tim mereka, mereka tak berbuat yang lainnya selain mengkonfrontir Puck Mu Yeol sebagai pencuri. Puck Mu Yeol?
Iya, Eun Jae mengacungkan jari tengahnya dan berkata Puck (Fuck) Mu Yeol
Manager Kim bertanya mengapa Mu Yeol meladeni orang mabuk? Mu Yeol berkilah kalau mana mungkin ia meladeni?
Kenyataan: Mu
Yeol sebagai atlit yang berperilaku buruk, benar-benar menjaga nama
buruknya. Ia dengan cuek menghina Blue Seagulls yang membuat kemarahan
ayah Eun Jae semakin menjadi-jadi. Dorong-dorongan terjadi, dan akhirnya
ayah Eun Jae yang terjatuh karena ia sedang mabuk.
Eun Jae yang
melihat ayahnya terjatuh langsung mengira kalau ayahnya dianiaya oleh Mu
Yeol dan tanpa ba bi bu langsung membanting Mu Yeol.
Dan semua itu
terjadi di lobi noraebang di depan penjaga noraebang yang sedang membawa
smartphone. Selanjutnya, tersebarlah video itu.
Eun Jae
bercerita kalau Park Mu Yeol adalah orang yang menyebabkan kekalahan tim
favorit mereka, Blue Seagulls sehingga tak menjadi juara di Liga
Baseball Korea. Liga Baseball Korea telah berlangsung cukup lama. Tapi
kekesalan itu masih tetap dipendam terutama oleh para fans Blue Seagulls
yaitu ayahnya dan Eun Jae
Pada waktu itu
Park Mu Yeol menghindari setiap bola yang terlempar, karena menganggap
bola yang dilemparkan oleh pitcher Blue Seagulls hampir mengenai
badannya. Di lemparan terakhir, Park Mu Yeol tak memukul bola, tapi
malah melemparkan pemukulnya ke arah pitcher dan menyerang pitcher
andalan Blue Seagulls.
Hasilnya? Mu Yeol dikeluarkan, begitu pula pitcher andalan Blue Seagulls yang mengakibatkan kekalahan Blue Seaguls.
Mu Yeol
mencoba mengatakan kalau ia hanyalah korban dari kejadian ini. Ia
menunjukkan luka memar akan bantingan itu. Namun Manager Kim hanya diam
sehingga Mu Yeol bertanya apakah ia tak akan mengambil foto memarnya
sebagai barang bukti? Manager Kim tak mau, karena hal itu akan merusak
image Mu Yeol yang bisa dikalahkan oleh seorang gadis.
Walaupun gadis itu sebenarnya adalah atlit Judo. Bos Eun Jae mengingatkan
kalau Eun Jae sebagai pemegang sabuk hitam golongan lima bisa mendapat
sanksi berat karena menggunakan keahliannya untuk menyerang sesorang.
Jadi apa yang harus dilakukan?
Menurut
Manager Kim, wanita itu harus ditemukan. Menurut Bos Eun Jae, Eun Jae
harus bersembunyi agar jati dirinya tak ketahuan. Eun Jae memastikan
kalau dirinya akan sulit ditemukan.
Namun Eun Jae
gampang sekali ditemukan. Malah Eun Jae sendiri yang membuka jatidirinya
pada Manager Kim yang ia sangka orang lain.
Manager Kim
akhirnya bertemu dengan bos Eun Jae dan mengetahui kalau agensi itu
pernah muncul di media massa karena kasus pemukulan pelajar wanita. Jika
kasus Mu Yeol yang sebenarnya terungkap di publik, maka agensi ini akan
tamat.
Maka Manager Kim berencana untuk membuat solusi win-win bagi mereka.
Mu Yeol beruntung bisa keluar rumah sebelum wartawan mendatangi rumahnya. Ia pergi ke rumah teman satu timnya, Jin Dong Soo (Oh Man Seok),
yang lebih seperti kakak sendiri. Ia bisa mengambil sarapan seenaknya
dan memakai komputer Dong Soo untuk mengecek komentar-komentar pedas
netizens mengenai kasusnya.
Melihat
kelakuan Mu Yeol yang masih mau mengikuti thread di forum, Dong Soo
hanya berkomentar kalau Mu Yeol adalah masochist (orang yang menyukai
siksaan).
Solusi win-win yang dibuat oleh Manager Kim adalah mempertemukan mereka di sebuah konferensi pers.
Mu Yeol dan
Eun Jae tak menyukai ide win-win ini. Ketika berjalan bersama menuju ke
ruang konferensi pers, Mu Yeol berkata sinis bertanya apakah Eun Jae
seorang bodyguard? Karena sepertinya seluruh keluarganya pantasnya
adalah gangster. Eun Jae menyuruh Mu Yeol untuk mengaca dulu.
