Sesaat sebelum Ji Hyun membuka mata.
Scheduler hampir mengeluarkan lift, namun berhenti karena mendengar suara tetes air mata. Mereka berdua terpaku. Dan terdengar setetes air mata lagi. Benarkah?
Air mata itu dipastikan oleh Scheduler. Waah.. Ji Hyun ternyata memang disayang oleh sekitarnya. Apakah ia ingin tahu darimana air mata itu?
Ji Hyun tak mau mengetahuinya. Jika ia tahu, mungkin ia hanya akan menyukai ketiga penyumbang air mata itu. Scheduler menganggap pilihan Ji Hyun bijaksana.
Dan dengan datangnya 3 air mata itu, saatnya Ji Hyun untuk pergi. Belum sempat ia berpamitan dengan Scheduler, bayangan Scheduler telah mengabur.
Seo Woo dan ibu meratapi kondisi Ji Hyun yang sudah tak mampu diselamatkan lagi. Menurut dokter, sekaranglah saatnya untuk melepas Ji Hyun. Namun Ibu dan Seo Woo belum mampu untuk melepas Ji Hyun.
Ayah, yang belum tahu kabar dari dokter ini, masuk dan mendapati Ibu dan Seo Woo menangis. Ada apa? Ji Hyun?
Ayah berteriak melihat Ji Hyun membuka mata. Sontak ibu dan Seo Woo berhenti menangis dan menatap Ji Hyun tak percaya. Ji Hyun sadar kembali?
Yi Kyung mengemasi barang-barangnya. Dengan perginya Ji Hyun, tempat ini bukanlah tempat untuknya lagi. Kebetulan Paman manager memanggilnya turun untuk sarapan. Ia berpamitan pada Paman Manager karena sudah tak ada alasan lagi baginya untuk tinggal.
Paman Manager bertanya-tanya, apa maksud perkataan Ji Kyung? Dan sepertinya gadis itu bukan Ji Kyung yang ia kenal selama ini. Ia pun menelepon Han Kang memberitahu kalau mereka mungkin salah menghitung hari.
Han Kang yang baru saja pulang dari Amerika terkejut. Apakah itu berarti Ji Hyun sudah tiada? Namun untung Ibu menelepon Han Kang memberitahu kalau Ji Hyun sudah sadar kembali.
Yi Kyung kembali ke rumah lamanya. Hampir sebulan terbiasa dengan kehadiran Ji Hyun, membuat Yi Kyung terkenang akan kebersamaannya dengan Ji Hyun. Betapa cerianya Ji Hyun mengajaknya bicara. Betapa setianya Ji Hyun selalu menemaninya saat ia hanya duduk termenung.
Dokter terkejut saat diberitahu Ji Hyun sadar kembali. Ji Hyun pun mampu menyebut nama ayah, ibu dan Seo Woo dengan baik. Namun lebih baik dipastikan lagi, dan akan dilakukan pemeriksaan untuk Ji Hyun.
Sementara itu Han Kang tiba di rumah sakit dan hanya menemui ayah dan ibu Ji Hyun. Mereka mendapat kabar baik lagi, karena ayah Han Kang bersedia berinvestasi di proyek Pulau Haemi, karena memang proyek itu menguntungkan.
Jadi masalah perusahaan telah selesai. Ayah dan ibu tak percaya mendengarnya. Mungkin hari ini adalah hari yang paling membahagiakan bagi mereka. Ayah berterima kasih pada Han Kang.
Dokter mengajak ayah dan Han Kang berbicara mengenai hasil pemeriksaan Ji Hyun yang ternyata baik. Seperti suatu keajaiban.
Sekian lama tidak makan, Ji Hyun merasakan sedapnya bubur yang disuapkan Seo Woo padanya. Bergantian Ia memeluk ibu dan Seo Woo. Ji Hyun berterima kasih pada Seo Woo. Seo Woo heran, untuk apa Ji Hyun berterima kasih?
Kedengarannya lebay, tapi Seo Woo menyukainya. Dan masuklah Han Kang ke dalam ruangan. Sesaat Ji Hyun memandang Han Kang yang kemudian menyapa,
Tak tahu harus berkata apa, Han Kang hanya menjawab, “Mmhh, ya.” Ibu yang melihatnya ingin menyela, untuk memberitahu Ji Hyun apa saja yang telah dilakukan Han Kang untuknya. Tapi Ji Hyun langsung bertanya mengenai Min Ho dan In Jung. Kok mereka belum datang juga?