“Ayah yang mencari masalah, putrinya datang membantu dengan bergulat.”
“Kelihatan jelas kalau kau yang mendorongnya dulu.”
“Kelihatan sekali kalau ayahmu yang mencengkeram kerah baju dulu.”
“Kelihatan sekali kalau kau yang melempar pemukul ke pitcher kami, Song Dong Yul.”
“Apakah kau lupa kalau ia duluan melemparkan bola ke badanku?”
“Kan hanya sedikiiiit .. dekat ke arah badanmu.”
“Sedikiiiit? Bola itu hampir mematahkan hidungku, tahu!”
“Kalau kau takut, jangan bermain baseball!”
“Ahjumma (Bibi) ini.. kau benar-benar tak bisa mengaca, ya?’
“Siapa yang menyebutku ahjumma?”
“Semua orang yang ada di internet. Ahjumma pemberani. Lihat saja gaya rambutmu!”
“Kau malah preman baseball!”
Mu Yeol
menghentikan langkahnya mendengar hinaan itu. Eun Jae pun meneruskan,
“Semua orang di luar sana menyebutmu seperti itu. “
Mu Yeol
menyuruh Eun Jae meminta maaf sekarang. Lupakan konferensi pers, ia mau
Eun Jae minta maaf sekarang, untuk bantingannya kemarin.
“Aku tak mau!”
“Oya? Kau tak mau? Aku juga tak mau!!”
Bertepatan
dengan teriakan Mu Yeol, Manager Kim membuka pintu sehingga teriakan Mu
Yeol terdengar di ruang konferensi yang sudah dipenuhi oleh wartawan.
Manager Kim pun perlahan menutup pintu kembali.
Manager Kim
dan Bos Eun Jae, masing-masing memberikan ceramah tentang betapa
pentingnya konferensi pers kali ini jika karir mereka tak akan hancur.
Manager Kim memberikan beberapa nama atlit yang potensial tapi tenggelam
karena kehidupan pribadinya.
Bos Eun Jae?
Ia melakukan psikologi terbalik pada Eun Jae yang memperbolehkan Eun Jae
pergi dari sini. Eun Jae curiga, apakah setelah itu ia akan dipecat?
Eun Jae tak akan dipecat, karena toh setelah ini ia akan menutup usaha
pengawalan ini karena bangkrut.
Jadilah mereka berdua menghadiri konferensi pers.
Manager Kim
menjelaskan kalau Park Mu Yeol sebagai atlit baseball yang memiliki
banyak antifans, setiap harinya menerima 10 surat ancaman, dengan bukti
foto-foto yang dibagikan pada wartawan. Selain itu berbagai usaha
penyerangan juga dilakukan seperti pelemparan gelas atau botol minuman
padanya.
Oleh karena
itu maka manajemen tim memutuskan untuk menyewa seorang bodyguard wanita
dan video kemarin adalah Mu Yeol yang sedang dilatih oleh Eun Jae.
Kebetulan ada seseorang yang melihat dan salah paham kemudian
menguploadnya ke internet.
Eun Jae pulang
ke rumah disambut dengan duka cita mendalam oleh keluarganya. Ayahnya
menguatkan hati Eun Jae, walaupun ia harus melindungi musuhnya, tapi
jiwanya harus tetap biru, oke? Ayah juga bertanya, apa mungkin Eun Jae
dapat mematahkan tangan Mu Yeol secara ‘tak sengaja’ agar ia tak dapat
bermain baseball lagi?
Eun Jae tak
mungkin bisa melakukannya karena nanti ia akan dipenjara. Ayah kesal
karena Eun Jae tak mau melakukannya demi kejayaan Blue Seagulls.
Masalah sudah selesai? Belum. Karena play ball baru saja dilemparkan. Dan sekarang permainan baru mulai.
Mu
Yeol yang akan latihan, pergi bersama Eun Jae yang harus mengawalnya.
Sebagai bodyguard yang baik, Eun Jae bertanya jadwal Mu Yeol hari ini.
Mu Yeol malah menjawab kalau Eun Jae tak perlu tahu. Ia hanya perlu diam
saja.
Maka Eun Jae
pun menidurkan sandaran kursinya dan berbaring. Mu Yeol menyuruhnya
untuk bangun, tapi Eun Jae tak mau karena ia hanya bersandar bukan
berbaring. Ingin membuktikan kata-katanya, Mu Yeol mengerem mobilnya
mendadak dan Eun Jae otomatis merosot ke bawah. Mu Yeol tersenyum
menang, benar kan kalau Eun Jae berbaring? Ayo bangun!
Eun Jae pun bangun dengan menjejakkan kakinya yang bersepatu lengkap ke dashboard mobil membuat Mu Yeol melotot marah. Di akhir perjalanan, Mu Yeol berhasil memaksa Eun Jae untuk menghapus jejak sepatu dari dashboard… tapi Eun Jae melakukannya dengan memakai kakinya juga yang kali ini hanya memakai kaos kaki.