Bagaimana menjelaskan pada putri yang baru bangun dari koma kalau tunangannya berselingkuh dengan sahabatnya? Maka ibu berkata kalau Min Ho sedang keluar negeri dan In Jung belum bisa dihubungi.
Di luar Ibu meminta Seo Woo dan Han Kang untuk merahasiakan beberapa kejadian terakhir. Dan kenyataan pahit itu membuat Han Kang sadar kalau ingatan Ji Hyun selama 47 hari ini tak membekas di ingatannya.
Berita Ji Hyun sadar didengar Min Ho bukan dari orang tua Ji Hyun, tapi dari orang kantor. Dan seperti ingin meyakinkan diri siapa yang sebenarnya ia cintai, Min Ho mendatangi rumah Yi Kyung.
Raut kecewa terlihat saat sambutan Yi Kyung yang dingin padanya, mengatakan Ji Hyun sudah tak bersamanya lagi. Sepertinya ia sudah menyadari siapa yang telah dicintainya selama ini.
Han Kang tersenyum menatap Ji Hyun dan orang tuanya yang saling bercanda. Ji Hyun akhirnya menatap Han Kang, dan bertanya mengapa Han Kang masih berada di sini?
Ayah Ji Hyun tak enak hati pada Han Kang, mencoba menjelaskan pada Ji Hyun betapa perhatiannya Han Kang selama ini. Ji Hyun yang mendengarnya berterima kasih pada Han Kang dan,
Ji Hyun: “Kata orang, jika seseorang tiba-tiba berubah, maka ia akan meninggal, loh. Kenapa kau melakukannya? Seperti bukan dirimu.” |
Bagaimana menjelaskan pada seorang gadis bahwa dia telah bertemu dengan rohnya selama ini? Selama 49 hari, mereka lalui dengan tertawa dan menangis bersama. Saat senang dan marah ia hadapi bersama Ji Kyung. Walau tak terucap, mereka tahu sama tahu kalau Ji Hyun telah jatuh cinta padanya. Dan sekarang ia kembali ke titik nol? Ia kembali bertepuk sebelah tangan?
Han Kang mengaku pada Paman Manager kalau hal terpenting baginya adalah Ji Hyun sadar kembali.
Namun ia tak dapat membohongi perasaannya. Begitu banyak kenangannya bersama Ji Kyung. Bagaimana mungkin Ji Hyun tak mengingatnya sedikitpun?
Tanpa Ji Hyun di sisinya, Yi Kyung hanya dapat memanggil Yi Soo. Kapan kau akan kembali? Cepatlah datang.
Han Kang mendatangi rumah Yi Kyung untuk mengabarkan kalau Ji Hyun kembali hidup. Yi Kyung bahagia mendengarnya. Karena kepergian Ji Hyun ia artikan sebaliknya. Namun Ji Hyun tak akan mengenalinya, karena Ji Hyun tak mengingat masa-masa saat ia koma.
Yi Kyung sedikit kecewa. Namun ia teringat satu hal yang sekarang masuk akal. Ia mengambil gelang Ji Hyun yang dititipkan padanya. Saatnya untuk mengembalikan pada Han Kang, karena gelang itu milik ibu Han Kang.
Milik Ibunya? Bagaimana bisa gelang itu menjadi milik Ji Hyun? Yi Kyung tak tahu, Han Kang harus menanyakan sendiri pada Ji Hyun. Dan Ji Hyun juga berpesan kalau ia berterima kasih dan minta maaf pada Han Kang karena selama ini Ji Hyun hanya dapat menerima tanpa bisa memberi.
Saat Han Kang menawarinya bekerja di restorannya, Yi Kyung menolak karena ia sedang menunggu seseorang.
Min Ho sedang menghadapi kekacauan pada rencananya. Proyek pulau Haemi ternyata lepas dari tangan mereka. Sekutu Min Ho marah dan meminta pertanggunjawabannya. Ia bertanya pada pelayan Han Kang yang menjadi mata-matanya, bagaimana perkembangan usaha Han Kang.
Pelayannya menjawab kalau Han Kang telah pergi ke Amerika dan mendapatkan investor untuk proyek tersebut. Min Ho marah, mengapa ia tak diberitahu sebelumnya?
Ha.. Serve you right! Nice to do a business with you, Kang Min Ho-ssi.
In Jung yang merasa kosong karena tak memiliki teman lagi, hanya bisa menunggu yang Min Ho untuk makan siang. Ia melihat-lihat foto, mengenang saat-saat manis mereka berdua.
Namun hanya itu yang bisa dilakukan, karena setelah sekian lama menunggu, Min Ho tak kunjung datang.
Ternyata Min Ho mabuk ditemani oleh teman detektifnya. Ia mendapat telepon dari kepolisian untuk melapor besok. Ia berjanji walaupun ia tahu bagaiamana akhir untuk dirinya, tapi ia tak akan mati seperti ini.
In Jung menemui Min Ho yang mabuk dan Min Ho memohon In Jung untuk tak muncul lagi di hadapannya. Walaupun ia memang berencana untuk pulang sementara ke Jinan, namun kata-kata Min Ho terasa menyakitkannya. Ia hanya bisa meminta maaf.
Ji Hyun memaksa ibu untuk menemui In Jung. Ia tak sabar ingin menemuinya. Saat Han Kang datang membawakan bunga dan kue, Ji Hyun hanya mau memakan kue itu bersama dengan In Jung. Bagaimana dengan teman internetnya, Park Jung Eun? Ji Hyun mengingatnya. Tapi ia tak mengenal nama Song Yi Kyung.
Han Kang menawarkan diri untuk mengantar Ji Hyun ke pusat rehab medik, membuat Ji Hyun bertanya-tanya mengapa sekarang Han Kang berubah baik seperti ini?
Saat mereka sendiri, Han Kang mencoba sekali lagi. Apakah Ji Hyun tak ingat sama sekali? Apakah ia tak pernah bermimpi? Apakah dirinya tak pernah muncul dalam mimpi Ji Hyun?
Dan harapan itu kembali hilang saat Ji Hyun bertanya kembali, mengapa Han Kang harus muncul di dalam mimpinya?
Min Ho pun menyaksikan mereka berdua.
In Jung yang mendengar kalau Ji Hyun sudah sadar dan ingin bertemu dengannya, memohon pada Ibu dan Seo Woo agar ia tak menemui Ji Hyun. Ia tak dapat pergi. Ia tak mau.
Ibu berkata selama dua tahun ia berpura-pura, kenapa ia tak bisa berpura-pura sedikit lebih lama lagi? Mereka akhirnya dapat membawa In Jung pergi menemui Ji Hyun.
Dan Ji Hyun pun berhasil menemui sahabatnya. Ji Hyun berkata pada In Jung kalau ia memimpikannya saat koma. Ia memimpikan saat-saat ia dan Min Ho bertunangan. Ia melihat betapa In Jung memikirkan kepentingan Ji Hyun.
Saat itu In Jung melepaskan sepatu, yang bagi wanita adalah harga dirinya, melepaskan harga dirinya untuk sahabatnya Saat itu In Jung tak memikirkan tentang pertunangan dan hanya memikirkan kepentingan Ji Hyun. Sahabatnya.
Seakan tak ingin melewatkan waktu sedikitpun setelah tertidur sekian lama, Ji Hyun memandangi ayah ibunya yang terlelap di sisinya.
Yi Kyung harap-harap cemas di dalam rumahnya. Peringatan 5 tahun Yi Soo hampir tiba. Scheduler pun ikut panik. Ia kecewa dan menyalahkan Nenek Seniornya yang jahat karena penalty satu minggu, ia belum bisa menemui Yi Kyung.
Dan apa yang terjadi kalau ia mengata-ngatai Nenek Seniornya jahat? Nenek itu akan meneleponnya. LOL
Scheduler menggerutu, kenapa ia harus dipanggil saat ia tak melakukan satu kesalahan? Nenek memarahinya karena Scheduler mulai tak sopan padanya, setelah mendekati berakhirnya tugas sebagai Scheduler.
“Apakah kau bisa mati lagi? Kalaupun bisa, kau harus bertemu Yi Kyung besok dan kau boleh mati lagi.” |
This funny and grumpy sunbae-nim grandma. Hwan must be proud of her.
Scheduler sadar, ia dihukum menjadi Scheduler seminggu lagi,tapi ia tetap dapat menemui Yi Kyung besok. Yippiee..!
Yi Kyung yang tak sabar, mulai bersiap-siap walaupun hari belum terang. Ia memakai peralatan wajah yang diberikan oleh Ji Hyun, dan berdandan cantik.
Yi Soo duduk menunggunya di taman dan berdiri saat Yi Kyung tiba Yi Kyung menatap tapi tak berani mendekat.