Eun Jae pun bangun dengan menjejakkan kakinya yang bersepatu lengkap ke dashboard mobil membuat Mu Yeol melotot marah. Di akhir perjalanan, Mu Yeol berhasil memaksa Eun Jae untuk menghapus jejak sepatu dari dashboard… tapi Eun Jae melakukannya dengan memakai kakinya juga yang kali ini hanya memakai kaos kaki.
Mu Yeol
menyuruh Eun Jae untuk membuka pintunya. Bukankah itu tugas bodyguard?
Mengawasi keadaan luar dan setelah aman baru membukakan pintu untuknya?
Baiklah, itu
akan Eun Jae lakukan. Dan mendadak Eun Jae memiting tangan Mu Yeol dan
mendorongnya ke kap mobil, pura-pura melihat sesuatu yang membahayakan
dirinya.
Dan hal itu terlihat oleh salah satu teman timnya yang sedang bersama wartawan.
Namun karena kekesalan Mu Yeol pada Eun Jae meningkat, performa latihan Mu Yeol juga meningkat. Ia berhasil memukul semua bola yang terlempar padanya karena ia menganggap bola itu adalah Eun Jae yang harus dipukul pergi.
Dan hal itu terlihat oleh salah satu teman timnya yang sedang bersama wartawan.
Namun karena kekesalan Mu Yeol pada Eun Jae meningkat, performa latihan Mu Yeol juga meningkat. Ia berhasil memukul semua bola yang terlempar padanya karena ia menganggap bola itu adalah Eun Jae yang harus dipukul pergi.
LOL, sepertinya yang membahayakan jiwa Mu Yeol adalah Eun Jae.
Siksaan Mu
Yeol pada Eun Jae belum berakhir. Ia pergi ke gunung dan mengajak Eun
Jae. Setelah sampai di atas, Mu Yeol menyuruh Eun Jae turun sendirian.
Benar-benar kekanak-kanakkan. Walaupun Eun Jae berkata ia akan menunggui
Mu Yeol sampai urusannya selesai, tapi Mu Yeol tak mau. Sekarang Eun
Jae harus pulang.
Eun Jae pun
membalas dengan menendang ban mobil Mu Yeol sehingga alarm mobil Mu Yeol
berbunyi. Kegembiraan karena bisa menendang (mobil) Mu Yeol hanya
berlangsung sesaat karena tak ada satu mobilpun yang lewat.
Ada satu mobil yang dikendarai seorang wanita yang juga ditemui Eun Jae saat di noraebang tapi wanita itu tak dapat membawanya pergi karena arah yang dituju kebalikan dengan Eun Jae.
Ada satu mobil yang dikendarai seorang wanita yang juga ditemui Eun Jae saat di noraebang tapi wanita itu tak dapat membawanya pergi karena arah yang dituju kebalikan dengan Eun Jae.
Hasil siksaan itu? Eun Jae terkena flu. Ia meluapkan kekesalannya dengan mengata-katai Mu Yeol di thread sebuah forum.
Esoknya Eun
Jae harus lebih sabar dan menahan diri karena Mu Yeol dan timnya
mengikuti jumpa fans, bertemu dengan fans Red Dreamers yang histeris
mengagung-agungkan Mu Yeol dan menjelek-jelekkan Blue Seagulls.
Mu Yeol
semakin memperburuk keadaan dengan mengompori para fansnya sehingga
membuat Eun Jae marah. Tapi apa yang dapat ia lakukan? Ia di sini
bertugas untuk melindungi Mu Yeol.
Bos Eun Jae memberitahukan kalau ada pria keriting berjaket yang tingkahnya mencurigakan, jadi Eun Jae harus waspada. Eun Jae pun mencari pria itu dan melihat kalau pria itu hendak menyerang Mu Yeol.
Bos Eun Jae memberitahukan kalau ada pria keriting berjaket yang tingkahnya mencurigakan, jadi Eun Jae harus waspada. Eun Jae pun mencari pria itu dan melihat kalau pria itu hendak menyerang Mu Yeol.
Tapi semakin
lama tawa Mu Yeol semakin menyakitkannya. Bos Eun Jae berhasil menangkap
kroni dari pria keriting itu. Pria keriting itupun mulai mendekat dan
ternyata melemparkan telur ke arah Eun Jae.
Tak menyadari
ada bahaya mengancamnya, Mu Yeol tertawa semakin keras mengejek Blue
Seagulls, menyakitkan bagi Eun Jae. Dan telur itu pun terus melayang ke
arahnya..
.. hingga Eun Jae menelengkan kepalanya dan telurpun mengenai muka Mu Yeol yang tertawa lebar.