“Song Yi Kyung, kau masih tetap seperti yang dulu.” |
“Akhirnya kau datang juga. Mengapa kau baru datang sekarang?” |
Dengan motornya, ia membawa Yi Kyung ke tempat ia dulu mengalami kecelakaan. Ia mengaku kalau saat mereka bertengkar hebat, mereka melukai satu sama lainnya. Dan hal itu tak akan dapat diselesaikan dengan kata-kata saja. Walaupun Yi Soo bergelut dengan music dan memiliki banyak teman wanita, namun Yi Kyung-lah tempat ia kembali. Yi Kyung-lah rumah baginya.
Jadi Yi Soo ingin melamarnya pada hari itu. Yi Soo menemukan cincin di dalam semak-semak, dan meminta tangannya dan menyelipkan cincin itu ke tangan Yi Kyung.
Ia pun mengajak Yi Kyung pergi ke taman bermain. Dulu mereka tak dapat pergi ke taman bermain karena tak memiliki uang dan mereka berjanji untuk melakukannya. Jadi sekaranglah saatnya.
Mereka menghabiskan waktu dengan bermain dan bercanda, menaiki setiap wahana dan berfoto bersama dengan bando kelinci. Hal yang lumrah dilakukan sepasang kekasih saat berkencan, namun belum pernah mereka lakukan.
Setelah itu Yi Soo meminta Yi Kyung untuk belanja karena ia ingin makan masakan Yi Kyung. Tapi Yi Kyung harus belanja sendiri karena ada hal lain yang ingin dikerjakan. Yi Kyung ragu, takut berpisah untuk yang kedua kali, namun Yi Soo meyakinkannya kalau ia tak akan pergi tanpa pamit.
Ternyata Yi Soo merenovasi kamar Yi Kyung. Saat itu dr. Noh datang dan mencari Yi Kyung. Apakah Yi Kyung sudah pindah? Yi Soo menjawab pendek-pendek, dan akhirnya ia berkata kalau ia sedang bekerja dan berhentilah bertanya-tanya. Yi Soo akan menyampaikan pesan dr. Noh pada Yi Kyung kalau ia segera pergi. Jika tidak, pesan itu tak akan sampai ke telinga Yi Kyung.
Setelah dr. Noh pergi, Yi Soo menuduh dr. Noh menyukai Yi Kyung. Ia mengatakan kalau dr. Noh tak mungkin dapat mendekati Yi Kyung, karena Yi Kyung adalah miliknya.
LOL. The cute and grumpy Yi Soo.
Yi Kyung belanja dan langsung pulang ke rumah. Saat melihat rumahnya telah berubah cantik namun kosong tanpa kehadiran Yi Soo ia pun panic dan berteriak mencarinya.
Yi Kyung lega melihat Yi Soo. Untuk apa Yi Soo merenovasi rumah ini, kalau sebentar lagi mereka akan meninggalkannya? Yi Soo hanya berkata kalau walaupun hanya tinggal sehari, ia tak ingin tinggal di tempat yang kumuh. Bukannya dulu malah Yi Kyung selalu ingin menjadi tukang bersih-bersih?
Malam itu Yi Kyung tertidur di pelukan Yi Soo. Yi Soo yang tak tertidur hanya memandangi wajah Yi Kyung. Seperti tak ingin melupakan wajah itu dalam ingatannya, ia menyentuh wajah Yi Kyung. Dan Yi Kyung terbangun.
Yi Soo mengajaknya untuk pergi berjalan-jalan saling bergandengan tangan. Kemarin Yi Kyung masih merasa seperti mimpi. Namun hari telah berganti dan ia tetap dapat memandang dan menyentuh Yi Soo.
“Tapi aku tetap mati.” |
Namun yang ingin ia katakan sekarang telah berubah. Yi Soo melepaskan tangan Yi Kyung, “Sampai saat itu aku selalu mencintaimu. Namun mulai sekarang, aku tak mencintaimu lagi. Aku tak ingin meninggalkanmu yang masih terluka. Aku ingin kau melupakanmu. Aku ingin kau bahagia tanpa diriku. Jadi aku menunggu 5 tahun ini.”
Yi Kyung tak rela. Ia meraih tangan Yi Soo kembali dan memohon, “Jangan lakukan itu, Yi Soo. Aku ingin pergi bersamamu.”
Tapi Yi Kyung tak dapat pergi bersamanya. Jika ia matipun, mereka tak mungkin pergi bersama. Yi Kyung terus memohon pada Yi Soo. Ia tak sanggup menghadapi kehidupan ini sendirian.