Score!
.. hingga Eun Jae menelengkan kepalanya dan telurpun mengenai muka Mu Yeol yang tertawa lebar.
Score!
Sedangkan Eun
Jae disambut bak pahlawan oleh keluarganya dan sahabatnya. Mereka bahkan
menyajikan sashimi komplit untuk perayaan ini. Mulanya Eun Jae tak mau
mengakui, tapi darah Seagulls-nya yang telah bercampur dengan sedikit
soju membuat ia mereka ulang kejadian hari ini dengan bangga.
Namun
sepertinya ancaman untuk keselamatan Mu Yeol memang benar-benar ada.
Karena di suatu tempat, ada seseorang yang meninju-ninju foto Mu Yeol.
Kegagalan Eun
Jae melindungi Mu Yeol menimbulkan kecurigaan. Bos Eun Jae menduga kalau
kegagalan itu disengaja oleh Eun Jae. Tapi Eun Jae tetap bersikukuh
kalau hal itu tak disengaja. Ia malah merasa menangis (tanpa air mata)
karena tersinggung dengan kecurigaan bosnya.
Bos Eun Jae
bertepuk tangan mengakui kata-kata Eun Jae benar adanya, tapi ia minta
Eun Jae tetap berakting seperti tadi sehingga orang-orang percaya.
Kenyataan sebenarnya? Kalau kenyataan yang sebenarnya tersebar, ia akan
menghabisi Eun Jae dengan tangannya sendiri.
Begitu pula Mu
Yeol. Anehnya, Mu Yeol yang meminta Eun Jae menemaninya jogging,
bersikap sangat baik. Ia tak mempermasalahkan jika Eun Jae memang
benar-benar sengaja menghindari lemparan telur sehingga mengenai
mukanya. Ia benar-benar tak mempermasalahkannya.
Jadi ketika
Eun Jae akhirnya mengakui kalau ia memang mungkin memang memiringkan
kepalanya.. Mu Yeol langsung menyalak, “Idiot!”
Dengan manis
Eun Jae berkata kalau tadi Mu Yeol berjanji ia tak akan marah. Mu Yeol
memang tak akan marah, tapi ia meneruskan larinya dan meminta Eun Jae
mengikutinya karena sebagai pengawal, Eun Jae harus tetap berada di
dekatnya. Kecuali kalau Eun Jae memang capek dan tak kuat lari. Tentu
saja Eun Jae kuat. O, ya?
Dan adu lari
pun dimulai. Mereka berlari jauh.. jauuuh… sekali. Melewati daerah Banpo
yang terletak 7 km dari Seoul, dan daerah Jamwoon, 9 km dari Seoul, dan
daerah Jamshil 17 km dari Seoul.
Akhirnya Eun
Jae tak tahan lagi. Ia berhenti dan muntah. Mu Yeol pun tertawa
kegirangan karena ia menang. Walaupun kemenangannya pun ini membuat
dirinya kesakitan. Tapi ia tetap menang.
Pertanyaan selanjutnya adalah : bagaimana mereka pulang ke Seoul yang jaraknya 32 km dari tempat mereka?
Menumpang
mobil yang lewat. Tapi itu juga sulit karena tak ada mobil yang mau
berhenti. Mu Yeol menyalahkan wajah Eun Jae yang membuat orang takut
membawanya untuk menumpang. Pertengkaran mereka merembet pada inti
masalah mereka, Liga Baseball Korea. Eun Jae menghina Mu Yeol yang
melemparkan pemukul karena sebenarnya Mu Yeol tak bisa memukul bola
dengan benar.
Pertengkaran
itu rupanya tak hanya ada di sepanjang perjalanan pulang, tapi juga di
dunia maya. Mereka bertemu kembali secara anonim, saling melempar dan
menangkis hinaan seputar Mu Yeol sebagai atlit baseball. Mu Yeol sebagai
fans Mu Yeol dan Eun Jae sebagai antifans Mu Yeol.
Lemparan dan
tangkisan itu ditunjukkan secara literal dengan gaya komik. Hingga
puncaknya, Eun Jae menghina Mu Yeol dengan menyebut Mu Yeol sebagai
preman baseball.
Mu Yeol
terkejut membaca hinaan itu. Siapa dia berani-beraninya menghinanya? Eun
Jae pun menulis, “Aku ayahmu”. Mu Yeol marah dan mengatakan “Dasar
zombie!” yang dibalas oleh Eun Jae, “Dasar preman!”
Hinaan itu
terdengar familiar. Ia langsung mengetik, ‘Apakah kau si idiot?’ Eun Jae
pun terkejut membacanya. Ia pun menduga kalau fans Mu Yeol itu
sebenarnya adalah..
hahaha lucu dramanya
BalasHapushahaha lucu dramanya
BalasHapus