Ia menyuruh Yi Kyung untuk membuang cincinnya, karena cincin itu sekarang tak berarti apapun kecuali untuk menjernihkan kesalahpahaman mereka. Yi Kyung tak mau melakukannya.
Maka Yi Soo membuang cincin miliknya. Ia hanya membuang cincin itu, tapi tak membuang Yi Kyung, karena Yi Kyung adalah orang yang paling berharga untuknya. Ia adalah gadis yang mengesankan dan Yi Kyung akan menjadi gadis yang sangat berharga bagi orang lain.
“Berjanjilah padaku kalau kau akan bahagia. Demi aku. Aku bersyukur dan berbahagia telah bertemu denganmu. Demi aku, berbahagialah. Dan aku akan dapat meninggalkan dunia ini dengan tenang.”
Ia melepas cincin Yi Kyung dan melemparkannya juga. Yi Kyung minta maaf karena selama ini ia hanya terus menerus menerima dan tak pernah memberikan apapun untuk Yi Soo. Maka Yi Soo meminta agar Yi Kyung memberikannya pada orang yang akan menggantikannya.
Yi Kyung menangis dan Yi Soo menciumnya. Sambil menahan airmatanya, Yi Soo mundur perlahan, menjauhi Yi Kyung. Namun serasa tak ingin melepaskannya, Yi Kyung melangkah maju.
Yi Soo menatap Yi Kyung, seolah memohon untuk tak menahannya. Ia akhirnya berbalik , dan Yi Kyung terisak melihatnya perlahan pergi, dan hilang dari pandangan Yi Kyung.
Min Ho pergi mengunjungi ibunya. Yang ia inginkan semula hanyalah ingin berhasil dan membahagiakan ibunya. Sesederhana itu, maka ia minta maaf. Namun maaf itu belum sempat terucap karena polisi mendatanginya untuk menahannya. Ia minta waktu sejenak untuk menemui ibunya.
Di dalam ruangan, Min Ho meminta ibunya untuk tak memberikan dokumen apapun pada orang selain dirinya. Ibunya yang telah demensia, pada awalnya tak mempedulikan Min Ho. Namun seperti layaknya demensia, ingatan akan masa lalu tak akan pernah lupa.
Ibu akhirnya mengenali Min Ho dan bersyukur telah melihatnya. Apakah ia sudah mengambil gelar MBA-nya? Apakah ia sekarang sudah pulang? Mengapa Min Ho tak memberitahunya terlebih dahulu? Ibu memeluknya sambil menangis karena Min Ho telah berhasil dan ibu tahu kalau Min Ho tak akan seperti ayahnya.
Dan kata-kata dari seorang ibulah yang menembus pertahanan Min Ho. Ia menangis seperti layaknya anak kecil di pelukan ibunya.
Ibunya melihat kepergian Min Ho yang digiring polisi dari jendela. Namun ibu tak melihatnya ditahan polisi karena Min Ho menyembunyikan borgol dari pandangan Ibu.
Kepergian Yi Soo masih teringat oleh Yi Kyung. Ucapan Yi Soo yang memintanya berbahagia deminya juga masih teringat jelas olehnya. Namun hal itu terasa berat untuknya karena ia masih merindukannya.
Iapun teringat pada kata-kata Ji Hyun yang memintanya untuk selalu hidup. Tak tahu harus berbicara dengan siapa, ia pun memutuskan pergi ke rumah sakit untuk menemui Ji Hyun.
Tapi bagaimana menjelaskan pada seorang gadis yang baru tersadar dari koma, bahwa mereka pernah berbagi raga bersama. Menangis dan saling menguatkan hati. Bagaimana menjelaskan bahwa dirinya bukanlah orang asing bagi Ji Hyun?
Merasa tak mungkin, Yi Kyung pun berbalik dan mengurungkan niatnya. Saat itu juga Ji Hyun kebetulan keluar dari kamar. Ia memanggil,
“Kak Yi Kyung.” |
Dan Ji Hyun yang tak sanggup menahan beban lebih lama di hatinya, menghambur ke pelukan Yi Kyung dan menangis.
Saat mereka duduk di taman, Yi Kyung bertanya apakah Ji Hyun mengingat dirinya? Tapi mengapa Ji Hyun tak mengingat Han Kang?
Melihat reaksi Ji Hyun, Yi Kyung pun tersadar,